Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil menurut formula slovin adalah 31 petani kopi. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling , yaitu metode pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sampel orang – orang yang dipilih oleh penulis menurut ciri – ciri spesifik dan kriteria tertentu Djarwanto, 2003. Adapun pertimbangan pengambilan sampel dengan metode ini adalah karena populasi dalam penelitian ini dianggap heterogen tidak seragam sehingga diperlukan sampel yang tepat dan bersifat representatif. Penelitian ini mengkaji pula sampel dari petani kopi arabika. Hasil penelitian dari sampel ini digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui apakah petani kopi robusta mendapatkan untung lebih baik dibandingkan petani kopi arabika atau sebaliknya. Dengan alasan kesetaraan, maka jumlah sampel petani kopi arabika disamakan dengan jumlah sampel petani kopi robusta di Desa Silantom Julu.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden, serta pengamatan secara langsung. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Perkebunan Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Pertanian Tapanuli Utara, dan dinas – dinas lain yang terkait dengan penelitian ini, serta literatur atau media lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk tujuan penelitian 1, yaitu mengetahui perkembangan kopi robusta di Kabupaten Tapanuli Utara selama 5 tahun terakhir dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan mengamati perkembangan usahatani kopi robusta selama 5 tahun terakhir. Untuk tujuan penelitian 2, yaitu mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani kopi robusta di daerah penelitian dianalisis dengan menggunakan metode pendapatan. Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan TR dengan total biaya TC atau dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut : Dimana : Pd = Pendapatan TR = Total Penerimaan Rp TC = Total Biaya Rp Soekartawi, 1995. Penerimaan merupakan perkalian antara volume produksi yang diperoleh dengan harga jual dihitung dengan rumus : Dimana : R = Penerimaan Rp Y = Jumlah Produksi Rp Py = Harga RpKg Pd = TR - TC R = Y. Py Soekartawi, 1995. Untuk tujuan penelitian 3, yaitu menganalisis perbandingan pendapatan usahatani kopi robusta dan kopi arabika di daerah penelitian. Untuk menguji perbandingan pendapatan kopi robusta dengan kopi arabika digunakan Uji The Mann-Whitney, yang secara sistematis ditulis dengan rumus: = + + 1 − � = + + 1 − � Dimana : = uji sampel pertama = uji sampel kedua = jumlah sampel pertama = jumlah sampel kedua � = jumlah rangking pada sampel � = jumlah rangking pada sampel Untuk tujuan penelitian 4, yaitu menganalisis kelayakan usahatani kopi robusta dan kopi arabika di daerah penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kelayakan finansial dengan analisis NPV, Net BC dan IRR. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah usahatani kopi robusta di daerah penelitian layak atau tidak layak secara finansial. Net Present Value NPV adalah finansial yang memperhitungkan selisih antara penerimaan dan biaya terhadap besarnya suku bunga atau lebih dikenal dengan istilah analisis yang sudah mempertimbangkan faktor diskonto pada waktu-waktu tertentu. Cara menghitung NPV adalah sebagai berikut : Keterangan : B t = Penerimaan benefit finansial usahatani kopi pada tahun t ��� = t− t +i t � �= C t = Biaya usahatani kopi pada tahun t, Ct dihitung per hektar per tahun n = Umur ekonomis proyek dalam perhitungan dipergunakan 1 tahun i = Discount rate NPV = Nilai netto sekarang Benefit cost ratio BC yaitu tingkat perbandingan antara penerimaan dengan biaya yaitu antara semua nilai-nilai positif dan arus keuntungan bersih setiap tahun bulan setelah didiskontokan dengan jumlah nilai negatif atau dengan rumus : Keterangan : B t = Penerimaan benefit finansial usahatani kopi pada tahun t C t = Biaya finansial usahatani kopi pada tahun t, Ct dihitung per hektar per tahun n = Umur ekonomis proyek i = Opportunity Cost of Capital yang digunakan t = Jangka waktu suatu proyek atau usahatani Kriteria yang dipakai adalah :  Bila BC 1 maka usaha tersebut layak diusahakan  Bila BC 1 maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan Tingkat pengembalian internal IRR merupakan parameter yang dipakai untuk melihat apakah sesuatu usaha mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriteria layak atau tidak layak bagi suatu usaha adalah bila IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku saat usaha itu dilaksanakan dengan meminjam uang biaya dari bank pada saat nilai netto sekarang Net Benefit Value = 0, oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV terlebih dahulu Soekartawi, 1995. ��� B C = Bt − Ct 1 + i t n t= Ct − Bt 1 + i t n t= Perkiraan IRR dapat dicari dengan memecahkan persamaan sebagai berikut : Keterangan : i’ = Nilai Social Discount rate yang ke – 1 i” = Nilai Social Discount rate yang ke – 2 NPV’ = Nilai NET Present Value yang pertama NPV” = Nilai NET Present Value yang kedua  Bila IRR ≥ tingkat suku bunga berlaku maka usahatani kopi tersebut layak untuk dilaksanakan  Bila IRR tingkat suku bunga berlaku maka usahatani kopi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Untuk tujuan penelitian 5, yaitu mengetahui strategi pengembangan kopi robusta di daerah penelitian digunakan analisis SWOT yaitu dengan membandingkan antara faktor eksternal peluang opportunities dan ancaman threats dengan faktor internal kekuatan strengths dan kelemahan weakness dalam strategi pengembangan kopi robusta. Tabel 2. Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL STRENGHTS S Tentukan 5 –10 faktor – faktor kekuatan internal. WEAKNESS W Tentukan faktor – faktor kelemahan internal. OPPORTUNIES O Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal. STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. TREATHS T Tentukan 5 – 10 faktor ancaman eksternal. STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. ��� = � ′ + ��� ′ ��� ′ − ��� � − � ′ Rangkuti, 2009 Keterangan : Opportunities O : Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal. Treaths T : Tentukan 5 – 10 faktor ancaman eksternal. Strength S : Tentukan 5 – 10 faktor – faktor kekuatan internal. Weakness S : Tentukan 5 – 10 faktor – faktor kelemahan internal

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional