anggota kelompok, serta memotivasi anggota kelompok agar lebih berani bertannya dan mengungkapkan pendapatnya.
4.2.2.1.5. Konseling Kelompok Tahap IV 1.
Tahap permulaan Begining Stage Tahap transisi Transition Stage
Pertemuan kelima dilaksanakan hari kamis, tanggal 23 mei 2013 di ruang kelas VII C setelah jam pelajaran sekolah, hal ini dikarenakan hari sabtu sekolah
libur. Tahap ini dimulai dari tahap permulaan yaitu dengan memulai dengan topik bebas, berdo‟a menjelaskan arti konseling kelompok, tujuan, pelaksanaan konseling
kelompok, asas-asas dalam layanan konseling kelompok dan pembacaan janji kerahasiaan. kemudian langsung dilanjutkan kepada tahap peralihan melalui
permainan dan melihat kesiapan dari setiap anggota sebelum masuk tahap kegiatan.
2. Tahap kegiatan WorkingStage
Selanjutnya pemimpin kelompok mulai masuk kepada tahap kegiatan yang merupakan kegiatan inti dari konseling kelompok. Dalam tahap kegiatan konseling
kelompok, sebelum mulai kegiatan pemimpin kelompok menjelaskan kembali pentingnya keterbukaan dan kerahasiaan dari apa yang disampaikan, serta
menanyakan kembali mengenai kesiapan dari setiap anggota. Setelah semua anggota menyatakan kesiapanya barulah pemimpin kelompok
mulai mempersilahkan setiap anggota kelompok untuk menceritakan permasalahan yang dialami berkaitan dengan komunikasi antarpribadi yang dihadapi siswa di
sekolah berkaitan dengan berkaitan dengan sikap berani mengakui kesalahan dan rela memaafkan. Dari pengungkapan permasalahan diperoleh dua permasalahan yaitu:
1. ADK, DE, CAR, MW, NSU, NFZ, dan TSR menyatakan bahwa mereka
termasuk orang yang sulit memaafkan orang lain, terutama orang yang pernah
merendahkan mereka dengan kata-kata kasar.
2. HCN, RA, dan YY sering mencari alasan untuk menutupi kesalahan diri
sendiri. Dari ketiga masalah tersebut kemudian disepakati bersama kira-kira masalah
mana yang akan dibahas terlebih dahulu. Dari semua anggota akhirnya disepakati permasalahan sulit memaafkan orang lain, terutama orang yang pernah merendahkan
mereka dengan kata-kata kasar. Dari pembahasan diketahui penyebab sulit memaafkan orang lain, terutama
orang yang pernah merendahkan mereka dengan kata-kata kasar adalah akibat dari perasaan mereka yang sensitif jika bersangkutan dengan kata-kata. Hal ini
dikarenakan dalam lingkungan keluarga, mereka tidak pernah dimarahi oleh orang tua mereka dengan menggunakan kata-kata dengan nada tinggi, sehingga mereka sangat
sensitif jika ada seseorang menggunakan nada tinggi untuk mengingatkan mereka, apalagi sampai menggunakan kata-kata yang merendahkan harga diri mereka..
Selain itu menurut mereka, menganggap bahwa pengaruh kata-kata akan terasa sangat membekas dalam pikiran mereka, sehingga mereka sulit melupakan dan
memaafkan orang yang pernah merendahkan mereka secara verbal. Hal ini berdampak kepada seringnya mereka berkonflik dengan teman sebaya, kakak kelas,
maupun guru BK. Hal ini dirasakan mereka sebagai hal yang mengganggu dan ingin segera ditemukan penyelesaianya.
Setelah diketahui penyebabnya, selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai permasalahansulit memaafkan orang lain, terutama orang yang pernah merendahkan
mereka dengan kata-kata kasar, dimana setiap anggota kelompok saling mengungkapkan pendapat dan pandangan mengenai solusi dari permasalahan yang
dibahas, hingga diperoleh kesimpulan bahwa jika kita merasa kurang nyaman terhadap perkataan orang lain, terutama yang menyinggung tidak ada salahnya kita
berterus terang. Kita harus belajar memaafkan karena kita manusia yang suatu saat juga pernah salah.
3. Tahap pengakhiran Termination Stage