antarpribadi yang terjalin dengan baik antar komponen sekolah dapat menciptakan hubungan yang hangat, dan nyaman dalam keseharianya, serta dapat menciptakan
suasana kekeluargaan antar anggota sekolah. Siwa kelas VII C SMP Negeri 3 Kendal banyak memiliki siswa mengalami
masalah dalam efektivitas komunikasi antarpribadi. Hal ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru dan siswa yang
diperoleh hasil bahwa tingkat efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas VII C di SMP Negeri 3 Kendal memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Sikap respect yang rendah, hal ini ditandai dengan seringnya siswa
berbicara, padahal didepan mereka masih ada orang yang sedang
menyampaikan sesuatu. 2.
Empathy yang rendah, hal ini ditandai dengan masih seringnya menertawakan teman yang mengalami hal yang memalukan
3. Audible, siswa masih kurang jelasnya siswa dalam menyampaikan maksud
dan tujuan dari apa yang diucapkanya yang ditandai dengan sering terbata-
bata dalam berbicara. 4.
Clarity yang masih rendah, dalam hal ini ditandai dengan seringnya siswa
menggunakan istilah yang sulit dipahami dan sering menimbulkan multi
tafsir dalam kegiatan komunikasi. 5.
Humbel yang rendah, ditandai dengan masih rendahnya kemauan untuk
mengakui kesalahan, dan cenderung menyalahkan orang lain, serta
keengganan minta maaf ketika melakukan kesalahan, terutama terhadap
teman. 6.
Hubungan antar individu yang rendah, ditandai dengan kurangnya rasa akrab
antar siswa, hal ini ditunjukan dengan masih terdapatnya siswa yang
terkesan dianaktirikan dan kurang memiliki teman dalam kelas. 7.
Melaksanakan pesan secara sukarela yang rendah, hal ini ditandai dengan
seringnya siswa membantah perintah guru, terutama ketika diminta maju
kedepan kelas.
Dampak yang muncul dari kegiatan komunikasi antarpribadi seperti diatas antara lain rendahnya keterbukaan siswa terhadap guru mengenai permasalahan yang
sedang dihadapinya, keengganan dalam melakukan interakasi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, munculnya sikap minder, dan sering terjadi konflik antar
anggota sekolah. Yang dalam hal ini merupakan suatu ciri bahwa lingkkungan sosial tersebut mengalami tingkat efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah. Hal ini
menurut pengakuan beberapa guru dan siswa sangat mengganggu dan perlu untuk dicari penyelesaianya.
Dalam rangka membantu mengatasi setiap permasalahan yang dialami oleh siswa yang berkaitan dengan bidang sosial, belajar, pribadi, karier, keluarga dan
agama, serta upaya membantu optimalisasi kemampuan dan pontensi yang ada dalam diri siswa, di sekolah terdapat layanan bimbingan dan konseling. Tugas dan fungsi
utama dari layanan ini adalah membantu siswa dalam menciptakan kehidupan efektif sehari-hari, yaitu kehidupan yang senantiasa produktif bagi pengembangan diri dan
optimalisasi potensi yang ada dalam diri siswa, mencegah dan memelihara kesehatan mentalnya dari ganguan yang dapat menciptakan kehidupan efektif sehari-harinya
terganggu. Selain itu layanan bimbingan dan konseling juga memiliki fungsi sebagai sarana informasi dan pembelajaran bagi siswa.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu para peserta didik dalam upaya mecapai optimalisasi potensi yang ada
pada diri peserta didik dengan memanfaatkan berbagai layanan yang telah tersedia. Layanan konseling kelompok sendiri diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi danatau pemecahan masalah
yang menjadi peserta kegiatan kelompok Prayitno, 2004:1 Fungsi utama dari pelaksanaan layanan konseling kelompok adalah
pengembangan dan pengentasan. Sedangkan tujuan umum dari konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya komunikasi yang
sering terganggu oleh perasaan , pikiran, perasaan, wawasan, dan sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Adapun secara khusus tujuan
dari layanan konseling kelompok adalah terpecahkanya masalah yang dialami oleh anggota kelompok.
Hal lain yang menarik bahwa dalam layanan konseling kelompok setiap individu yang menjadi anggota kelompok diberikan kesempatan berinteraksi
antarpribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan,
diharapkan tujuantujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok
setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan,
menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman. Berdasarkan dengan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa dengan siswa
mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok diharapkan siswa akan terkembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada
tingkah laku positif khususnya dalam bersosialisasikomunikasi, dan terpecahkanya masalah individu yang bersangkutan dan diperoleh imbasan pemecahan masalah
tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan, terutama hal ini berkaitan dengan masalah efektivitas komunikasi antarpribadi disekolah yang rendah dapat
ditingkatkan dengan pelaksanaan layanan konseling kelompok yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan layanan BK disekolah.
Hal ini didukung dengan hasil peneitian terdahulu mengenai pemanfaatan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan efetivitas komunikasi antarpribadi.
Diantaranya peelitin yang tercantum dalam jurnal ilmiah milik Eko Sujadi tahun 2011, tentang Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Layanan Konseling Kelompok
dengan Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 34 Pekanbaru yng diperoleh kesimpulan bahwa, semakin aktif siswa
mengikuti layanan konseling kelompok maka semakin efektif komunikasi antarpribadi siswa.
Berdasarkan keterangan tersebut penulis berasumsi bahwa layanan konseling kelompok dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan
efektivitas komunikasi antarpribadi siswa Sekolah Menengah Pertama.yang mayoritas siswanya berada pada usia prapubertas, dengan mencari akar permasalahan
yang menjadi penyebab dari efektivitas efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah melalui layanan konseling kelompok. Dengan layanan konseling kelompok
siswa akan berlatih mengungkapkan permasalahan yang dialami yang berkaitan dengan komunikasi antarpribadinya yang kurang berkualitas dan berusaha
memecahkannya secara bersama dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Berdasarkan hal tersebut penulis berasumsi bahwa layanan konseling
kelompok dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Kendal.
Hal ini dikarenakan layanan konseling kelompok dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hubungan sosial yang dipengaruhi oleh kualitas efektivitas
komunikasi antarpribadi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Kendal. sehingga penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian eksperiment tentang penggunaan layanan
konseling kelompok guna memningkatkan komunikasi antarpersonal siswa tersebut dengan
judul: MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012-2013
1.2 . Pembatasan Masalah