2.4. Kerangka Berpikir 2.4.1. Pentingnya Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu jenis komunikasi yang menekankan pentingnya aspek psikologis dalam kegiatan komunikasinya.Dimana
dalam kegiatan komunikasi menekankan pentingnya menganggap komunikan sebagai subjek komunikasi bukan sebagai objek komunikasi.
Komunikasi antar pribadi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siswa disekolah. Hal ini dikarenakan
komunikasi dapat membantu perkembangan intelektual dan sosial siswa, membantu pembentukan jati diri siswa melalui komunikasi dengan pihak sekolah, sebagai sarana
memahami realitas disekeliling siswa, dan menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia sekitar, dan yang lebih utama adalah
kesehatan mental sebagian ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, lebih-lebih dengan orang yang menjadi significnant figures
disekolah. Komunikasi antar pribadi yang tidak terbentuk dengan baik disekolah akan
akan berdampak kepada kurang optimalnya potensi siswa dibidang akademik, sosial, dan pribadinya. Hal ini dikarenakan melalui komunikasi antar pribadi kita dapat
mengetahui seberapa dikenal diri oleh lingkungan dan hal ini dapat menghindarkannya dari penolakan oleh lingkungan, yang menunjukan bahwa
individu tersebut normal , sehat secara mental dan bahagia. dalam hal ini menurut
Sugiyo 2005:12 dapat diperoleh melalui dan meningkatkan kualitas komunikasi antar pribadi agar kesehatan mental individu menjadi sehat.
Banyak hal dapat dijadikan sebagai indikator dalam mendeskripsikan bahwa dalam suatu lingkungan sosial mengalami komunikasi antarpribadi yang
rendah.Secara garis besar kondisi komunikasi antarpribadi suatu lingkungan sosial dapat dilihat melalui ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, dimana dari berbagi
sumber yang telah disebutkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa efektivitas
komunikasi antar pribadi yang baik dapat dilihat dari munculnya sikap Respect,
Empathy, Audible, Clarity, Humbel, meningkatnya hubungan antar individu dan melaksanakan pesan secara sukarela,
2.3.2. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Melalui Layanan Konseling Kelompok
Komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang menekankan bahwa komunikan sebagai seorang subyek, bukan sebagai objek dalam
kegiatan komunikasi. Sehingga dalam kegiatan komunikasi ini sangat memperhatikan aspek psikologis dan aspek non psikologis yang sangat berpengaruh terhaadap
kualitas komunikasi antarpribadi dalam suatu lingkungan sosial. Aspek Psikologis, yaitu aspek psikologis yang muncul selama kegiatan
komunikasi yang meliputi munculnya sikap respek, empati, humble, dan meningkatnya hubungan antarpribadi antar individu yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi. Dan aspek non psikologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan
karakteristik pesan dalam komunikasi yang meliputi Pengertian yang sama terhadap makna pesan, Melaksanakan pesan secara sukarela, clarity, dan audibel.
Suatu komunitas sosial dengan karakteristik komunikasi antarpribadi yang berkembang jika ditinjau dari apsek tersebut masuk pada kriteria rendah maka dapat
dikatakan komunitas sosial tersebut bermasalah dalam komunikasi antarpribadi dan perlu segera dicari sumber utama penyebab nya dan perlu dicari solusi yang terbaik.
Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling disekolah yang pada hakekatnya merupakan kegiatan
konseling dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk kepentingan terapeutik guna mengembangkan pribadi semua peserta dan peralihan-peralihan lainya melalui
pendalaman masalah pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar, dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif,
berorientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra. Saling pengertian saling menerima, dan saling mendukung.
Dari berbagai kajian yang telah disebutkan sebelumnya diatas, menyatakan bahwa dalam layanan konseling kelompok memiliki tujuan utama sebagai sarana
dalam upaya membantu pengembangan dan optimalisasi dari potensi yang ada dalam individu yang utamanya berkaitan dengan pengembangan diri bidang sosial dan
belajar melalui pembahasan masalah pribadi yang sedang dialami dan dirasakan mengganggu kehidupan efektif sehari-harinya.
Sedangkan secara khusus konseling kelompok memiliki tujuan membantu individu untuk berani dalam berkomunikasi, berbicara, menngemukakan pendapat
atau ide-ide, saran dan tanggapan didepan orang banyak, berlatih mengembangkan sikap positif, seperti empati, kepekaan, kemampuan menghayati perasaan orang lain,
dan sikap positif lain yang sangat berguna dalam kehidupan sosialnya. Dengan demikian layanan konseling kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi disuatu komunitas yang bermasalah dengan efektivitas komunikasi antar pribadi.
Hal ini jika dilihat dari tujuan dari pelaksanaan layanan konseling kelompok dan penyebab dari efektifitas komunikasi antarpribadi rendah, memiliki keterkaitan.
Dengan tujuan konseling kelompok yang tercantum seperti diatas jika diterapkan maka faktor utama penyebab dari komunikasi antarpribadi rendah yang meliputi
aspek psikis dan non psikis dapat ditemukan melalui pembahasan masalah pribadi dan melalui tahap pembahasan anggota secara tidak langsung melakukan latihan
dalam berkomunikasi, berbicara, mengemukakan pendapat atau ide-ide, saran dan tanggapan didepan orang banyak, berlatih mengembangkan sikap positif, seperti
empati, kepekaan, kemampuan menghayati perasaan orang lain, dan sikap positif lain, yang akan sangat menunjang dalam peningkatan komunikasi antarpribadinya dengan
lingkungan sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konseling kelompok dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi.
Sebagaimana telah disebutkan dalam latar belakang, bahwa siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Kendal mengalami masalah dengan efektivitas komunikasi
antarpribadi, sehingga perlu untuk dicari penyelesaianya. Dengan memanfaatkan layanan konseling kelompok maka siswa dapat diupayakan penyelesaian masalahnya
berkaitan dengan efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah, sehingga efektivitas komunikasi antarpribadi siswa yang semula rendah dapat ditingkatkan.
2.4. HIPOTESIS