Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi DAS menunjukkan bahwa 79,74 termasuk dalam kriteria aktif dan 20,26 menunjukkan sikap
tidak aktif. Sedangkan pada materi arus laut 71.81 menunjukkan sikap aktif dan 28,19 siswa menunjukkan sikap yang tidak aktif. Aktivitas belajar siswa
dalam bepasangan pada materi DAS siswa 85,16 menunjukkan sikap aktif dan 14,84 menunjukkan sikap tidak aktif. Sedangkan pada materi arus laut
81,93 menunjukkan sikap aktif dan 18,07 siswa menunjukkan sikap yang tidak aktif. Aktivitas belajar siswa dalam berbagi pada materi DAS siswa
79,74 menunjukkan sikap aktif dan 20,26 menunjukkan sikap tidak aktif. Sedangkan pada materi arus laut 71.81 menunjukkan sikap aktif dan 28,19
siswa menunjukkan sikap yang tidak aktif. Berdasarkan uraian tersebut peneliti berasumsi bahwa perbedaan
terjadi karena materi DAS mudah dipahami oleh siswa, lingkungan tempat tinggal siswa yang berdekatan dengan sungai memberi mereka pengetahuan
yang berkaitan dengan daerah aliran sungai. Selain itu, media yang digunakan oleh guru sudah mempresentasikan keadaan yang sesungguhnya yang bisa
direspons positif oleh siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan materi arus laut susah dipahami oleh siswa karena, tempat tinggal
siswa yang jauh dari kawasan laut membuat pengetahuan siswa yang berkaitan dengan laut kurang begitu luas. Selain itu, media yang digunakan oleh guru
kurang tepat sehingga minat belajar untuk belajar menjadi rendah, guru hanya menyajikan gambar proses terjadinya arus laut, seharusnya guru menggunakan
media yang menarik untuk menarik perhatian siswa, semisal video.
Aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share kompetensi dasar hidrosfer kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus
secara keseluruhan termasuk dalam kategori aktif. Dikatakan aktif karena sebanyak 3 siswa 3,19 memiliki aktivitas belajar termasuk dalam kategori
sangat aktif, artinya dalam proses pembelajaran siswa belajar dengan sungguh-sungguh memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru,
mengerjakan tugas sesuai instruksi yang diberikan oleh guru, dan ikut berdiskusi aktif dalam berdiskusi kelas, 48 siswa 51,15 memiliki aktivitas
belajar yang termasuk dalam kategori aktif, artinya siswa tetap mengikuti proses belajar mengajar dan tetap menunjukkan sikap aktif dalam proses
belajar mengajar, 40 siswa 42,47 memiliki aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup aktif, artinya siswa tersebut menunjukkan
aktivitas belajar yang tetap mengikuti proses pembelajaran tetapi siswa yang termasuk kriteria cukup aktif ini terkadang berbuat sesukanya dan terkadang
membuat kegaduhan dikelas. dan 3 siswa 3,19 memiliki aktivitas belajar yang termasuk dalam kategori kurang aktif, artinya siswa tersebut tidak
mengikuti proses pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru, tidak mengerjakan tugas dengan baik, bermain sendiri dan sering keluar masuk
kelas. Belajar ilmu sosial terdapat beberapa faktor yang mendukung hasil
belajar yang optimal, salah satunya adalah aktivitas belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar, aktivitas merupakan hal yang penting. Pengalaman
belajar akan diperoleh siswa jika siswa tersebut melakukan aktivitas sendiri
untuk memproses dan mengolah perolehan belajar secara efektif. Siswa dituntut agar aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Dengan demikian,
proses belajar mengajar akan melalui berbagai akivitas, baik aktivitas secara fisik maupun secara psikis.
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh 1 Monotessori dalam Sardiman, 2007:96 sangat jelas bahwa aktivitas diperlukan dalam
proses belajar mengajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar merupakan prinsip yang penting di
dalam proses mengajar. Peserta didik memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendidri. Pendidik akan berperan sebagai
pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan peserta didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan gambaran bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas didalam pembentukan diri adalah anak didik itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan
yang akan diperbuat oleh anak didiknya. Dari pandangan tersebut, jelas bahwa kegiatan belajar siswa harus aktif. Kadar tinggi rendahnya keaktifan belajar
dapat dilihat dari aktifnya siswa dalam memngikuti proses belajar mengajar dan aktivitas yang tinggi akan memberikan dampak yang baik terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar bagi peserta didik. Dengan kata lain behwa dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya aktivitas.
2 Thomas M, Risk dalam Rohani, 2004: 6 sebagai berikut: Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar dimana pengalaman
itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.