AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE KOMPETENSI DASAR HIDROSFER KELAS X MA DARUL HIKAM KABUPATEN KUDUS

(1)

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

THINK PAIR SHARE

KOMPETENSI DASAR HIDROSFER KELAS X

MA DARUL HIKAM KABUPATEN KUDUS

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Taufikur Rohman

3201411140

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 1 Desember 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Eva Banowati, M.Si Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si NIP. 196109291989012003 NIP. 196208111988032001

Mengetahui: Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP 19620904 1989011 001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi dengan judul Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran

Think Pair Share Kompetensi Dasar Hidrosfer Kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus, telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsiFakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 1 Desember 2011 Penguji I

Drs. Sriyono, M.Si NIP. 106312171988031002 Penguji II

Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si NIP. 196208111988032001

Penguji III

Dr. Eva Banowati, M.Si NIP. 96109291989012003 Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial,

Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA. NIP. 19638021988031001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Desember 2015

Taufikur Rohman NIM. 3201411140


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena

di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

untuk berhasil” (Mario Teguh).

“Kita boleh menangis, kita boleh

galau, kita boleh bingung, kita boleh sedih tapi

kita tak boleh menyerah karena kalau kita menyerah”

“Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama

untuk menyelasaikannya.”

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

1.

Bapak Saronji dan Ibu Sarti serta

adik-adikku tercinta, terima kasih untuk kasih

sayang, motivasi dan doanya, kalian adalah

segalanya bagiku.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta kamudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Kompetensi Dasar Hidrosfer Kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus”.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA., yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi

3. Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu kelancaran penelitian.

4. Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh studi di Jurusan Geografi.


(7)

vii

5. Dr. Eva Banowati, M.Si., dosen pembimbing I dan Prof. Dr. Dewi Liesnoor S., M.Si., dosen pembimbing II yang dengan sabar dan penuh tanggung jawab memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Guru Geografi MA Darul Hikam Kabupaten Kudus atas bantuan, dukungan, dan kerjasamanya dalam penelitian.

7. Siswa kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus yang telah menjadi objek dalam penelitian ini.

8. Muhammad Yahya Mauliddin, Ahmad Asnawi, Nur Hidayat, dan Zakaria Al Anshori, yang telah membantu peneliti;

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk semuanya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian khususnya Geografi.

Semarang, Desember 2015 Penyusun


(8)

viii SARI

Rohman, Taufikur. 2015. Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Kompetensi Dasar Hidrosfer Kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, UNNES. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Dr. Eva Banowati, M.Si dan Prof. Dr. Dewi Liesnoor S., M.Si. 79 halaman.

Kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Think-Pair-Share

Belajar merupakan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk melakukan tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, Proses belajar siswa dikatakan baik apabila mendapat hasil yang optimal. Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa model pembelajaran Think Pair Share dalam mata pelajaran geografi kompetensi dasar hidrosfer.

Penelitian populasi adalah di siswa kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 94 siswa. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian. Metode pengumpul data dengan dokumentasi dan observasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah deskripsi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum aktivitas belajar siswa dengan model Think Pair Share kompetensi dasar hidrosfer kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus termasuk dalam kriteria aktif. Aktivitas belajar siswa dalam berpikir menunjukkan bahwa 75,53% termasuk dalam kategori aktif, hal itu terlihat dari kemampuan siswa dalam mengidentifikasi gambar daerah aliran sungai. Aktivitas belajar siswa dalam berpasangan menunjukkan bahwa 82,57% termasuk dalam kategori aktif, hal itu terlihat dari keaktifan siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk memecahkan masalah. Aktivitas belajar siswa dalam berbagi menunjukkan bahwa 51,06% termasuk dalam kategori aktif, hal tersebut terlihat dari siswa saling saling berbagi dengan teman sekelasnya atas hal yang telah didapatkan dari diskusi dengan pasangannya.

Saran yang dapat diberikan yaitu: guru untuk selalu menerapkan model pembelajaran belajar yang menuntut siswa agar aktif dalam pembelajaran. Siswa dalam mata pelajaran geografi untuk meningkatkan aktivitas belajarnya karena dengan aktivitas belajar yang tingi akan diperoleh hasil belajar yang tinggi pula.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat ... 5

E. Penegasan Istilah ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Belajar ... 7

B. Pembelajaran ... 11


(10)

x

D. Model pembelajaran Think Pair Share ... 21

E. Hidrosfer ... 25

F. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Penentuan Obyek Penelitian ... 32

B. Variabel Penelitian ... 32

C. Metode Pengumpulan Data ... 23

D. Analisis Instrumen ... 34

E. Metode Analisis Data ... 36

F. Alur Penelitian ... 38

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 39

2. Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaraan Think Pair Share ... 42

B. Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ... 65


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Aktivitas Belajar Siswa pada Materi DAS ... 43

4.2 Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Arus Laut... 45

4.3 Aktivitas Belajar Siswa dalam Berpikir ... 48

4.4 Aktivitas Belajar Siswa dalam Berpasangan ... 50


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 31 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 38 Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian MA Darul Hikam... 40


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-Kisi Instrumen ... 66

2 Lembar Observasi ... 67

3 Rubrik Lembar Penilaian Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa ... 68

4 Daftar Nama Responden ... 72

5 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Ujicoba Instrumen Penelitian ... 73

6 Perhitungan Validitas Ujicoba Instrumen Penelitian ... 74

7 Perhitungan Reliabilitas Ujicoba Instrumen Penelitian ... 75

8 Skor Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Daerah Aliran Sungai ... 76

9 Skor Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Arus Laut ... 78

10 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Materi Daerah Aliran Sungai ... 80

11 Rekapitulasi aktivitas Belajar Siswa Materi Arus Laut ... 82

12 Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa ... 84

13 Rencana Pelaksaan Pembelajaran Materi Daerah Aliran Sungai ... 86

14 Rencana Pelaksaan Pembelajaran Materi Materi Arus Laut ... 88

15 Gambar yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran ... 90

16 Surat Ijin Penelitian ... 91

17 Surat Keterangan Penelitian ... 92


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menjadi penerus dan pelaksana pengembangan di segala bidang. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia proses pembelajaran yang merupakan kegiatan inti harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa. Dengan demikian, guru memegang peranan penting untuk dapat mengkondisikan hal tersebut dengan baik, sehingga guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang diharapkan dapat terwujud dengan optimal.

Belajar merupakan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk melakukan tingkah laku, jadi melakukan kegiatan (Sardiman, 2011:96). Aktivitas merupakan salah satu fakor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, untuk itu guru harus menciptakan iklim pembelajaran yang menuntut siswa lebih aktif dalm proses pembelajaran.

Pembelajaran geografi membutuhkan pemahaman konsep, penalaran, dan menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis diperlukan untuk menghubungkan materi pembelajaran yang diperoleh dengan kasus fenomena di sekitar. Mata pelajaran geografi


(15)

membangun dan mengembangkan pemahaman tentang geosfera. Peserta didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat tercipta kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha-usah untuk menumbuhkan dan memberi motivasi agar anak didiknya melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas dengan baik. Proses itu merupakan tindakan konkrit untuk mencapai tujuan dan juga untuk menilai sejauh mana tujuan itu dicapai.

Pemilihan model pembelajaran yang menarik merupakan salah satu cara guru untuk meningkatkan aktivitas siswa guna siswa tidak hanya menerima pelajaran secara pasif. Selama ini kebanyakan guru hanya menggunakan model pembelajaran yang monoton sehingga siswa mengalami kejenuhan dan kemalasan dalam aktivitas belajar.

Model pembelajaran membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai variasi agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Model pembelajaran yang menyenagkan akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, salah satunya adalah model pembelajaran Think Pair Share.


(16)

Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran, model pembelajaran ini dapatmeningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Meski siswa lebih aktif, guru harus tetap mengontrol serta membimbing siswa baik perorangan maupun kelompok (Hamdayama, 2014:201).

Suatu pengetahuan terkadang hanya dilihat dari hasil belajar pada nilai raport dalam bentuk angka. Tetapi dalam proses pembelajaran terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa untuk dapat dikatakan menguasai suatu pengetahuan. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas berbicara, aktivitas mendengarkan, aktivitas mental, aktivitas emosional dan lain-lainl. Aktivitas-aktivitas tersebut penting dilakukan untuk dapat menguasai suatu ilmu pengetahuan dan pada akhirnya akan menentukan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Thomas M, Risk (dalam Rohani, 2004: 6) sebagai berikut: Mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar dimana pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di MA Darul Hikam Undaan Kudus diperoleh: Aktivitas siswa selama pembelajaran masih rendah dan siswa cenderung individual. Hal tersebut tampak dari partisipasi siswa dalam pembelajaran cenderung pasif dan siswa kurang termotivasi untuk


(17)

memberikan pendapat ketika guru mengajukan pertanyaan serta bekerjasama saling bertukar pendapat dengan siswa lain; siswa yang bersifat tertutup dan malu bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang yang belum dimengerti. Hal itu menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Situasi tersebut akan membuat suasana kelas kurang interaktif untuk belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengkaji secara ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Kompetensi Dasar Hidrosfer Kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas belajar siswa model pembelajaran Think Pair Share dalam mata pelajaran geografi kompetensi dasar hidrosfer?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share mata pelajaran geografi kompetensi dasar hidrosfer.


(18)

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk pengembangan di bidang pendidikan berkaitan dengan aktivitas belajar siswa khususnya dalam kompetensi dasar hidrosfer.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan menumbuhkan aktivitas belajar iswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam kompetensi dasar hidrosfer.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka istilah yang terdapat pada judul tersebut perlu dijelaskan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja (Sardiman, 2005:94).

Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1) Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, 2) Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi/memecahkan masalah secara


(19)

individu, 3) Keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan pasangannya, 4) Kemampuan siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis, 5) Kemampuan memaparkan hasil diskusi kelompok, 6) Kemampuan berpendapat siswa dalam diskusi kelas, 7) Kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas, 8) Kemampuan siswa menjawab pernyataan dalam diskusi kelas, 9) Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat orang lain, 10) Menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis.

2. Kompetensi Dasar Hidrosfer

Kompetensi dasar hidrosfer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi dalam mata pelajaran geografi kelas X tingkatan SMA atau sederajat tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, kompetensi dasar hidrosfer yang diamati dalam penelitian ini adalah pada pokok bahasan DAS, dan Arus laut.


(20)

BAB II

LANDASAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Pengertian balajar sangat beragam, dan antara ahli yang satu dengan lainnya mendefinisikan tentang belajar berbeda-beda. Pengertian dari belajar dapat didefinisikan secara umum maupun khusus.

1. Pengertian Belajar Secara Umum

Pengertian belajar secara umum ialah pengertian belajar yang disepakati oleh semua ahli-ahli yang menyelidiki tentang belajar. Pada umumnya ahli-ahli tersebut mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil dari suatu aktivitas belajar adalah perubahan.

2. Pengertian Belajar Secara Khusus

Pengertian belajar secara khusus adalah pengertian belajar yang dikemukakan oleh ahli-ahli yang menganut aliran psikologi tertentu. Para penganut aliran psikologi tersebut setuju bahwa hakikat belajar adalah perubahan, namun bagaimana bagaimana proses perubahan tersebut terjadi berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan itu disebabkan aliran psikologi yang dipakai sebagai landasan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perubahannya, tidak sama (Darsono, 2001: 2). Ada empat aliran psikologis yang mendasari pengertian balajar secara khusus yaitu Behavioristik, Kognitif, Gestalt, dan Humanistik.


(21)

3. Unsur-Unsur Belajar

Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku, Gagne dalam (Anni, 2007:4). Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berukut:

a. Pembelajar

Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang komplek dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari.

b. Rangsangan (Stimulus)

Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajaran disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang.

c. Memori

Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.


(22)

d. Respon

Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon pada pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance).

Keempat unsur belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto (2003: 54) pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:

a. Faktor intern

Dalam faktor ini dibahas 2 faktor yaitu:

1) Faktor jasmaniah mencakup: (1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh


(23)

2) Faktor psikologis mencakup: (1) Intelegensi (2) Perhatian (3) Minat (4) Bakat (5) Motivasi (6) Kematangan (7) Kesiapan 3) Faktor kelelahan

b. Faktor ekstern Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:

1) Faktor keluarga mencakup: (1) cara orang tua mendidik (2) relasi antar anggota keluarga (3) suasana rumah (4) keadaan ekonomi keluarga (5) pengertian orang tua (6) latar belakang kebudayaan 2) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat,

B. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai


(24)

pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2011:62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.


(25)

Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009:3) mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, secara indikator yang telah ditentukan. Tujuan embelajaran juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam.

b) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa. Djamarah (2006:43) menerangkan materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan.


(26)

Materi pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan materi pembelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan. Harjanto (2005:222) menjelaskan beberapa kriteria pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangka dalam sistem pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran, yaitu:

1) Kriteria tujuan pembelajaran.

Suatu materi pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

2) Materi pembelajaran supaya terjabar.

Perincian materi pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran khusus yang dijabarkan telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pembelajaran.

3) Relevan dengan kebutuhan siswa.

Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pembelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh.


(27)

Beberapa aspek di antaranya adalah pengetahuan sikap, nilai, dan keterampilan.

4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat.

Siswa dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pembelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembanga mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.

5) Materi pembelajaran mengandung segi-segi etik.

Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

6) Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.

Setiap materi pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologi siswa. Dengan cara ini diharapkan sisi materi tersebut akan lebih mudah diserap siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.


(28)

7) Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.

Ketiga faktor tersebut perlu diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran. Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku, Kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. Tanpa materi pembelajaran proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, materi pembelajaran yang dipilih harus sistematis, sejalan dengan tujuan yang telah dirumuskan, terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar, mengandung segi-segi etik, tersusun dalam ruang lingkup yang logis, dan bersumber dari buku.

c) Media pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak terlalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namunproses belajar tanpa kehadiran guru dan lebih mengandalkan media termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Susilana dan Riyana (2009:179) mengklasifikasikan penggunaan media


(29)

berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu: 1) Penggunaan media di kelas

Teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. 2) Penggunaan media di luar kelas

Media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Penggunaan media di luar kelas dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram dan penggunaan media secara terprogram.

Dari beberapa pengertian diatasdapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam dan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka diharapkan guru dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Selain dalam memilih media pembelajaran, guru juga harus dapat memperlihatkan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang


(30)

tidak digunakan secara maksimal juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

d) Pendidik/guru

Menurut Djamarah dalam (Yamin dan Maisah, 2009:100) secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat maupun di sekolah. Guru dilihat sebagai sosok yang kharismatik, karena jasanya yang banyak mendidik umat manusia dari dulu hingga sekarang. Mulyasa (Yamin dan Maisah, 2009: 101) juga menegaskan jika semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru.

Guru sebagai pengelola pembelajaran, guru bertugas untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif. Kedua tugas itu saling berkaitan satu dengan yang lain.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan komponen utama yang sangat penting dalam prose pembelajaran karena tugas guru bukan hanya sebagai fasilitator namun ada dua tugas yang harus dikerjakan oleh guru dalam kegiatan


(31)

pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut sebagai pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola kelas.

e) Lingkungan tempat belajar

Lingkungan merupakan segala situasi yang ada disekitar kita. Suciati (2007:5) menjelaskan bahwa lingkungan belajar adalah situasi yang ada di sekitar siswa pada saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Jika lingkungan ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai positif dalam membangun dan mempertahankan sifat positif. Lingkungan terdiri dari lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar diartikan sebagai gabungan faktor-faktor geografi dan sosial ekonomi yang mempengaruhi hubungan sekolah dengan masyarakatnya. Sedangkan lingkungan dalam adalah bahan pokok bangunan dan ketersediaan peralatan untuk menunaikan tugas pengajaran dan belajar. Dalyono (2007:129) juga menegaskan bahwa lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun sosio-kultural.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat belajar adalah segala situasi yang ada di sekitar siswa saat proses pembelajaran. Jadi lingkungan fisik tempat belajar adalah segala sesuatu dalam bentuk fisik yang ada di sekitar siswa saat proses pembelajaran. Lingkungan yang ditata dengan baik akan menciptakan kesan positif dalam diri siswa, sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar dan


(32)

lebih nyaman dalam belajar.

f) Pengelolaan Proses Pembelajaran

Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar. Tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar.

Menurut Sumiati dan Asra (2009:4) peran guru dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut ini: 1). Merencanaan pembelajaran, yang terinci dalam empat sub kemampuan yaitu perumusan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, penetapan kegiatan belajar mengajar, penetapan metode dan media pembelajaran, penetapan alat evaluasi: 2). Pelaksanaan pengajaran yang termasuk di dalamnya adalah penilaian pencapaian tujuan pembelajaran: 3). Mengevaluasi pembelajaran dimana evaluasi ini merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan: 4). Memberikan umpan balik menurut Stone dan Nielson (Sumiati dan Asra, 2009:7) umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar


(33)

pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pemberian sikap dan kepercayaan kepada peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membanttu peserta didik dapat berjalan dengan baik.

C. Aktivitas Belajar

Risk dalam (Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar-mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences (mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya.

Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik yaitu peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja. Sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) yaitu jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pembelajaran yang dialaminya. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Pada saat peserta didik aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya.


(34)

Diedrich dalam (Rohani, 2004:9) menyebutkan terdapat delapan macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan rohani, antara lain sebagai berikut:

1. Aktivitas melihat (visual activities) meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2. Aktivitas berbicara (oral activities) meliputi menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, san sebagainya.

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) meliputi mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

4. Aktivitas menulis (writing activities) meliputi menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.

5. Aktivitas menggambar (drawing activities) meliputi menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.

6. Aktivitas motorik (motor activities) meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7. Aktivitas mental (mental activities) meliputi menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8. Aktivitas emosional (emotional activities) meliputi menaruh minat, merasa bosan, tenang, gugup, dan sebagainya.


(35)

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

D. Model pembelajaran Think Pair Share

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan perangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Menurut Suprijono (2009:46) model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Joyce & Weil dalam (Rusman, 2011:133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing


(36)

pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar, Soekamto dalam (Hamruni, 2012:5).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana proses belajar yang tersusun sistematis yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Think Pair Share

Think-Pair-Share atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Think-Pair-Share dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, model inidapat juga memperbaiki rasa percaya diri dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. Sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu Think, Pair, Sharing. Guru tidak satu-satunya lagi sumber pembelajaran, tetapi justru siswa dituntut untuk dapat


(37)

menemukan dan memahami konsep-konsep baru (Hamdayama, 2014:201).

3. Tahap-tahap model pembelajaran Think Pair Share

Metode Pembelajaran ini memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Menurut Suprijono (2012:91) tahap-tahap model pembelajaran Think Pair Share

terdiri dari tiga langkah, Penjelasan dari setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut:

a. Tahap Think

Seperti namanya Think, pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pembelajaran untuk dipikirkan peserta didik. Guru memberi kesempatan pada siswa memikirkan jawabannya.

b. Tahap Pair

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui diskusi dengan pasangannya.

c. Tahap Share

Hasil diskusi intersubjektif pada tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dengan


(38)

Sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya-jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

4. Kelebihan Model Think Pair Share

Menurut Hamdayama (2014:203) model pembelajaran Think pair Share mempunyai kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran lain, yaitu:

Penggunaan metode pembelajaran ini menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru diawal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikan pada pertemuan selanjutnya, dan model pembelajaran ini tidak monoton yang membuat siswa lebih aktif sehingga siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru yang membuat hasil belajar siswa lebih aktif

Selain itu, hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam proses belajar mengajar adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran Think pair Share, perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap, sehingga pada akhir prmbelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa dapat lebih optimal, serta meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran menuntut siswa untuk dapat bekerjasama


(39)

dengan tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.

E. Hidrosfer

Hidrosferadalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita. Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi (Waluyo, 2009:221).

1. Siklus hidrologi

Siklus hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer.

Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi adalah evaporasi, presipitasi, infiltrasi surface run off. Perairan bumi digolongkan menjadi dua macam:

2. Perairan darat a. Sungai


(40)

Menurut Iskandar (2009:212) sungai adalah massa air yang mengalir secara alami pada suatu lembah dan bermuara di laut, danau, atau di sungai lain.

Jenis sungai berdasarkan geologinya:

1) sungai anteseden, yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan daerah;

2) sungai superimposed, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan sedimen yang datar dan menutupi lapisan di bawahnya.

b. Danau

Menurut Endarto, dkk. (2009:169) danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai, dan gletser.

c. Rawa

Menurut Hartono (2009:123) Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem

drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya.

3. Perairan laut

Perairan laut adalah seluruh badan air yang terdapat di lautan (Iskandar, 2009:214). Dari seluruh luas permukaan bumi kita, 70% terdiri


(41)

dari air yang disebut lautan. Semua badan air yang terdapat di daratan (perairan darat), airnya berasal dari air laut atau lautan.

a. Laut Berdasarkan kedalamannya

1) Zona litoral atau jalur-pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara daerah pasang dan surut.

2) Zona neritik, yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal).

3) Zona batial, yaitu yang kedalamannya antara 200 – 2.000 m.

4) Zona abisal, yaitu daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2.000 m.

b. Relief Dasar Laut

Bentuk permukaan dasar laut bervariasi karena adanya peristiwa pengangkatan dan penurunan kulit bumi. Relief dasar laut dibedakan sebagai berikut:

1) Paparan Benua adalah dasar laut yang landau terhampar di tepi benua dengan kedalaman rata-rata 200 m.

2) The Deep adalah dasar laut yang menjorok ke bawah sehingga letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya.

3) Berdasarkan bentuknya, the deep dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Basin (lubuk laut atau ledok laut) adalah dasar laut yang berbentuk cekungan.


(42)

b) Palung laut adalah dasar laut yang terdalam, tepinya terjal dan sempit, memiliki kedalaman lebih dari 5.000 m.

c) Gunung laut adalah gunung yang muncul dari dasar laut; misal Gunung Krakatau

d) Punggung laut adalah deretan pegunungan dasar laut yang puncaknya tidak mencapai permukaan laut, disebut juga dengan ambang laut

e) Atol adalah terumbu karang yang sebagian terendam air laut yang membentuk lingkaran, dengan pulau-pulau rendah di sekeliling laguna besar yang berbentuk gelang.

c. Arus Laut

Arus laut adalah gerakan air laut. Pada umumnya arus laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut, perbedaan suhu, pasang naik, dan pasang surut air laut (Hartono, 2009:128).

Menurut temperaturnya, arus laut dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, dan Arus Brasilia.

2. Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Labrador, Arus


(43)

Benguela, dan Arus Oya Syiwo. Manfaat arus laut bagi kehidupan, antara lain sebagai berikut.

3. Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang kembali, terutama untuk para nelayan yang masih memper gunakan perahu layar.

4. Arus konveksi menyebabkan peredaran (sirkulasi) air, hal ini me mengaruhi pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan.

F. Kerangka Berpikir

Kompetensi dasar hidrosfer membutuhkan pemahaman konsep, penalaran, dan menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menghubungkan materi pembelajaran yang diperoleh dengan kasus fenomena di sekitar. Dari hal tersebut, siswa dituntut agar banyak melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran.

Suatu pengetahuan terkadang hanya dilihat dari hasil belajar pada nilai raport dalam bentuk angka. Tetapi dalam proses pembelajaran terdapat beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa untuk dapat dikatakan menguasai suatu pengetahuan. Belajar merupakan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk melakukan tingkah laku, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Pemilihan model pembelajaran yang menarik adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas siswa guna siswa tidak hanya menerima pelajaran secara pasif.


(44)

Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran, model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dengan model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun kerangka berpikir yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1:


(45)

BAB III

Aktivitas belajar siswa pada kompetensi dasar hidrosfer akan lebih baik bila menggunkan model pembelajaran

Think Pair Share

Perairan Darat individual, rendahnya kerjasama antarsiswa dan malu bertanya kepada guru.

Perairan Darat

Materi Hidrosfer

Membutuhkan pemahaman konsep, penalaran, dan menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk

menghubungkan materi pembelajaran yang diperoleh dengan kasus fenomena di sekitar.

Model Pembelajaran

Think Pair Share

Aktivitas Belajar Siswa:

1. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. 2. Kemampuan siswa memecahkan masalah secara individu. 3. Keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan pasangannya 4. Kemampuan siswa menyajikan hasil diskusi kelompok

secara tertulis.

5. Kemampuan memaparkan hasil diskusi.

6. Kemampuan berpendapat siswa dalam diskusi kelas. 7. Kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas. 8. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan ketika

berdiskusi dalam kelas.

9. Kemampuan menghargai pendapat orang lain. 10. Menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis.


(46)

METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 94 siswa dengan karakteristik siswa mendapat materi pelajaran dari kurikulum yang sama, jumlah jam pelajaran yang sama dan proses pembelajaran menggunakan model yang sama serta diajar oleh guru yang sama. Karena jumlah populasi penelitian kurang dari 100, maka semua anggota populasi dijadikan objek penlitian.

B. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share kompetensi dasar hidrosfer yang terdiri dari sub-sub variabel sebagai berikut:

1. Think

a. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

b. Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi/memecahkan masalah secara individu.

2. Pair

a. Keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan pasangannya

b. Kemampuan siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis.


(47)

3. Share

a. Kemampuan memaparkan hasil diskusi,

b. Kemampuan berpendapat siswa dalam diskusi kelas, c. Kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas,

d. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan ketika berdiskusi dalam kelas,

e. Kemampuan menghargai pendapat orang lain, f. Menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis. C. Metode Pengumpulan data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan metode dokumentasi dan metode observasi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data berupa data jumlah siswa kelas X MA Darul Hikam, hasil belajar siswa kelas X dari tes formatif seteah pembelajaran.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti hanya mengadakan pengamatan saja tanpa menjadi anggota kelompok yang diamati. Observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair


(48)

Share pada materi hidrosfer. Alat yang digunakan adalah lembar observasi.

D. Analisis Instrumen

Sebelum lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas belajar maka tiap-tiap aspek aktivitas terlebih dahulu harus diujicobakan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas lembar observasi. Setelah lembar observasi valid dan reliabel, barulah kemudian lembar observasi dapat digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas belajar siswa kompetensi dasar hidrosfer.

1. Analisis Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas butir lembar observasi maka digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu:

r

xy

 

 

             

y

y

x

x

n n y x xy n 2 2 2 2 Keterangan:

r

xy : Koefisien korelasi antara x dan y.

x : Skor observasi indikator ke-i

y : Skor yang diujicobakan


(49)

Hasil perhitungan

r

xy dibandingkan dengan tabel kritis r product moment dengan N= 94 dan taraf signifikan 5%. Jika

r

xy> r tabel kritis, maka instrumen tiap-tiap aspek aktivitas tersebut dinyatakan valid (Arikunto, 2006: 170). Hasil uji coba instrumen penelitian diketahui

r

xy>

r tabel, maka instrumen tiap-tiap aspek aktivitas tersebut valid. 2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baikUntuk mengukur reliabilitas digunakan rumus alpha.

                  

2 2

11 1 1

t b k k

r

Keterangan:

r

11 : reliabilitas yang dicari

k : banyaknya butir indikator

2

b : jumlah varians skor tiap-tiap indikator

2

t : varians total Rumus varians:


(50)

 

n n

x

x

  

2 2

2

Hasil perhitungan

r

11 dibandingkan dengan tabel kritis r product moment pada N=94 dan α=5%. Jika

r

hitung

r

tabel maka item yang diujicobakan reliabel. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (

r

11) yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Jika

r

11≤ 0,20 = sangat rendah Jika 0,21 ≤

r

11 ≤ 0,40 = rendah

Jika 0,41≤

r

11 ≤ 0,60 = sedang Jika 0,61≤

r

11 ≤ 0,80 = tinggi

Jika 0,81≤

r

11 ≤ 1,00 = sangat tinggi

(Arikunto, 2006: 196) Hasil uji reliabilitas dengan N=94 dan taraf signifikansi 5% diperoleh

r

hitung

r

tabel, maka item yang diujicobakan tersebut reliabel. Hasil perhitungan tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena berada pada rentang 0,81 – 1,00.


(51)

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk menggambarkan aktivitas belajar siswa dan regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis atau mengetahui seberapa besar pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar kompetensi dasar hidrosfer.

Adapun analisis data yang dilakukan sebagai berikut: 1. Deskriptif

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskripsi yaitu untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik sau variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti, Darmadi dalam (Iskandar, 2014:185).


(52)

F. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Observasi

Data Tentang Aktivitas Belajar Siswa

Tabulasi Data (Tabel Frekuensi)

Deskriptif

Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Think Pair


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memaparkan tentang gambaran umum penelitian, aktivitas belajar siswa, dan pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar kompetensi dasar hidrosfer.

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah MA Darul Hikam Kabupaten Kudus. Secara admisnistratif MA Darul Hikam terletak di Jl. Kudus-Purwodadi km 16 Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, yang terletak pada lintang 60 55’ 57” LS– 110047’ 26” BT.

Secara geografis letak Desa Kalirejo adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jati (Kudus), sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukolilo (Pati), sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Klambu (Grobogan), dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Gajah (Demak).


(54)

(55)

b. Kondisi Sekolah

1) Jumlah Kelas

Jumlah kelas yang ada di MA Darul Hikam terdiri atas 9 kelas, dengan rincian sebagai berikut: kelas X terdiri atas 3 kelas, kelas XI terdiri atas 3 kelas, dan kelas XII terdiri atas 3 kelas. 2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di MA Darul Hikam adalah ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, ruang UKS, kamar mandi, dan lapangan. Adapun media pembelajarannya yaitu peta yang terdiri atas peta Indonesia, peta Eropa, peta Asia tenggara, peta Amerika, peta Dunia, Globe, serta buku-buku pembelajaran geografi.

3) Kurikulum

Proses pembelajaran di MA Darul Hikam mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

4) Guru Geografi

Guru Geografi di MA Darul Hikam berjumlah 1 orang yaitu Ibu Atminah, S.Pd. Beliau adalah satu-satunya guru yang mengampu mata pelajaran Geografi dari kelas X sampai kelas XII.


(56)

2. Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Think Pair Share

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif untuk mencari jawaban dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share

kompetensi dasar hidrosfer kelas X MA Darul Hikam Kabupaten Kudus. Dalam aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Think Pair Share yang diamati ada beberapa tahap dalam proses pembelajaran, tahap tersebut adalah aktivitas siswa dalam berpikir, aktivitas siswa dalam berpasangan, dan aktivitas siswa dalam berbagi.

Berdasarkan tahap-tahap tersebut, terdapat beberapa kegiatan didalamnya. Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas siswa dalam berpikir adalah: siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, kemampuan dalam memecahkan. Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas siswa dalam berpasangan adalah: aktivitas siswa dalam diskusi dengan pasangannya, kemampuan menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis. Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas siswa dalam berbagi adalah: kemampuan memaparkan hasil diskusi kelompok, kemampuan berpendapat, kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas, kemampuan menjawab pernyataan dalam diskusi kelas, menghargai pendapat orang lain, menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis.


(57)

Berikut adalah tabel hasil aktivitas belajar dengan model pembelajaran Think Pair Share pada materi Daerah Aliran Sungan (DAS).

Tabel 4.1 Aktivitas Belajar Siswa pada Materi DAS

Tahap Aktivitas Uraian

Think (Berpikir) Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru

Siswa kondusif, tenang, merespons terhadap hal yang diberikan oleh guru. Selain itu, mereka mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Memecahkan

masalah secara individu

Siswa mengidentifikasi dan

menjelaskan secara jelas perbedaan gambar Daerah Aliran Sungai (DAS).

Pair

(Berpasangan)

Aktivitas berdiskusi

dengan pasangannya Siswa saling bertukar pendapat dengan pasangannya untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.

Menyajikan hasil

diskusi secara tertulis Hasil diskusi kelompok sudah disajikan dengan baik melalui ketepatan penjelasan dan kejelasan tulisan.

Share

(Berbagi)

Memaparkan hasil

diskusi kelompok Siswa memaparkan hasil diskusi kelompok dengan aktif, percaya diri dan kejelasan bahasa yang

digunakan. Kemampuan

berpendapat dalam diskusi kelas

Pendapat yang dikemukakan

berkaitan dengan materi dan terdapat 17 siswa yang mengungkapkan pendapatnya.

Kemampuan bertanya

dalam diskusi kelas Kualitas pertanyaan yang disampaikan sangat baik, berkaitan dengan materi, dan mudah dipahami, dan terdapat 21 siswa yang bertanya. Kemampuan

menjawab pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan dengan tepat, jelas, dan disertai dengan contoh.


(58)

Menghargai Pendapat

Orang lain Siswa kondusif. Namun, masih terdapat siswa berbicara ataupun bermain dengan temannya. Menyimpulkan hasil

diskusi Setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi secara tepat sesuai dengan diskusi.

Sumber: Data Penelitian, 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share yang termasuk aspek kognitif adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara individu, berpendapat dalam diskusi kelas, kemampuan bertanya dalam diskusi dalam kelas, menjawab pernyataan dalam diskusi kelas. Dari aktivitas tersebut aktivitas siswa yang paling aktif adalah aktivitas memecahkan masalah secara individu, karena setiap siswa mengerjakan secara individu dan setiap siswa menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan logis. Sedangkan aktivitas berpendapat, bertanya, dan menjawab pernyataan menunjukkan bahwa siswa aktivitas siswa kurang aktif karena dari aspek tersebut hanya sebagian kecil yang menunjukkan sikap aktif.

Aktivitas belajar siswa yang termasuk aspek afektif adalah aktivitas siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan pasangannya, menghargai pendapat orang lain. Ketiga aktivitas tersebut menunjukkan sikap yang aktif, hal itu dapat diketahui dari frekuensi ketiga aktivitas tersebut termasuk dalam kriteria aktif.


(59)

Aktivitas belajar siswa yang termasuk aspek psikomotorik adalah memaparkan hasil diskusi, menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis, menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis. Ketiga aktivitas tersebut menunjukkan sikap yang aktif, hal itu dapat diketahui dari frekuensi ketiga aktivitas tersebut termasuk dalam kriteria aktif.

Berikut adalah tabel aktivitas belajar dengan model pembelajaran

Think Pair Share pada materi arus laut.

Tabel 4.2 Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Arus Laut

Tahap Aktivitas Uraian

Think (Berpikir) Memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru

Siswa merespons ketika guru bertanya, meskipun terdapat siswa yang tidak memperhatikan guru dan gaduh. Memecahkan

masalah secara individu

Siswa menjelaskan secara runtut, namun siswa hanya mampu

mendeskripsikan proses terjadinya arus laut tidak menyebutkan faktor-faktor yang menyebab arus laut.

Pair

(Berpasangan)

Aktivitas

berdiskusi dengan pasangannya

Siswa saling mengemukakan ide ketika berdiskusi. Proses diskusi pada setiap kelompok berjalan aktif.

Menyajikan hasil diskusi secara tertulis

Setiap kelompok mendeskripsikan proses terjadinya arus laut dengan bahasa yang mudah dipahami.

Share

(Berbagi)

Memaparkan hasil

diskusi kelompok Siswa memaparkan hasil diskusi disampikan dengan jelas. Namun masih ada beberapa siswa ketika menyampaikan hasil diskusi dengan tidak bersungguh-sungguh.

Kemampuan berpendapat dalam diskusi kelas

Siswa mengemukakan pendapatnya dengan bahasa yang dipahami. Terdapat 14 siswa yang

mengungkapkan pendapatnya. Kemampuan

bertanya dalam diskusi kelas

Siswa bertanya dengan dengan bahasa yang jelas, bertanya terkait materi. Terdapat 18 siswa yang bertanya.


(60)

Kemampuan menjawab pertanyaan

Siswa menjawab dengan dengan bahasa yang jelas dan disertai contoh. Terdapat 11 siswa yang menjawab pertanyaan.

Menghargai Pendapat Orang lain

Siswa kondusif dan mendengarkan pendapat teman dengan sungguh -sungguh.

Menyimpulkan

hasil diskusi Setiap kelompok menyimpulkan diskusi kelas sesuai dengan jalannya diskusi.

Berdasarkan Tabel 4.2 aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share yang termasuk dalam aspek kognitif adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara individu, berpendapat dalam diskusi kelas, kemampuan bertanya dalam diskusi dalam kelas, menjawab pernyataan dalam diskusi kelas. Dari keempat aktivitas tersebut aktivitas siswa yang paling aktif adalah aktivitas memecahkan masalah secara individu, sedangkan aktivitas berpendapat, bertanya, dan menjawab pernyataan menunjukkan bahwa siswa aktivitas siswa kurang aktif karena dari aspek tersebut hanya ditunjukkan oleh beberapa siswa saja yang menunjukkan sikap aktif.

Aktivitas belajar siswa yang termasuk aspek afektif adalah aktivitas siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, keaktifan siswa ketika berdiskusi dengan pasangannya, menghargai pendapat orang lain. Ketiga aktivitas tersebut menunjukkan sikap yang aktif, hal itu dapat diketahui dari frekuensi ketiga aktivitas tersebut termasuk dalam kriteria aktif.

Aktivitas belajar siswa yang termasuk aspek psikomotorik adalah memaparkan hasil diskusi, menyajikan hasil diskusi kelompok secara


(61)

tertulis, menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis. Aktivitas tersebut menunjukkan sikap yang aktif, hal itu dapat diketahui dari frekuensi ketiga aktivitas tersebut termasuk dalam kriteria aktif.

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share pada kompetensi dasar hidrosfer menunjukkan bahwa dari 94 siswa diperoleh keterangan tentang aktivitas belajar 3 siswa (3,19%) memiliki aktivitas belajar termasuk dalam kategori sangat aktif, 48 siswa (51,15%) memiliki aktivitas belajar yang termasuk dalam kategori aktif, 40 siswa (42,47%) memiliki aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup aktif, dan 3 siswa (3,19%) memiliki aktivitas belajar yang termasuk dalam kategori kurang aktif, (terdapat dalam Lampiran 12).

Berdasarkan uraian tersebut secara umum aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori aktif. Hal ini dapat dilihat sebanyak 48 siswa (51,15%) menunjukkan sikap aktif dalam proses pembelajaran. artinya siswa sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Think Pair Share terdiri atas tahap Think, Pair, dan Share. Hasil deskripsi dari masing-masing indikator dijabarkan sebagai berikut.


(62)

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpikir pada materi Daerah Aliran Sungai (DAS) di awal pembelajaran guru memberikan apersepsi tentang materi yang disampaikan supaya siswa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah itu guru memberi sedikit penjelasan materi dan memberi arahan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru. Pada materi Daerah Aliran Sungai guru menyajikan dua gambar DAS yang berbeda (gambar terdapat Lampiran 15), kemudian guru meminta siswa untuk mengidentifikasi keadaan dari masing-masing gambar DAS. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi DAS.

Tabel 4.3 Aktivitas Belajar Siswa dalam Berpikir

No. Aktivitas Belajar Siswa

Materi DAS Materi Arus Laut Aktif

(%)

Tidak Aktif (%)

Aktif (%)

Tidak Aktif (%)

1 Memperhatikan materi yang

disampaikan oleh guru 63,82 36,18 61,72 38,28 2 Memecahkan masalah

secara individu 95,74 4,26 79,8 20,2

Sumber: Data Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi daerah aliran sungai dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru menunjukkan bahwa 63,82% (60) siswa termasuk dalam kriteria aktif dan 36,18% (34 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif. Sedangkan


(63)

aktivitas memecahkan masalah secara individu 95,74% (90 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 4,26% (4 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif.

Aktivitas siswa dalam berpikir pada materi Daerah Aliran Sungai (DAS) menunjukkan bahwa terlihat kondusif dan siswa tenang ketika proses pembelajaran. Mereka merespons dengan aktif terhadap materi tersebut dan mereka mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Selain itu, sebagian besar siswa memiliki kemampuan yang baik dalam memecahkan atau mengidentifikasi masalah secara individu. Hal itu terlihat dari kesungguhan siswa ketika mengerjakan tugas serta hasil pekerjaan mereka dalam mengidentifikasi dan menjelaskan gambar DAS. Gambar DAS telah diidentifikasi dengan baik. Selain itu, penjelasannya juga tepat.

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpikir pada materi arus laut guru menyajikan gambar proses terjadinya proses arus laut (gambar terdapat pada Lampiran 11), kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan proses terjadinya arus laut beserta faktor-faktor yang menyebabkan arus laut. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi arus laut.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswadalam berpikir pada materi arus laut dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru menunjukkan bahwa


(64)

61,72% (58 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 38,28% (36 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif. Sedangkan aktivitas memecahkan masalah secara individu 79,8% (75 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 20,2% (19 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif.

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpikir pada materi Arus Laut menunjukkan bahwa siswa merespons ketika guru bertanya, terdapat siswa yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan terkadang gaduh. Selain itu siswa mampu memecahkan dan menjelaskan proses terjadinya arus laut secara runtut dan dikerjakan secara individu. Namun sebagian besar siswa hanya mampu mendeskripsikan proses terjadinya arus laut dan tidak menyebutkan faktor-faktor yang menyebab arus laut.

b. Aktivitas belajar Siswa dalam Berpasangan (Pair)

Aktivitas siswa pada tahap selanjutnya adalah aktivitas siswa dalam berpasangan. Setelah siswa memecahkan masalah secara individu yang ditulis pada kertas, kemudian guru meminta peserta didik untuk berpasangan dengan teman sebangku dan memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. Diskusi ini diharapkan mampu memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui diskusi dengan pasangannya dan hasil diskusi dengan pasangnnya ditulis dikertas. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berpasangan.


(65)

Tabel 4.4 Aktivitas Belajar Siswa dalam Berpasangan

No. Aktivitas Belajar Siswa

Materi DAS Materi Arus Laut Aktif

(%)

Tidak aktif (%)

Aktif (%)

Tidak aktif (%)

1 Aktivitas siswa berdiskusi

dengan pasangannya 76,7 23,3 67 33

2

Kemampuan siswa

menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis

93,7 6,3 95,74 4,26

Sumber: Data Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam berpasangan pada materi daerah aliran sungai dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas siswa berdiskusi dengan pasangannya menunjukkan bahwa 76,7% (72 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 23,3 (22 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif. Kemampuan siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis menunjukkan 93,7% (88 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 6,3% (6 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif.

Aktivitas belajar siswa dalam berpasangan pada materi DAS menunjukkan bahwa siswa saling bertukar pendapat, ide, dan gagasan dengan pasangannya untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Mereka juga terlihat bersungguh-sungguh dalam berdiskusi dengan pasangannya. Meskipun terdapat sebagian kecil dari siswa yang hanya digunakan untuk berbicara dan bermain dengan pasangannya. Selain itu, siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis dengan baik.


(66)

Hal itu terlihat dari hasil pekerjaan masing-masing kelompok. Hasil diskusi kelompok sudah disajikan dengan baik melalui ketepatan penjelasan dan kejelasan tulisan.

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpikir pada materi arus laut. Setelah siswa memecahkan masalah secara individu tahapa selanjutnya adalah siswa berpasangan dengan teman sebangku untuk berdiskusi. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi arus laut.

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam berpasangan pada materi arus laut dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas siswa berdiskusi dengan pasangannya menunjukkan bahwa 67% (63 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 33% (31 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif. Sedangkan kemampuan siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis menunjukkan 93,7% (88 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 6,3% (6 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif.

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpasangan pada materi arus laut menunjukkan bahwa siswa aktif mengemukakan ide, pendapat, dan pertanyaan. Proses diskusi pada setiap kelompok sudah ditunjukkan oleh semua anggota dan tidak didominasi oleh satu orang sehingga ada keterlibatan diantara mereka. Selain itu siswa menyajikan hasil diskusi kelompok secara tertulis menunjukkan bahwa masing-masing kelompok yang telah mendeskripsikan proses terjadinya arus laut dengan mudah


(67)

dipahami yang disajikan dalam bentuk tulisan. Namun sebagian besar hasil diskusi kelompok yang disajikan merupakan hasil dari kerja siswa pada tahap memecahkan masalah secara individu yang ditulis ulang tanpa ada tambahan yang berarti.

c. Aktivitas Belajar Siswa dalam Berbagi (Share)

Pengamatan aktivitas belajar siswa dalam berbagi. Setelah siswa berdiskusi dengan teman sebangku dan menuliskan hasilnya pada kertas, tahap selanjutnya adalah berbagai, yaitu setiap kelompok saling berdiskusi dalam skala besar atau diskusi kelas, Hasil diskusi intersubjektif pada tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya-jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Pada tahap ini semua kelompok saling berbagi atas hal yang telah siswa dapatkan dari hasil kerjasama dengan pasangannya kepada teman sekelasnya yang dimpimpin oleh salah satu dari kelompok. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berbagi materi daerah aliran sungai.

Tabel 4.5 Aktivitas Belajar Siswa dalam Berbagi

No. Aktivitas Belajar Siswa Materi DAS Materi Arus Laut Aktif Tidak aktif Aktif Tidak aktif 1 Memaparkan hasil diskusi

kelompok 95,74 4,26 64 36

2 Kemampuan berpendapat

dalam diskusi kelas 14 86 20,17 79,83


(68)

dalam diskusi dalam kelas

4 Kemampuan siswa

menjawab pertanyaan ketika berdiskusi dalam kelas,

15,08 84,92 10,64 89,36

5 Kemampuan menghargai

pendapat orang lain, 88,9 11,71 70,3 29,7

6 Menyimpulkan hasil diskusi

kelas secara tertulis. 89,36 10,64 86,18 13,82 Sumber: Data Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam berbagi pada materi daerah aliran sungai dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas memaparkan hasil diskusi kelompok menunjukkan bahwa 95,74% (90 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 4,26% (4 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, Kemampuan berpendapat dalam diskusi kelas 14%

(13

siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 86% (81 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas 19,18% (18 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 80,82% (76 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas 15,08% (14 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 84,92% (80 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan menghargai pendapat orang lain 88,9% (83 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 11,71% (11 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis


(69)

89,36% (84 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 10,64% (10 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif.

Aktivitas belajar dalam berpasangan materi DAS menunjukkan bahwa siswa berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang dikemukakan juga berkaitan dengan materi dan pendapat tersebut disampaikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Selain itu, ketika siswa berdiskusi kualitas pertanyaan yang disampaikan juga sangat baik, berkaitan dengan materi, dan mudah dipahami. Pertanyaan yang diajukan siswa seperti “Apakah manfaat sungai bagi kehidupan manusia? Sebutkan upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan DAS!” dan sebagainya. Saat siswa menjawab pertanyaan yang menjawab tidak hanya penyaji materi yang menjawab pertanyaan tetapi banyak juga peserta diskusi selain penyaji karena penyaji tidak mampu menjawab pertanyaan dan pertanyaan dilempar kepada audiens. Selain itu, kualitas jawabannya juga sangat baik, tepat, jelas, dan disertai dengan contoh. Ketika siswa saling tukar pendapat dan terdapat perbedaan pendapat antar mereka, mereka saling menghargai pendapat dan siswa tetap kondusif. Namun, masih terdapat siswa yang mendengarkan pendapat teman dengan tidak sungguh-sungguh. Hal itu terlihat dari aktivitas siswa yang berbicara ataupun bermain dengan temannya. Pada akhir pembelajaran setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi yang ditulis pada selembar kertas. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan tepat sesuai dengan diskusi, dan


(70)

logis. Selain itu, mereka juga bersungguh-sungguh dalam menulis simpulan tersebut.

Pengamatan aktivitas belajar dalam berpikir pada materi arus laut. Setelah siswa berdiskusi dengan pasangannya tahap selanjutnya adalah siswa berbagi atas hal yang telah diperoleh dari diskusi dengan pasangannya. Berikut adalah tabel aktivitas belajar siswa dalam berpikir pada materi arus laut.

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam berbagi pada materi daerah aliran sungai dapat dikategorikan aktif karena sebagian besar siswa menunjukkan sikap aktif. Aktivitas memaparkan hasil diskusi kelompok menunjukkan bahwa 64% (60 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 36% (34 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, Kemampuan berpendapat dalam diskusi kelas 20,17% (19 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 79,83% (75 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas 24,47% (23 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 75,53% (71 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas 10,64% (10 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 89,36% (84 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan menghargai pendapat orang lain 70,3% (66 siswa) termasuk dalam kriteria aktif dan 29,7% (28 siswa) termasuk dalam kriteria tidak aktif, kemampuan menyimpulkan hasil diskusi kelas secara tertulis


(1)

Worksheet Gambar

I. PENILAIAN

Teknik Penilaian : Tes / Assessment ,Tugas Individu, pengamatan kerja, pengamatan perilaku

Aspek yang dinilai : Pengetahuan , Sikap dan Psikomotorik Jenis Penilaian : Penilaian Proses dan Penilaian hasil Bentuk Instrumen : Soal, Lembar pengamatan Afektif dan

Psikomotorik Instrumen Penilaian : Terlampir

Kudus, Juli 2014 Mengetahui,

Kepala MA NU Darul Hikam

Guru Mapel Geografi


(2)

Lampiran 15

GAMBAR YANG DIGUNAKAN OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN a. Materi Daerah Aliran Sungai


(3)

(4)

(5)

a.

Memperhatikan materi yang disampaikan

b. Memecahkan masalah secara individu

oleh guru


(6)

e.

Kemampuan memaparkan hasil diskusi

f. berpendapat siswa dalam diskusi kelas

kelompok

g.

Siswa bertanya dalam diskusi dalam kelas

h. Siswa menjawab pernyataan diskusi kelas