Wawancara Observasi Teknik Pengumpulan Data

diwawancarai. Dalam penelitian ini data utama diperoleh dari informasi utama yaitu : 1. Drs. Kusnandir, M.M., Kepala Desa Kalibanteng Kulon, 2. Pak Wandi Eko Putranto, Kepala Resosialisasi Argorejo Sunan Kuning, 3. Ari Gondrong, salah satu Anggota di GRIYA ASA, 4. Muh. Untung, sebagai Pengasuh atau MucikariGermo di Sunan Kuning, 5. Masyarakat di RW.04 Kelurahan Kalibanteng Kulon, 6. PSK yang sudah berada cukup lama di Sunan Kuning.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka digunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan yaitu : a wawancara; b observasi; c dokumentasi.

3.5.2.1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif, atau kontroversial, seehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuisoner akan kurang memperoleh tanggapan responden Nur Indiantoro dan Bambang Supomo, 2002 : 152. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan inti dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Meolong Lexy J, 2007 : 186. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terbuka, karena peneliti ingin mengetahui secara menyeluruh bagaimana Interaksi Sosial antara Pekerja Seks Komersial PSK dengan Masyarakat di Kawasan Resosialisai Sunan Kuning Kota Semarang serta dampak negatif dan dampak positif yang diterima Masyarakat dengan adanya Pekerja Seks Komersial PSK. Wawancara terbuka adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajianya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman probing terbatas, dan hal itu bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang terwawancara dengan yang lainya. Maksud pelaksanaan tidak lain merupakan usaha untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kekeliruan. Wawancara jenis ini bermanfaat pula dilakukan apabila pewawancara ada beberapa orang dan terwawancara cukup banyak orangnya Meolong Lexy J, 2007 : 188.

3.5.2.2 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi bertujuan untuk: a mendapatkan pemahaman data yang lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti; b melihat hal-hal yang oleh partisipasi atau subyek peneliti sendiri kurang disadari; c memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan oleh subyek peneliti secara terbuka dalam wawancara karena berbagai sebab; d memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subyek peneliti atau pihak- pihak lain Moleong Lexy J, 2007: 189. Alasan peneliti menggunakan observasi yaitu karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti harus mengetahui secara langsung keadaan kenyataan lapangan sehingga data dapat diperoleh lebih baik dan jelas. Untuk teknik observasi ini, penulis lakukan pada hari senin, 25 April 2010 dengan survey awal atau observasi awal di tempat penelitian, sekaligus meminta kesediaan para subyek penelitian dan informan dalam penelitian. Teknik observasi juga penulis lakukan pada saat wawancara dengan informan.

3.5.2.3 Dokumentasi