Triangulasi Sumber Triangulasi Metode Triangulasi Peneliti Triangulasi Teori

Teknik-teknik pemeriksaan keabsahan data menurut Moleong Lexy J, 2007 antar lain: 1 perpanjangan keikutsertaan, 2 ketekunan pengamatan, 3 triangulasi, 4 pengecekatan sejawat, 5 kecukupan referensial, 6 kajian kasus negative, 7 pengecekan anggota. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu Denzin dan Moleong Lexy J, 2007 : 330 membedakan empat triangulasi, yaitu: a triangulasi sumber; b triangulasi metode; c triangulasi peneliti; d triangulasi teori.

3.6.1 Triangulasi Sumber

Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat di capai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang diketahuinya, c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan tinggi, orang beradab atau pemerintah, e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan,

3.6.2 Triangulasi Metode

Menurut Patton dan Maleong Lexy J, 2001 : 178 terdapat 2 dua strategi, yaitu : a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan, b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3.6.3 Triangulasi Peneliti

Ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya ialah dapat membantu mengurangi ”kemencengan” data.

3.6.4 Triangulasi Teori

Adalah membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori-teori yang telah ditemukan oleh para pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab II yang telah ditemukan. Pengecekan sejak awal adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat Moleong Lexy J, 2007 : 332. Teknik ini mengandung beberapa tujuan antara lain : membuat peneliti mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, diskusi dengan teman sejawat memberikan suatu hipotesis yang muncul dalam pikiran peneliti. Pengecekan dengan teman sejawat dilakukan dengan cara menyampaikan hasil atau temuan sementara kepada dua orang dosen pembimbing skripsi atau peneliti. Masukan dan saran yang baik kemudian dijadikan bahan penyempurnaan analisas pada tahap berikutnya. Namun adakalanya terjadi pertentangan antara teman sejawat mengenai hasil temuan, maka temuan- temuan tersebut akan dikonfirmasikan kembali dengan data yang diperoleh dari lapangan. Analisis kasus negatif adalah upaya pemeriksaan data dengan cara mengumpulkan kasus yang tidak atau kurang sesuai dengan pola atau kecenderungan informasi yang dikumpulkan. Cara mencegah yaitu dengan cara mengidentifikasi kasus-kasus yang tidak sesuai dengan jawaban yang disampaikan oleh subyek penelitian. Manakala kasus tersebut ditemukan, maka kemudian ditanyakan kembali kepada responden sampai dengan mendapatkan kesamaan jawaban. Namun manakala jawaban yang disampaikan tidak sama arti, maka dengan demikian data yang dianggap benar dapat dipercaya adalah informasi yang diberikan oleh sebagian besar reponden. Penerapan keterahlian transferability yaitu sebagai usaha penyediaan gambar data yang dapat dimungkinkan seseorang dapat mengalihkan hasil penelitian. Teknik yang dapat atau biasa digunakan adalah uraian rinci Moleong Lexy J, 2007 : 337. Teknik ini menurut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya secara cermat dan seteliti mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian digunakan. Uraian yang disajikan harus lengkap dan khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Kriteria tergantung dependability merupakan istilah pengganti reliabilitas dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hal-hal yang dibicarakan dalam reliabilitas adalah sejauh mana penelitian itu bisa direplikasikan pada kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Penelitian kualitatif akan menemukan kesulitan dalam hal ini, setidak-tidaknya dua kesulitan yang akan dihadapi peneliti yakni penemuan kondisi yang sama dan tingkat kepercayaan instrumen penelitian yang digunakan. Maka dari itu teknik yang digunakan dalam memenuhi kriteria ketergantungan adalah auditing, yakni pemeriksaan terhadap proses penelitian. Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini yang menjadi auditor adalah para dosen pembimbing skripsi. Tugas dan wewenang dosen pembimbing dalam hal ini adalah memeriksa metodologi, memberikan balikan setelah memeriksa hasil penelitian. Berdasarkan balikan yang diberikan oleh dosen pembimbing skripsi tersebut, maka digunakan bahan penyempurnaan laporan tahap berikutnya. Kriteria kepastian confirmability sering disebut dalam penelitian kuantitatif istilah obyektifitas. Konsep obyektifitas dalam penelitian kualitatif dapat berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Penerapan konsep obyektifitas pada penelitian kualitatif mengacu pada data yang diperoleh. Teknik untuk menentukan kepastian data agar hasil penelitian dapat dipercaya dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan adalah menggunakan auditing yakni pemeriksaan terhadap proses dan hasil penelitian. Pelaksanaan teknik auditing dapat dilakukan dengan cara 1 konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi untuk dapat mendapat kritik dan masukan, 2 menyampaikan data atau hasil penelitian kepada dosen pembimbing skripsi untuk mendapatkan saran-saran dan pemeriksaan dalam rangka perbaikan hasil penelitian.

3.7 Analisis Data