individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu-individu lain.
2.3.2 Terjadinya Lapisan Masyarakat
Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, adapula yang dengan sengaja
disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadinya dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur
yang senior sifat asli keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu Soerjono Soekanto, 2006 :
199. Secara teoretis, semua manusia dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai
dengan kenyataan hidup kelompok kelompok sosial, tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian
sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, pokok-pokok yang dijadikan pedoman:
1. Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi
masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan. 2. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain:
a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan kesehatan, laju angka kejahatan, wewenang dan
sebagainya,
b. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau
kekuasaan, c. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara
berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan selanjutnya,
d. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan, e. Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang
menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti:
1. Pola-pola interaksi 2. Ketidaksamaan atau kesamaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-
nilai. 3. Kesadaran akan kedudukan masing-masing.
2.3.3 Kelas-kelas Dalam Masyarakat social classes