Sejarah Sunan Kuning SK

Program Unggulan yang ada di Kelurahan Kalibanteng Kulon yaitu: Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran, Pembinaan UKM dan Pengembangan Ekonomi Pedesaan, Peningkatan Infrastruktur, Peningkatan Pelayanan Publik , dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan. Prosedur dasar yakni : Bekerja Berdasarkan Aturan, Disiplin, Kerja Keras, Konsultasi dan Koordinasi, dan Ikhlas.

4.2 Gambaran Umum Resosialisasi Sunan Kuning

4.2.1 Sejarah Sunan Kuning SK

Bagi kebanyakan orang Sunan Kuning selama ini dikenal sebagai tempat yang berkonotasi negatif yakni Resosialisasi. Sedangkan kata Sunan Kuning itu sendiri berasal dari seorang tokoh muslim etnis china penyebar agama islam di tanah jawa yang bernama Soen Koen Ing. Saat agama islam menyebar keseluruh pelosok daerah semarang dan hingga akhirnya dikenal luas oleh masyarakat, tetapi pelapalan kata Soen Koen Ing dirasa susah oleh orang jawa dan akhirnya masyarakat membuat dengan nama tersendiri yaitu Sunan Kuning. Hingga akhir hayatnya Sunan Kuning menetap dan meninggal di Argorejo suatu tempat yang ada di wilayah Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Keberadaan makam Sunan Kuning sampai sekarang masih terawat dengan baik. Dampak negatif nama Sunan Kuning berawal dari dipindahkanya Resosialisasi PSK dari Karang Kembang sekarang depan SMU Loyala ke Argorejo. Pemindahan dilakukan karena banyaknya jumlah PSK di Resosialisasi tersebut dan dirasa sudah tidak layak lagi sebagai tempat Resosialisasi, karena sudah padat penduduk yang bertempat tinggal. Resosialisasi Karang Kembang dan rumah bordil di sekitar jalan gendingan, pada tahun 1963 dipindahkan ke sebuah bukit di daerah Kalibanteng Kulon dekat dengan makam Sunan Kuning. Argorejo adalah daerah yang dulunya tanah kosong tidak bertuan, yaitu berupa hutan kecil dipinggir kota. Kata Argorejo muncul sejak tahun 1966, Argorejo sendiri berarti bukit atau pegunungan yang ramai. Resosialisai Argorejo awalnya bernama Resosialisasi Sri Kuncoro, kemudian diresmikan oleh Pemrintahan Walikota Semarang yaitu Hadi Subeno dengan Surat Keputusan Walikota Semarang tanggal 15 agustus 1966 dengan Nomor 2105171966. Resosialisasi Argorejo saat itu merupakan satu-satunya tempat Rehabilitasi resmi di Kota Semarang. Saat Semarang dipimpin oleh Walikota Imam Soeparto Tjakrayudha sempat timbul wacana pemindahan Resosialisasi tersebut ke Desa Dawuh, Pundak Payung Tahun 1984-1985, namun rencana tersebut gagal karena tidak ada persetujuan dari Pemerintah Kota Semarang dan ditentang oleh masyarakat sekitar.

4.2.2 Tata Tertib Resosialisasi Argorejo Sunan Kuning