2.1.3 Beberapa Peristiwa Penyebab Timbulnya PSK
Berlangsungnya perubahan-perubahan sosial yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kebudayaan, mengakibatkan
ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri, mengakibatkan timbulnya disharmoni, konflik-konfilk eksternal dan internal, juga
disorganisai dalam masyarakat dan dalam diri pribadi Kartini Kartono, 2009 : 242.
Peristiwa-peristiwa tersebut
di atas
memudahkan pola-pola
responsreaksi yang inkonvensional atau menyimpang dari pola-pola umum yang berlaku. Dalam hal ini ada pola pelacuran, untuk mempertahankan hidup
di tengah-tengah hiruk-pikuk alam pembangunan, khususunya di Indonesia. “Commercial sexual exploitation is one of the most brutal forms of
violence against children. Child victims suffer extreme physical, psychosocial and emotional abuse which have lifelong and life-threatening
consequences. They risk early pregnancy, maternal mortality and sexually transmitted diseases. Case-studies and testimonies of child victims speak
of a trauma so deep that many are unable to enter or return to a normal way
of life. Many others die before they reach adulthood” “Eksploitasi seksual komersial adalah salah satu bentuk yang paling
berbahaya dari kekerasan anak-anak. Anak akan menderita ekstrim fisik, psychosocial dan penyalahgunaan emosional dan mempunyai konsekuensi
yang mengancam hidupnya. Kehamilan menjadi resiko awal mereka, angka kematian maternal dan secara seksual penyakit tertular. Studi kasus
dan kesaksian dari salah satu korban mengatakan bahwa jika anak mengalami trauma, maka si anak tidak akan bisa menjalani hidupnya
secara normal, dan akhirnya mereka terjun kedalam dunia pelacuran sebelum mereka mengalami masa kedewasaan”Jeffreys, Sheila.2000.
Challenging the ChildAdult Distinction in Theory and Practiceon Prostitution. International Feminist Journal of Politics, 2:3 Autumn 2000.
University of Melbourne, Australia. Beberapa peristiwa sosial penyebab timbulnya pelacuran, Kartini
Kartono, 2007 : 243, antara lain sebagai berikut: a. Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran.
b. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnya di luar ikatan perkawinan.
c. Dekadensi moral, merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang-orang mengenyam kesejahteraan hidup, dan ada pemutarbalikan
nilai-nilai pernikahan sejati. d. Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum wanita dan
harkat manusia. e. Kebudayaan
eksploitasi pada
zaman modern
ini, khususnya
mengeksploitasi kaum lemahwanita untuk tujuan-tujuan komersial.
2.1.4 Motif-motif yang Melatarbelakangi PSK