Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Surbakti 2010:8 menyimpulkan bahwa, Jika dimensi menuntut, mengontrol, menerima, dan merespon yang
kadarnya tinggi dipadukan maka akan terbentuk pola asuh authoritative. Jika dimensi menuntut dan mengontrol kadarnya tinggi sementara penerimaan dan
respon kadarnya rendah maka akan terbentuk pola asuh authoritarian. Jika dimensi menuntut dan mengontrol kadarnya rendah maka akan terbentuk pola
asuh permissive-indulgent atau memanjakan. Dan jika dimensi menuntut dan mengontrol, menerima dan meresponnya rendah, maka akan terbentuk pola
asuh permissive-indifferent atau pola asuh tidak peduli.
2. Anak Tunarungu
Beberapa ahli telah menjelaskan pengertian tunarungu diantaranya “Istilah
tunarungu diambil dari kata “Tuna” dan “Rungu” tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu
mendengar atau kurang mampu mendengar suara” Somad dan Hernawati, 1995:26 Hallahan dan Kaufman Somad dan Hernawati, 1995:26 mengemukakan tentang
tunarungu yaitu : Hearing impairment a generic term indicating a hearing disability that may
in severity fro mild to profound it includes the subsets of deaf and hard hearing. A deaf person in one whose hearing disability precludes successful processing
of linguistic information through audition, with or without a hearing aid. A hard of hearing is one who generally with use of hearing aid, has residual hearing
sufficient to enable successful processing of linguistic information through audition.
Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan kesulitan
mendengar dari yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam bagian tuli dan kurang dengar. Orang tuli deaf adalah seseorang yang kehilangan kemampuan
mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Orang kurang dengar hard of
hearing adalah seseorang yang pada umunya dengan menggunakan alat bantu dengar cukup memungkinkan keberhasilan memproses informasi bahasa melalui
pendengarannya. Sementara itu Sadja’ah 2004:43 membedakan pengetian anak tunarungu menjadi tuli deaf dan kurang dengar hard of hearing.
Tuli adalah keadaan seseorang yang indra pendengarannya tidak dapat digunakan untuk tujuan hidup sehari-hari. Kurang dengar yaitu seseorang yang
organ pendengarannya yang sekalipun rusak tapi masih berfungsi untuk mendengar, baik menggunakan maupun tidak menggunakan alat bantu dengar.
Andreas Somantri, 2006:93 memberikan pengertian tuli dan kurang dengar, yaitu :
Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah