Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Keluarga merupakan kesatuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak
”Bahri Djamarah, 2004:16. Orang tua dan anak memiliki keterikatan yang kuat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Di dalam keluarga, orang tua memegang
peranan penting dalam pengasuhan anak sebagaimana yang dikemukakan oleh Surbakti 2012:25 bahwa “Orang tua merupakan tokoh utama paling penting yang membentuk
karakter, kepribadian, dan temperamen anak-ana k”. Hal ini bisa terjadi, karena hampir
seluruh waktu orang tua berada dekat dengan anak anak. Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak, orang tua dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga orang tualah yang paling mengetahui perubahan yang paling saksama pada diri anak. Namun demikian, untuk menerapkan dan
memberikan pola asuh yang baik kepada anak diasumsikan oleh kebanyakan orang sebagai sesuatu yang relatif berat. Namun demikian, orangtua harus berupaya sedemikian
rupa untuk benar-benar dapat menerapkan pola asuh yang baik kepada anak. Pola pengasuhan parenting style orang tua kepada anak erat kaitannya dengan
penerapan fungsi-fungsi keluarga, antara lain fungsi edukasi, fungsi perlindungan, fungsi afeksi, maupun fungsi ekonomi, Tim Mitra guru, 2005:58-60. Pengukuhan dan
pengabaian fungsi-fungsi tersebut akan berpengaruh pada pelaksanaan peran masing- masing anggota keluarga secara kesatuan maupun secara individual oleh masing-masing
anggota keluarga yang bersangkutan. Hal ini berpengaruh pada situasi atau suasana kehidupan keluarga yang akan melahirkan iklim tertentu pada keluarga yang pada
gilirannya merupakan kondisi bagi lahirnya tingkah laku orang-orang dalam keluarga tersebut.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada anak akan berpengaruh pada perkembangan anak yang sedang dalam masa
pembekalan diri bagi kehidupannya, salah satunya adalah pengaruh pada kepercayaan diri atau percaya diri Self Confidence anak. terutama bagi anak tunarungu yang notabenenya
adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengakses informasi melalui indra pendengarannya sehingga hal ini berpengaruh pada kemampuan bahasanya.
“Karena
1
Syahwandri, 2013
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
masalah bahasa yang dialami tunarungu ini maka berpengaruh pada perkembangan sosial, emosional, maupun intelektualnya” Somantri, 2006:96.
Tentunya proses anak tunarungu untuk menjadi percaya diri tidak berlangsung secara instan. Melainkan sudah dimulai secara perlahan sejak usia sebelumnya. Ciri anak yang
memiliki kepercayaan diri rendah, seperti berpikir buruk dan menilai rendah tentang dirinya. Selain itu ada kecendrungan anak menganggap bodoh, tidak berguna, dan label-
label negatif lainnya tentang dirinya. Apabila dihadapkan pada masalah dan tantangan, dia akan menganggapnya sebagai sumber utama kecemasan dan frustasi, karena dia
mengalami kesulitan dalam menemukan solusi atas suatu masalah. Percaya diri bukanlah bawaan anak dari sejak lahir, melainkan nilai yang tumbuh
bertahun-tahun sejalan dengan pengalaman hidup, hingga anak kelak akan memandang positif dan cenderung memiliki harapan realistis terhadap dirinya. “Percaya diri
merupakan kumpulan kepercayaan atau perasaan yang dimilki anak tentang dirinya, yang mempengaruhi motivasi, perilaku, sikap, dan penyesuaian e
mosinya.”Bachtiar, 2012:137- 138. “Kepercayaan diri bagi anak dan khususnya bagi anak tunarungu sangat penting
karena ada hubungan yang kuat antara perasaan seseorang terutama anak tunarungu terhadap dirinya sendiri dan bagaimana dia berperilaku,
” Dwi Somantri, 2006:99. Maka dari itu agar anak tunarungu percaya diri dalam hidupnya maka diperlukan pola asuh yang
baik, yang konsisten, dan berkesinambungan dari orang tua kepada anaknya. Sebaliknya pola asuh yang kurang baik, tidak akan mendukung peningkatan perkembangan
kepercayaan diri anak. Namun bagaimanakah bentuk pola asuh yang orang tua terapkan kepada anak tunarungu yang memiliki tingkat kepercayaan diri rendah sehingga anak
tunarungu tersebut tidak mampu memenuhi tuntutan dalam hidupnya dan cendrung memiliki konsep terhadap diri sendiri yang kurang baik, bahkan anak selalu menganggap
dirinya tidak mampu, tidak berguna dan lemah. Dari uraian singkat mengenai latar belakang ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk memperoleh
gambaran mengenai Pola Asuh Orangtua Pada Anak Tunarungu Yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah.
B. Fokus Penelitian