Kepercayaan Diri Rendah Definisi Konsep

Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tuli adalah mereka yang indra pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indra pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar hearing aids. Boothroyd Bunawan dan Yuwati, 2006:6 memberikan batasan untuk tiga istilah tunarungu berdasarkan seberapa jauh seseorang dapat memanfaatkan sisa pendengarannya dengan atau tanpa bantuan amplifikasi pengerasan oleh alat bantu mendengar ABM, yaitu : Kurang dengar hard of hearing adalah mereka yang mengalami gangguan dengar, namun masih dapat menggunakan sebagai saranamodalitas utama untuk menyimak suara percakapan cakapan seseorang dalam mengembangkan kemampuan bicaranya. Tuli deaf adalah mereka yang pendengarannya sudah tidak dapat digunakan sebagai sarana utama guna mengembangkan kemampuan bicara, namun masih dapat difungsikan sebagai suplemen bantuan pada penglihatan dan perabaan. Tuli total totally deaf adalah mereka yang sudah sama sekali tidak memiliki pendengaran sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimakmempersepsi dan mengembangkan bicara. Dari beberapa pengertian mengenai anak tunarungu yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas , maka dapat disimpulkan bahwa Anak tunarungu adalah seorang anak atau individu yang mengalami kekurangan dan kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian hard of hearing atau seluruhnyadeaf yang disebabkan oleh kerusakan atau ketidakberfungsian indra pendengaran sehingga berakibat pada kemampuan dan perkembangan bahasanya dan nilai fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kepercayaan Diri Rendah

Dariyo 2006:206 menyatakan bahwa “Kepercayaan diri self confidence ialah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya”. Hal senada juga disampaikan Iswidharmanjaya, D2004:13 mengenai percaya diri. Beliau mengatakan bahwa “Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu oleh orang lain. Percaya diri merupakan kumpulan kepercayaan atau perasaan yang dimiliki anak tentang dirinya yang nantinya akan mempengaruhi motivasi, perilaku, sikap dan penyesuaian emosinya. Untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat kepercayaan diri seorang lebih khusus lagi pada anak tunarungu dapat dilihat dari indikator atau aspek-aspek dari kepercayaan diri itu sendiri. Teori yang digunakan untuk menentukan tingkat keprcayaan diri seseorang dalam penelitian ini merujuk pada jurnal psikologi oleh Afiatin dan Martaniah 1998 merumuskan beberapa aspek dari Lauster dan Guilford yang menjadi ciri maupun indikator dari kepercayaan diri anak tunarungu yaitu : a. Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup ambisius, tidak selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas dengan baik dan bekerja secara efektif serta bertanggung jawab atas keputusan dan perbuatannya. b. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ide ‐idenya secara bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri sendiri. c. Individu memiliki ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Ia bersikap tenang, tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam situasi. Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiono 2009 : 1 Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu, dimana cara ilmiah ini berarti kegiatan keilmuan itu dilandasi oleh metode. Dengan cara ilmiah ini diharapkan data yang diperoleh lebih objektif, valid, dan reliable. Berkenaan dengan penjelasan di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan Metode deskriptif karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan apa yang berlaku atau terjadi. Menurut Nasution 1988:18 Didalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif “…terdapat upaya memahami, mengembangkan atau mendeskripsikan fenomena yang ada di lapangan sebagai suatu keutuhan yang tidak dapat dipahami apabil a terpisah dari masalah yang ingin diketahui” Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan permasalah yang dihadapi pada masa sekarang dan dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis laporan dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi. Ali 2009:83 mengemukakan bahwa “Pemecahan masalah melalui metode deskriptif ini dapat dilakukan dengan menempuh langkah langkah sistematis, sehingga dapat menggambarkan deskripsi situasi secara objektif.” Selanjutnya, Surakhmad 1995:140 menambahkan penjelasannya bahwa metode deskripstif pada dasarnya memiliki ciri –ciri sebagai berikut : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah – masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik 45