Reduksi Data Data Reduction Penyajian Data Data Display Penarikan Kesimpulan Conclusion DrawingVerification

Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data

F. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong 1993:103 mengemukakan bahwa “Analisis data adalah proses mengorganisasi data ke dalam pola, kategorisasi dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan”. Ahli lainnya yang mengemukakan mengenai analisis data yaitu BogdanSugiyono, 2009:334 : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memillih mana yang penting dan yangakan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain Dalam penelitian ini, proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia baik dari wawancara, catatan lapangan maupun studi dokumentasi. Kemudian peneliti langsung melakukan analisis terhadap data-data tersebut yang mengacu pada proses analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen Sugiyono, 2009:337- 345 yaitu :

1. Reduksi Data Data Reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Mereduksi data akan lebih mudah dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan. Agar lebih mudah dalam mereduksi data, hasil penelitian yang telah didapatkan dari lapangan diberikan kode sesuai dengan fokus penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Bagian-bagian data hasil penelitian yang diberi kode tersebut adalah data-data terpenting yang merupakan jawaban-jawaban dari fokus penelitian.

2. Penyajian Data Data Display

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman Sugiyono, 2009:341 menyatakan “Yang paling sering Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif”. Dalam penelitian ini, data hasil penelitian yang telah direduksi disajikan dalam bentuk matriks wawancara dari ketiga sumber wawancara atau informan.

3. Penarikan Kesimpulan Conclusion DrawingVerification

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat meneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Syahwandri, 2013 Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Tunarungu Yang Meniliki Kepercayaan Diri Rendah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pola asuh atau perilaku-perilaku orang tua pada anak tunarungu yang memiliki kepercayaan diri rendah antara lain sebagai berikut: 1. Orang tua memiliki tuntutan kepada anak dalam kemampuan bersosialisasi, kemandirian, prestasi belajar dan kemampuan bicara yang baik. Dalam kemampuan bersosialisasi orang tua mengharapkan anak agar dapat bersosialisasi dengan orang banyak terutama dengan masyarakat sekitar dan disekolah, karena sampai saat ini perilaku anak yang suka menyendiri dan menghindarkan diri dari pergaulan masih belum hilang. Orang tua juga mengharapkan agar anak dapat hidup mandiri terutama dalam melakukan aktivitas keseharian. Hal ini dilakukan oleh orang tua agar dapat mempersiapkan anak menuju gerbang kedewasaan nanti. Selain itu orang tua menuntut anak agar dapat belajar dengan baik. Segala upaya dilakukan serta penegasan dalam kegiatan belajar sangat dikedepankan agar anak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Kemudian, orang tua juga menuntut anak agar dapat berbicara dengan baik. Orang tua selalu mempertegas agar anak untuk memperbaiki ucapannya ketika berbicara. Jika anak belum bisa berkata dengan baik, orang tua pun terus menuntut agar anak dapat berbicara sampai perkataan anak dapat terdengar dengan baik. 2. Kontrolisasi orang tua kepada anak terdapat dalam pengaturan jadwal belajar dan aktivitas keseharian dalam menonton TV. Jadwal belajar sangat dikontrol oleh orang tua. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan agar anak dapat berprestasi di sekolah. Selain itu orang tua juga mengontrol aktivitas keseharian anak terutama dalam hal menonton TV. Hal ini dilakukan oleh orang tua agar waktu anak lebih didominasi oleh 77