Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Perputaran Aktiva Operasi Operating Assets Turnover

rata-rata pengumpulan piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Muhammad Kamel 2004, meneliti pengaruh kebijakan modal kerja terhadap rentabilitas pada Perusahaan Rokok yang Go-Publik di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan rasio cara pembelanjaan modal kerja, perubahan rasio lancar, perubahan tingkat perputaran modal kerja dan perubahan rasio jumlah aktiva lancar berpengaruh terhadap perubahan profitabilitas.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta? 2. Apakah perputaran aktiva operasi berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta? 3. Apakah perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta? Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 2. untuk mengetahui apakah perputaran aktiva operasi berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 3. untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara simultan terhadap rentabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta masukan mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi terhadap tingkat rentabilitas perusahaan terbuka, b. bagi perusahaan, sebagai dasar perimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, c. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan peneitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja

Menurut Sawir 2005:129, ”modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Menurut Weston dan Brigham 1990 dalam Sawir 2005:129, ”modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas surat- surat berharga, piutang dagang, dan persediaan”. Burton A. Kolb 1983 dalam Sawir 2005:129 menyatakan “modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di muka”. Menurut Riyanto 2001:57, terdapat tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu : a. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, Universitas Sumatera Utara modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor gross working capital. b. Konsep Kualitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut sebagai modal kerja bersih net working capital. c. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan income. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk manghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini current income ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Menurut Wilford J. Eiteman dan J.H. Holtz 1963 dalam Sawir 2005:131, “modal kerja sebagai dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan current income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut”. Universitas Sumatera Utara

2. Jenis-jenis Modal Kerja

Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut: a. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam : 1 modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, 2 modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. b. Modal Kerja Variabel Variabel Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara : 1 modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim, 2 modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur, 3 modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak. Universitas Sumatera Utara

3. Manajemen Modal Kerja

Menurut Sawir 2005:133 ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan”. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah : a. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut, b. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar, c. pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

4. Pentingnya Modal Kerja

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur idle fund, karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan Universitas Sumatera Utara pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain: a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, b. memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya, e. memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya, f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Penentuan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a. Sifat dan tipe perusahaan Modal Kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih kecil daripada kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang. b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Selain itu, harga pokok per satuan barang yang semakin besar juga akan membutuhkan modal kerja makin besar pula. c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan. Universitas Sumatera Utara d. Syarat penjualan Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang. e. Tingkat perputaran persediaan Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah.

6. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaan lebih besar daripada sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah: a. adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham, b. ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi, c. ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya. Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut: 1 berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan, Universitas Sumatera Utara 2 pembayaran utang-utang jangka panjang, 3 adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

7. Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover

Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Untuk menguji efisiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat menggunakan perputaran modal kerja working capital turnover. Working Capital Turnover WCT yaitu rasio yang memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan. Riyanto 2001:335 merumuskan formula untuk menghitung Working Capital Turnover WCT sebagai berikut : s liabilitie current assets Current Sales WCT − = Jika rasio perputaran modal kerja tinggi akan mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila rasio ini rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi. Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya perputaran persediaan dan Universitas Sumatera Utara piutang yang tinggi. Tidak cukupnya modal kerja mungkin disebabkan banyaknya hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.

B. Perputaran Aktiva Operasi Operating Assets Turnover

Menurut Riyanto 2001:37, “operating assets turnover adalah kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu”. Munawir 2004: 88, menyatakan bahwa “operating assets turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut”. Rasio perputaran aktiva operasi merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Wild 2005:21 menjelaskan defenisi aktiva operasi sebagai berikut : Aktivitas investasi mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa, dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Investasi dalam tanah, bangunan, peralatan, hak legal paten, lisensi,hak cipta, persediaan, modal manusia manajer dan karyawan, sistem informasi, dan aktiva sejenis adalah untuk menjalankan operasi bisnis perusahaan. Aktiva-aktiva ini disebut sebagai aktiva operasi operating assets. Menurut Munawir 2004:87, yang dimaksud dengan “operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang Universitas Sumatera Utara digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan”. Perputaran aktiva operasi diukur dengan rasio yang menghubungkan antara penjualan dengan aktiva yang digunakan. Perputaran aktiva operasi Operating assets turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi operating assets terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Menurut Riyanto 2001:38 Operating Assets Turnover OAT dapat dihitung dengan menggunakan formula: Assets Operating Sales OAT = Rasio perputaran aktiva operasi merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Kemungkinan turunnya penjualan akan mempengaruhi rasio ini. Operating assets turnover diharapkan akan semakin baik yang berarti pemakaian lebih efisien. Tingkat perputaran aktiva operasi selama periode tertentu ditentukan oleh dua faktor yaitu net sales dan operating assets. Dengan jumlah operating assets tertentu, makin besarnya jumlah penjualan selama periode tertentu mengakibatkan makin tinggi perputarannya. Apabila dihubungkan dengan profit margin yang tetap dan operating assets turnover yang semakin tinggi, maka akan menghasilkan rentabilitas yang makin tinggi. Menurut Riyanto 2001:40, usaha untuk mempertinggi operating assets turnover dapat dilakukan dengan cara menambah modal usaha operating assets sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan penjualan yang sebesar- Universitas Sumatera Utara besarnya. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengurangi penjualan sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating assets sebesar- besarnya.

C. Rentabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 81 86

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di BEI

10 166 80

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 81

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Solvabilitas Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 1

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 118

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 25

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 1 15