3. Manajemen Modal Kerja
Menurut Sawir 2005:133 ”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka
pendek perusahaan”. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan
menjamin tingkat likuiditas perusahaan. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah :
a. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari
biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut, b. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar,
c. pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban
keuangannya ketika jatuh tempo.
4. Pentingnya Modal Kerja
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja
terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur idle fund, karena dana
tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas
penjualan dan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan
menghadapi masalah likuiditas. Modal kerja yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya
dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa
keuntungan lain, antara lain: a. melindungi perusahaan tehadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar, b. memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya, c. menjamin dimilikinya credit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi,
d. memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya,
e. memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya,
f. memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang
dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Penentuan modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Sifat dan tipe perusahaan Modal Kerja dari suatu perusahaan jasa relatif lebih kecil daripada kebutuhan
modal kerja perusahaan industri. Perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap
yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus mengadakan investasi yang
cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi
barang membutuhkan modal kerja relatif lebih besar daripada perusahaan dagang.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Makin panjang waktu
yang dibutuhkan untuk untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang tersebut, maka akan semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
Selain itu, harga pokok per satuan barang yang semakin besar juga akan membutuhkan modal kerja makin besar pula.
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan,
semakin sedikit uang kas yang harus disediakan untuk diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan.
Universitas Sumatera Utara
d. Syarat penjualan Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli
akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang.
e. Tingkat perputaran persediaan Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang
dibutuhkan semakin rendah.
6. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja