Klorinasi Epoksidasi TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Klorinasi

Reaksi klorinasi merupakan bagian dari reaksi halogenasi yaitu pemasukan gugus klor kedalam suatu senyawa. Pereaksi-pereaksi halogenasi yang banyak digunakan adalah senyawa klor atau brom, walaupun ada beberapa reaksi yang menggunakan senyawa fluor atau iodum. Reaksi Klorinasi dapat dilakukan terhadap gugus hidroksil, ikatan rangkap, ikatan jenuh yang memiliki gugus oksim dan gugus alilik. Reaksi klorinasi tergantung pada keberadaan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa tersebut. Gugus fungsi ini sangat mempengaruhi pemilihan jenis pereaksi yang akan digunakan. Asam Oleat dapat diklorinasi dengan menggunakan Phospor Pentaklorida ataupun SOCl 2 membentuk Oleil Klorida.Tetapi Senyawa Propanol-1 dapat diklorinasi dengan menggunakan HCl dan membentuk Propil Klorida. House, 1972. Beberapa contoh reaksi Klorinasi terhadap asam maupun alkohol Gambar 2.15. H 3 C CH 2 7 CH CH CH 2 7 C O OH + SOCl 2 H 3 C CH 2 7 CH CH CH 2 7 C O Cl + SO 2 + HCl Asam Oleat Oleil Klorida 1. H 3 C CH 2 7 CH CH CH 2 7 C O OH + PCl 5 H 3 C CH 2 7 CH CH CH 2 7 C O Cl Oleil Klorida + POCl 3 + HCl Asam Oleat 2. H 3 C CH 2 OH 4 + HCl H 3 C CH 2 Cl 4 + H 2 O 3. 1-Pentanol 1-Kloropentana Gambar 2.15 Reaksi Klorinasi terhadap Asam Karboksilat maupun Alkohol. Universitas Sumatera Utara

2.7. Amidasi

Amidasi merupakan proses terbentuknya amida. Amida adalah suatu senyawa organik yang memiliki gugus karbonil C=O yang berikatan dengan suatu atom nitrogen N. R 1 = R 11 = H Amida Primer R 1 = H dan R 11 = Alkil Amida Sekunder R 1 dan R 11 = Alkil Amida Tertier Amida mengandung nitrogen yang mempunyai sepasang elektron bebas. Diharapkan amida bereaksi dengan asam. Amida merupakan basa sangat lemah dengan nilai pK b sebesar 15 – 16. Struktur-struktur resonansi untuk suatu amida menunjukan nitrogen suatu amida tidak bersifat basa maupun nukleofilik. Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan amonia atau amina yang sesuai. Fessenden, dan Fessenden , 1999 Reaksi pembentukan amida dapat dilihat seperti gambar 2.16 di bawah ini: R C O Cl H 2 N R R C O N H R HCl asil halida amina amida a. b. R C O OR H 2 N R R C O N H R ROH ester amina amida Gambar 2.16 Reaksi Pembentukan Amida Dari Derivat Asam Karboksilat. Suatu amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat pada gugus karbonil. Suatu amida diberi nama bila asam karboksilat sebagai induknya, dengan mengubah imbuhan asam ....- oat atau ... at menjadi amida. Universitas Sumatera Utara Amida dengan substituen alkil pada nitrogen diberi tambahan N-alkil di depan namanya, dengan N merujuk pada atom nitrogen.Beberapa contoh senyawa amida Gambar 2.16. H C O N CH 3 CH 3 N ,N-dimethylformamide H 3 C CH 2 C O NH CH 3 N -methylpropionamide H 3 C CH 2 C O NH H 2 C 16 H 2 C OH N -2-etanolsteramide Gambar 2.16 Beberapa Contoh senyawa amida.

2.7.1. Kegunaan Senyawa Amida

Senyawa Amida juga mempunyai banyak kegunaan beberapa diantaranya yaitu; guanidina, urea maupun amonia, digunakan secara meluas sebagai pupuk nitrogen dan sebagai bahan awal untuk polimer sintetik dan obat-obatan Fessenden, dan Fessenden, 1999., Senyawa Sulfoamida, digunakan didalam pengobatan untuk mengobati bermacam-macam penyakit infeksi yang telah resisten terhadap antibiotik Nuraini, 1988 dan juga N-steroyl glutamida yang berguna sebagai surfaktan dan anti mikroba Miranda, 2003. Amida primer digunakan juga sebagai slip agent dalam pembuatan resin polietilena dan dalam propilen. Amida primer seperti stearamida bila dilarutkan bersama resin, maka gugus polar dari stearamida akan menuju permukaan resin yang nonpolar,sehingga diantara dua gugus yang berbeda polaritasnya akan terbentuk film tipis,yang mempermudah resin membentuk anti blok ataupun slip sepanjang permukaan resin. Universitas Sumatera Utara Dengan cara ini amida dengan konsentrasi 0,1 – 0,5 digunakan poliolefffiiin sebagai plastik pembungkus makanan yang direkomendasikan oleh FDA Reck,1984 Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan resin, maka amida tersebut digunakan baik sebagai pelumas internal maupun eksternal, amida tersebut berperan mengurangi gaya kohesi dari polimer sehingga meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahan Brahmana,1994 Amida asam lemak merupakan suatu senyawa kimia organik yang khas, dimana merupakan bahan padatan yang memiliki aktifitas permukaan tinggi senyawa ini pada umumnya mempunyai titik lebur yang tinggi, kestabilan yang baik dan yang paling menarik adalah memiliki kelarutan yang rendah dalam berbagai jenis pelarut. Oleh karena itu, amida asam lemak banyak digunakan sebagai bahan aditif disebabkan permukaan yang baik tadi, serta dalam jumlah kecilpun memberikan sifat yang cukup baik untuk peningkatan mutu dari pada bahan yang dibuat sebagai contoh penambahan 0,02 oleoamida telah cukup mengurangi kemudahan terjadinya friksi akibat pemberian panas ataupun regangan sebesar 50 terhadap polimer polietilen. Disamping itu juga telah banyak dikembangkan dan dipatenkan senyawa amida yang digunakan sebagai bahan surfaktan. Senyawa 5-hidroksi amida asam lemak merupakan surfaktan polihidroksi amida asam lemak yang merupakan turunan glukosa yang diperoleh melalui reaksi antara lakton dengan alkilglukamin tanpa adanya katalis dan merupakan surfaktan-surfaktan yang bersifat biodegradable Frykman., 2000. Amida juga merupakan zat antara untuk pembuatan amina, dimana amida tersebut mengalami dehidrasi dengan menggunakan katalis bauksit dan promotor ZnO, garam Mn atau Co.Reaksinya dilakukan secara batch dengan suhu 150 - 259°C pada tekanan atmosfer Billenstein, 1984 Universitas Sumatera Utara

2.8 Epoksidasi

Cara yang paling umum untuk mengkonversi alkena menjadi epoksida adalah menggunakan peroksida.Peroksida merupakan sumber “elektrofilik oksigen”dan bereaksi dengan nukleofilik ikatan π dari alkena. Hidrogen peroksida H 2 O 2 merupakan zat pengoksidasi yang kuat dengan potensial reduksi 1,77 V seperti yang ditunjukkan pada reaksi berikut : H 2 O 2 + 2e - + 2H + ------- 2H 2 O 1,77 V Reaksi peroksida sebagian besar meliputi homolitik ikatan O-O,yang menghasilkan radikal bebas. Hidrogen peroksida dan turunan monosubstitusinya dapat bereaksi dengan alkena.Terdapat tiga kelompok utama peroksida yang digunakan untuk epoksidasi : hidrogen peroksida 4.87, alkil hidroperoksida 4.88, dan peroksida asam 4.89. Basa Lewis alkena berkoordinasi dengan elektrofilik oksigen dari peroksida, seperti 4.90, yang menghasilkan oksigen bermuatan positip. Pemutusan secara heterolitik mentransfer oksigen ke basa Lewis alkena, dan pelepasan proton menghasilkan hasil samping air dari hidrogen peroksida, alkohol dari alkil hidroperoksida, dan asam karboksilat dari peroksi asam.Secara umum reaksi epoksidasi digambarkan sebagai berikut Gambar 2.17 Sastrohamidjojo, 2009 Gambar 2.17. Reaksi Umum pembentuk epoksida Universitas Sumatera Utara Epoksidasi asam oleat merupakan hal yang penting dan terkait dalam membentuk gugus hidroksil dalam meningkatkan sifat polar dari senyawa tersebut. Adapun reaksi epoksidasi tersebut menggunakan suatu peracid dilanjutkan hidrolisis pembentukan diol. Reaksi dapat dilihat pada Gambar 2.18. Sastromidjojo, 2009. C O H O R H 2 O 2 H + C O O H H 2 O + + R O P e ro k sid a P e ra c id C O O H R O + C C H H C C O + C O H O R P e ra c id O le fin E p o k s id a C C O H 2 O C C O H O H E p o k sid a D io l Gambar 2.18. Reaksi pembentukan senyawa diol melalui reaksi epoksidasi

2.9. Surfaktan