Pembentukan N-9,10- Dihidroksi Stearil Kitosan.

Gambar 4.7. Reaksi Pembentukan N-Oleil Kitosan Oleil Kitosan berdasarkan Spektrum FT-IR Gbr.4.4 yang memberikan puncak serapan 1558,48 cm -1 yg merupakan serapan khusus gugus C=O, puncak serapan khusus 3410,15 cm -1 yang merupakan serapan khusus gugus NH, puncak serapan khusus 1404,18 cm -1 yg merupakan serapan C-H sp 3 bending dan gugus C=C.Puncak serapan pada daerah 702 cm-1 menunjukkan ikatan CH 2 n dimana n ≥ 4 pada asam oleat yang tersubtitusi sebagai oleil oleat.

4.2.5. Pembentukan N-9,10- Dihidroksi Stearil Kitosan.

N-Oleil Kitosan diepoksidasi dengan asam formiat dan dilanjutkan dengan penambahan H 2 O 2. . Hasil epoksidasi N-oleil kitosan akan menghasilkan N-9,10- dihidroksi stearil kitosan, reaksi pada gambar 4.8. Universitas Sumatera Utara HCOOH + H 2 O 2 H 2 SO 4 HC O O Asam formiat peroksida Asam performat + H 2 O OH Gambar 4.8. Reaksi Pembentukan N-9,10 Dihidroksi Staeril Kitosan Terbentuknya N-9,10-dihidroksi stearil kitosan berdasarkan spektrum FT-IR Gbr.4.5 yang memberikan puncak serapan 902,69 cm -1 dan 1404,18 cm -1 yang merupakan serapan khusus gugus C-OH. Universitas Sumatera Utara Bertambahnya intensitas puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3400 cm -1 menunjukkan bertambahnya gugus –OH, puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 1712 cm -1 menunjukkan gugus C=O, puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 1249,87 cm -1 ,dan 1228,45 cm -1 menunjukkan bertambahnya ikatan C-C dan pada daerah bilangan gelombang 725 cm -1 menunjukkan adanya ikatan CH 2 n dimana n ≥ 4 pada stearil. Senyawa N-9,10- dihidroksi stearil kitosan juga ditentukan harga HLB Hydrophilic Lipophilic Balance dengan menggunakan metode titrasi dengan menentukan harga bilangan penyabunan dan bilangan asam.Dari hasil bilangan penyabunan dan bilangan asam yang diperoleh maska harga HLB dapat dihitung. Dan hasil perhitungan diperoleh harga HLB = 12,8 , yang pada penunjuk nilai HLB surfaktan berada pada posisi nilai 8-16 dan berfungsi sebagai surfaktan untuk keperluan OW Oil in Water zat pengemulsi. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN.

1. Hasil reaksi antara asam oleat yang diklorinasi oleil klorida dengan kitosan yang diikuti reaksi epoksidasi menghasilkan senyawa N-9,10 – dihidroksi stearil kitosan. Munculnya puncak serapan 902,69 cm -1 dan 1404,18 cm -1 yang merupakan serapan khusus gugus C-OH, bertambahnya intensitas puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3400 cm -1 menyatakan bertambahnya gugus –OH,puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 1712 cm -1 menunjuk gugus C=O, dan puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 725 cm -1 menunjukkan adanya ikatan CH 2 n dimana n ≥ 4 pada stearil. 2. Senyawa N-9,10- dihidroksi stearil kitosan dapat digunakan sebagai surfaktan, dengan nilai HLB = 12,8 berada pada posisi 8-16 Dengan demikian N-9,10 – dihidroksi stearil kitosan merupakan zat pengemulsi OW Oil in Water. Pengujian HLB dilakukan dengan metode titrasi dengan melakukan penentuan bilangan asam dan penentuan bilangan penyabunan.

5.2. SARAN.

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk : 1. Melakukan aplikasi N‐9,10 dihidroksi stearil kitosan sebagai formula dalam bidang kosmetik. 2. Melakukan karakterisasi secara spektroskopi NMR dan elemental analysis untuk mengetahui derajat amidasi dari N-9,10- dihidroksi stearil kitosan. 48 Universitas Sumatera Utara