59
pH = 7,17 dan berada diatas pH kritis pH ≥ 5,5. Hal ini juga dinyatakan oleh
Dawes C 2003 bahwa apabila nilai pH larutan lebih tinggi dari pH kritis enamel maka larutan akan menjadi sangat jenuh sehingga pelarutan mineral enamel pun
tidak terjadi.
42
Namun, kejenuhan larutan tidak hanya bergantung pada pH tetapi juga produk ion dalam larutan tersebut. Aquadest tidak memiliki ion kalsium maupun ion fosfat
melainkan hanya ion hidroksil sehingga lebih kecilnya jumlah produk ion Ip daripada konstanta keasaman Ksp dalam aquadest membuat larutan menjadi tidak
jenuh. Hal ini menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium, fosfat dan hidroksil dari enamel secara terus menerus sampai larutan aquadest menjadi jenuh
Ip = Ksp sehingga akhirnya dapat menurunkan kekuatan tekan gigi, tetapi penurunan kekuatan
tekan gigi pada kelompok perendaman aquadest kelompok kontrol ini masih terlihat tidak signifikan.
Begitu juga penelitian Dawes C 2003 menunjukkan adanya pelarutan hidroksiapatit sebanyak 30 mg secara lambat dalam jumlah yang kecil saat
gigi berada dalam satu liter air destilasi aquadest.
42
5.2 Perbedaan kekuatan tekan gigi setelah perendaman dalam minuman
berkarbonasi dan aquadest kelompok kontrol pada masing-masing kelompok waktu
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kekuatan tekan gigi yang signifikan antara kelompok waktu perendaman gigi dalam minuman berkarbonasi
dengan kelompok kontrol masing-masing selama 5 menit dan 25 menit. Tidak ada perbedaan kekuatan tekan gigi yang signifikan antara kelompok perendaman gigi
dalam minuman berkarbonasi dengan kelompok perendaman aquadest kelompok kontrol selama 1 menit karena proses demineralisasi enamel yang disebabkan oleh
minuman berkarbonasi masih dalam tahap awal sehingga kemungkinan masih sedikit mineral-mineral enamel yang larut dan hal ini menyebabkan penurunan kekuatan
tekan gigi yang terjadi juga belum terlihat signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Jensdottir T dkk 2006 dan Machado C dkk 2008 bahwa lamanya gigi berkontak
dengan minuman pH rendah dapat mempengaruhi sifat mekanis enamel.
45,54
Universitas Sumatera Utara
60
Proses demineralisasi umumnya terdiri dari beberapa tahap yang berbeda dimana tahap keparahan demineralisasi ini bergantung pada lamanya waktu
perendaman. Pada awalnya demineralisasi enamel ditandai dengan melunaknya permukaan enamel surface enamel, kemudian demineralisasi yang berkelanjutan ini
akan menghilangkan bagian surface enamel sehingga akan tampak prisma dan interprismatik enamel. Kemudian, pelarutan material akan dimulai dari daerah
selubung prisma yang berlanjut ke inti prisma dan akhirnya mengenai daerah interprismatik sehingga permukaan enamel tampak menyerupai bentuk sarang lebah
honey comb.
3,21
Perbedaan kekuatan tekan gigi yang signifikan antara kelompok perendaman minuman berkarbonasi dengan aquadest kelompok kontrol masing-
masing selama 5 dan 25 menit kemungkinan dapat disebabkan akibat adanya kelanjutan dari proses demineralisasi enamel tersebut oleh minuman berkarbonasi,
namun kelanjutan dari proses demineralisasi enamel ini tidak terjadi pada kelompok perendaman aquadest kelompok kontrol selama 5 dan 25 menit.
Enamel yang telah mengalami proses demineralisasi dapat diperparah oleh adanya tekanan mekanis.
6,41
Tekanan mekanis dapat dihasilkan saat mastikasi dimana terdapat dua fase mastikasi yaitu fase membuka dan menutup. Fase menutup dimulai
dari kontak pertama gigi dengan makanan dan berlanjut sampai sesaat rahang mulai membuka dimana pada fase ini akan ada pemberian beban oklusal karena akan
terjadi pengkompresian bolus makanan sehingga dapat terjadi kontak antara gigi dengan makanan maupun antara gigi dengan gigi.
6
Perbedaan rerata kekuatan tekan gigi yang signifikan antara kelompok perendaman dalam minuman berkarbonasi dengan aquadest kelompok kontrol
masing-masing selama 5 dan 25 menit dalam penelitian ini dapat juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan konstanta keasaman Ksp antara minuman berkarbonasi dan
aquadest. Minuman berkarbonasi mempunyai nilai Ksp yang lebih besar daripada air dimana nilai Ksp ini sebanding dengan laju demineralisasi sehingga semakin besar
Ksp maka semakin besar laju demineralisasi enamel.
8
Selain itu, proses demineralisasi enamel yang terjadi akibat faktor kimia seperti tipe asam, pH dan sifat
khelasi dapat juga mendukung munculnya perbedaan kekuatan tekan gigi antara
Universitas Sumatera Utara
61
kelompok perendaman minuman berkarbonasi dengan aquadest.
8,40,43
Penurunan kekuatan tekan gigi yang disebabkan oleh sifat khelasi juga disampaikan oleh Yusuf
dkk 2013.
8
Menurut Bamise CT dkk 2009 bahwa asam polybasic seperti asam sitrat, asam fosfor, asam maleat, asam tartarat dan asam organik lain mempunyai
kemampuan untuk mengikat ion kalsium dari enamel meskipun pada pH yang tinggi sehingga menyebabkan pelarutan enamel yang signifikan.
40
Jenis zat asam ekstrinsik yang berasal dari makanan atau minuman merupakan jenis asam dengan frekuensi penyebab erosi yang paling umum terjadi dibandingkan
zat asam dari obat-obatan maupun pekerjaan.
2,43,48
Yusuf F dkk 2013 menyatakan bahwa penyebab penurunan kekuatan tekan gigi pada minuman berkarbonasi coca
cola dapat disebabkan oleh asam fosfor yang terkandung didalamnya. Begitu juga
Bamise CT dkk 2009 yang berpendapat bahwa beberapa jenis asam seperti asam fosfor berpengaruh terhadap terjadinya proses demineralisasi enamel.
8,40
Yusuf dkk 2013 berpendapat bahwa pH minuman berkarbonasi coca cola yang rendah dapat mempengaruhi proses demineralisasi enamel sehingga
menurunkan kekuatan tekan gigi.
8
Jager DHJ dkk 2008 berpendapat bahwa semakin tinggi pH suatu minuman maka akan memperlambat proses demineralisasi
terhadap gigi.
53
Dawes C 2003 menyatakan bahwa pelarutan kristal hidroksiapatit enamel meningkat sekitar sepuluh kali lipat apabila terjadi penurunan pH tiap satu
satuan dimana apabila penurunan pH dibawah pH kiritis maka larutan berubah menjadi tidak jenuh sehingga mineral enamel cenderung mengalami pelarutan
sampai larutan menjadi jenuh.
42
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN