25
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses demineralisasi yaitu jenis
asam, konsentrasi asam atau konsentrasi ion H
+
yang ada pH dalam minuman,
titratable acid jumlah total ion H
+
yang tersedia untuk berinteraksi dengan permukaan gigi, kandungan karbohidrat dalam
minuman, kapasitas buffer minuman, kandungan fosfat, kalsium dan fluor pada minuman. Selain itu, ada juga beberapa
faktor yang dapat memperparah potensi erosif yaitu faktor perilaku seperti frekuensi minum, metode minum, lamanya mulut terpapar minuman serta faktor pendukung
lain temperatur minuman dimana minuman dengan temperatur yang dingin dapat menaikkan pH minuman sehingga menurunkan efek erosif minuman.
40,41
Terdapat dua alasan penyebab meningkatnya pelarutan enamel oleh asam yaitu pertama disebabkan oleh ion hidrogen H
+
dari asam yang menggantikan ion hidroksil OH
-
dari kristal hidroksiapatit untuk membentuk air H
2
O. Alasan kedua disebabkan adanya empat bentuk material anorganik fosfat yang terdapat dalam
saliva yaitu H
3
PO
4
, H
2
PO
4 -
, HPO4
2-
, PO
4 3-
yang setiap proporsinya tergantung pada pH sehingga jika semakin rendah pH maka konsentrasi dari ion PO
4 3-
yang terdapat pada saliva juga semakin rendah sehingga proses pelarutan enamel oleh asam akan
terjadi. Selain itu, dengan menurunya pH maka ion PO
4 3-
pada enamel akan berikatan dengan asam membentuk HPO4
2-
dan demineralisasi yang terus menerus akhirnya akan membentuk H
2
PO
4 -
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pelarutan ion-ion enamel ke dalam larutan asam.
41,42
2.7 Erosi gigi
Erosi adalah hilangnya substansi kimia dari jaringan keras gigi yang irreversible
akibat proses kimia yang tidak melibatkan mikroorganisme. Proses erosi gigi dimulai dari adanya pelepasan kalsium
enamel gigi, bila hal ini berlanjut terus akan menyebabkan kehilangan sebagian elemen enamel, dan apabila telah
sampai ke dentin maka penderita akan merasa ngilu. Minuman ringan yang berbahaya bagi
enamel adalah minuman yang mengandung karbohidrat yang mudah
difermentasi, sangat asam dan mempunyai adesi
termodinamik yang sangat tinggi, sehingga minuman ini
tidak mudah dihilangkan oleh saliva. Perlekatan asam minuman pada
Universitas Sumatera Utara
26
permukaan gigi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi proses erosi akibat adanya perbedaan kemampuan perlekatan enamel antar berbagai minuman dimana semakin
kuat perlekatan minuman ke enamel maka semakin lama efek minuman tersebut ke enamel sehingga kerusakan enamel akibat erosi semakin besar. Dibandingkan
dengan minuman ringan lain seperti jus jeruk, cola memiliki efek perlekatan ke gigi yang lebih rendah akibat cola lebih mudah dibersihkan oleh saliva.
40,41,43
Etiologi dari erosi dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor intrinsik dalam dan faktor ekstrinsik luar. Faktor intrinsik terjadi akibat adanya gangguan
gastrointestinal seperti gastroesophageal reflux disease GERD dan regurgitasi dari
asam lambung yang terjadi pada penderita anorexia atau bulmia. Faktor ekstrinsik dapat berasal dari lingkungan pekerjaan, obat-obatan, makanan dan minuman yang
mengandung asam serta perubahan gaya hidup yang menyebabkan semakin meningkatnya konsumsi minuman berasam seperti minuman berkarbonasi, minuman
olahraga atau jus buah.
2,43,44
Pada tahap awal erosi, akan terjadi pelunakan dari enamel akibat adanya demineralisasi sebagian pada permukaan enamel. Kemudian jika tidak ada efek
buffer pada saliva yang mendukung remineralisasi, maka akan dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu terjadinya pelepasan seluruh mineral dari permukaan luar enamel.
Secara klinis, erosi yang terjadi dapat diperparah akibat adanya gesekan pada saat mastikasi maupun saat menyikat gigi. Selain itu, beberapa penelitian juga
melaporkan bahwa enamel yang telah tererosi lebih rentan terhadap abrasi dan atrisi daripada enamel yang masih sehat. Erosi dapat menurunkan kekerasan enamel
sebesar beberapa mikron yang nantinya akan mempengaruhi karakteristik mekanik gigi.
2,21,41,43
Menurut Noor RV bahwa terdapat hubungan antara kekerasan dengan kemampuan gigi untuk menahan beban maksimum
yang diberikan.
14
2.8 Minuman berkarbonasi