Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kaw asan Hutan

10 - Penyelesaian lahan kompensasi penggunaan kawasan hutan 40 dari permohonan yang masuk. - Penyelesaian masalah penggunaan kawasan hutan 42 lokasi melalui rapat koordinasi dengan instansi terkait. - Penyiapan data untuk penyelesaian masalah penggunaan kawasan hutan di 27 lokasi. - Pengkajian terpadu dalam rangka permohonan penggunaan kawasan hutan, 3 lokasi; - Pengkajian permohonan penggunaan kawasan HL di 16 lokasi; - Pengkajian terpadu dalam rangka pengakhiran penggunaan kawasan hutan; - Penyempurnaan basis data penggunaan KH; penyempurnaan sistem informasi pinjam pakai KH.

4. Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kaw asan Hutan

Sasaran yang akan dicapai untuk kegiatan ini pada akhir tahun 2005 - 2009 adalah terkendalinya perubahan fungsi dan perubahan peruntukan kawasan hutan di seluruh I ndonesia. Perubahan kawasan hutan adalah suatu proses perubahan terhadap suatu kawasan hutan tertentu menjadi bukan kawasan hutan atau menjadi kawasan hutan dengan fungsi hutan lainnya. Perubahan fungsi kawasan hutan adalah suatu proses perubahan fungsi kawasan hutan tertentu menjadi fungsi kawasan hutan lainnya. Sedang Perubahan status peruntukan kawasan hutan adalah suatu proses perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara : Pelepasan kawasan hutan pada hutan produksi yang dapat dikonversi HPK; dan Tukar menukar kawasan hutan dilakukan apabila di wilayah yang bersangkutan tidak tersedia HPK dan hanya dilakukan pada hutan produksi. Perkembangan perubahan fungsi kawasan hutan sampai dengan Desember 2007 sebanyak 25 unit seluas ± 1.571.790,41 Ha di 14 propinsi. Perkembangan pelepasan kawasan hutan untuk permukiman transmigrasi sampai dengan Desember 2007 adalah sebagai berikut: - Tahap SK Pelepasan sebanyak 256 unit seluas ± 956.672,81 Ha. - Tahap I jin Prinsip sebanyak 436 unit seluas 605.203,66 Ha. Perkembangan pelepasan kawasan hutan untuk usaha budidaya perkebunan sampai dengan Desember 2007 adalah sebagai berikut : - Tahap Pencadangan sebanyak 8 unit seluas ± 66.338,00 Ha - Tahap SK Pelepasan sebanyak 18 unit seluas 228.223,47 Ha 11 Dalam rangka pengendalian perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan, sampai tahun 2007 telah dilakukan kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan rekomendasi pencabutan SK pelepasan kawasan hutan 10 unit; - Penyelesaian tukar menukar kawasan hutan untuk pembangunan non kehutanan 12 lokasi; - Penanganan masalah pertanahan dalam kawasan hutan 10 lokasi; - Evaluasi pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan di 16 lokasi; - Rekomendasi penyelesaian permasalahan pelepasan kawasan hutan untuk pemukiman transmigrasi 6 lokasi; - Rekomendasi hasil kajian terpadu dalam rangka perubahan fungsi kawasan hutan 5 lokasi; - Penyediaan data mutasi kawasan hutan 1 paket; - Sosialisasi dan sinkronisasi perubahan kawasan hutan 1 paket; - Monitoring perkembangan pelepasan KH untuk non kehutanan 20 lokasi; serta - Monitoring penggunaan KH untuk kegiatan non kehutanan di 21 lokasi. Pada tahun 2008, kegiatan yang telah direncanakan untuk pengendalian perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan adalah : - Penyempurnaan kebijakan perubahan fungsi kawasan hutan dan perubahan peruntukan kawasan hutan 2 judul; - Penelahaan perubahan peruntukan KH pada tahap persetujuan prinsip dan SK pelepasan kawasan hutan dan atau TMKH, 60 dari jumlah permohonan yang masuk; - Pembenahan dokumen permohonan perubahan peruntukan kawasan hutan seluruh I ndonesia pada 300 unit perusahaan; - Pengkajian terpadu terhadap usulan perubahan peruntukan kawasan hutan di 5 lokasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan; - Koordinasi masalah pertanahan dalam kawasan hutan di 10 lokasi Jawa dan Sumatera Pusat, 17 lokasi tentatif BPKH; - Monitoring dan evaluasi pelepasan KH untuk perkebunan 75 lokasi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua; - Monitoring dan evaluasi lokasi areal transmigrasi; - Monitoring dan evaluasi areal HPH bekas tebangan; - Monitoring dan evaluasi TMKH untuk perkebunan di 25 lokasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera; - I dentifikasi lahan untuk pengembangan Bahan Bakar Nabati BBN 8 propinsi; - I dentifikasi dalam rangka penyelesaian masalah pertanahan di dalam kawasan hutan 25 lokasi; - Koordinasi pencabutan SK pelepasan kawasan hutan 15 propinsi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua; 12 - Penyusunan data base dan peta perkembangan perubahan peruntukan kawasan hutan 1 judul; - Penyusunan data perkembangan proses pelepasan kawasan hutan untuk transmigrasi 1 kegiatan; - Penyusunan database perubahan fungsi KH 1 kegiatan; - Penyusunan database mutasi kawasan hutan pada aplikasi data mutasi kawasan hutan 1 kegiatan; - Koordinasi dan sinkronisasi data informasi penataan ruang, perubahan status, fungsi dan penggunaan kawasan hutan; - Pengkajian penyelesaian permasalahan pelepasan kawasan hutan untuk transmigrasi 15 lokasi; - I dentifikasi permasalahan transmigrasi, 20 lokasi; - Penelahaan permohonan perubahan fungsi kawasan hutan; - Pengkajian terpadu dalam rangka usulan perubahan fungsi kawasan hutan seluruh I ndonesia di 7 lokasi; - Monitoring dan evaluasi perubahan fungsi kawasan hutan 15 Propinsi; - I dentifikasi dan penilaian dalam rangka perubahan status dan fungsi kawasan hutan; identifikasi areal tambang dalam kawasan hutan; identifikasi permasalahan kawasan hutan di 38 lokasi; - Evaluasi fungsi KH di 5 lokasi; - Sosialisasi dan sinkronisasi perubahan KH, 13 prov.

5. Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH