Konflik Pekerjaan dengan Keluarga

pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan selalu memberikan umpan balik tentang ke lemahan dan kekurangannya untuk diperbaiki. 5. Kepuasan dalam karir, yaitu tingkat kepuasan akan karir jabatan yang ingin dicapai, yang ditunjukan dengan sifat pekerjaan yang lebih menantang, lebih bergengsi, lebih besar wewenang dan tanggung jawabnya, dan semakin besar pula penghasilannya, dalam penelitian ini diukur dari pendapatpersepsi responden mengenai sasaran karir yang ingin dicapai lebih menantang, lebih bergengsi, lebih besar wewenang dan tanggung jawabnya, dan lebih besar penghasilannya dari karir mereka sekarang.

2.2. Konflik Pekerjaan dengan Keluarga

Terjadinya perubahan demografi tenaga kerja seperti peningkatan jumlah wanita bekerja dan pasangan yang keduanya bekerja telah mendorong terjadinya konflik antara pekerjaan dan kehidupan keluarga. Hal ini membuat banyak peneliti yang tertarik untuk meneliti sebab dan pengaruh dari konflik pekerjaan- keluarga Judge et al, 1994. Konflik pekerjaan-keluarga Work-family conflict sebagai bentuk konflik peran di mana tuntutan peran pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat disejajarkan dalam beberapa hal. Konflik ini biasanya terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk memenuhi tuntutan keluarganya, atau sebaliknya, dimana pemenuhan tuntutan peran dalam keluarga Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh kemampuan orang tersebut dalam memenuhi tuntutan pekerjaannya Greenhaus dan Beutell, 1985. Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu seperti pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan deadline. Sedangkan tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga. Tuntutan keluarga ini ditentukan oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota yang lain Yang et al, 2000. Konflik pekerjaan keluarga sebagai konflik peran yang terjadi pada karyawan, dimana di satu sisi ia harus melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus memperhatikan keluarga secara utuh, sehingga sulit membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga dan keluarga mengganggu pekerjaan. Pekerjaan mengganggu keluarga, artinya sebagian besar waktu dan perhatian dicurahkan untuk melakukan pekerjaan sehingga kurang mempunyai waktu untuk keluarga. Sebaliknya keluarga mengganggu pekerjaan berarti sebagian besar waktu dan perhatiannya digunakan untuk menyelesaikan urusan keluarga sehingga mengganggu pekerjaan. Konflik pekerjaan-keluarga ini terjadi ketika kehidupan rumah seseorang berbenturan dengan tanggungjawabnya di tempat kerja, seperti masuk kerja tepat waktu, menyelesaikan tugas harian, atau kerja lembur. Demikian juga tuntutan kehidupan rumah yang menghalangi seseorang untuk meluangkan waktu untuk pekerjaannya atau kegiatan yang berkenaan dengan kariernya Frone et al, 1992. Universitas Sumatera Utara Konflik pekerjaan-keluarga mempunyai dua komponen, yaitu urusan keluarga mencampuri pekerjaan family interference with work dan urusan pekerjaan mencampuri keluarga work interference with family. Konflik pekerjaan-keluarga dapat timbul dikarenakan urusan pekerjaan mencampuri urusan keluarga seperti banyaknya waktu yang dicurahkan untuk menjalankan pekerjaan menghalangi seseorang untuk menjalankan kewajibannya di rumah, atau urusan keluarga mencampuri urusan pekerjaan seperti merawat anak yang sakit akan menghalangi seseorang untuk datang ke kantor Gutek, 1991. Beberapa peneliti menemukan bahwa wanita cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dalam hal urusan keluarga sehingga wanita dilaporkan lebih banyak mengalami konflik pekerjaan-keluarga khususnya family interference with work. Sebaliknya pria cenderung untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk menangani urasan pekerjaan daripada wanita sehingga pria dilaporkan lebih banyak mengalami konflik pekerjaan-keluarga khususnya work interference with family daripada wanita. Tiga jenis konflik pekerjaan-keluarga Greenhaus dan Beutell, 1985 mengidentifikasikan, yaitu : 1. Time-based conflict, adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan keluarga atau pekerjaan yang dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya pekerjaan atau keluarga. 2. Strain-based conflict, terjadi pada saat tekanan salah satu peran mempengaruhi kinerja peran yang lainnya. 3. Behavior-based conflict, berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian pekerjaan atau keluarga. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kepuasan hidup