menjawab kurang setuju dan tidak setuju adalah karena pegawai dapat saling berbagi pengalaman dengan sesame pegawai lainnya dan hal ini dapat membantu
pegawai dalam melakukan pekerjaannya.
4.3. Teknik Analisis
4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar di dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
4.3.1.1. Pengujian Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau menlenceng ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Histogram
Interpretasi dari Gambar 4.1 grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2012 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa data titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan
gambar 4.2, maka dapat diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.2. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terdapat ketidaksamaan varians dari satu residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, bila berbeda maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hipotesis: 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 15.0 2013 Gambar 4.3. Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu karena itu tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Penggunaan Metode Glejser digunakan untuk melihat apakah data tersebut mengalami gangguan heterokedastisitas atau tidak. Adapun kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas. 2. Jika nilai signifikan 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Tabel 4.10 Uji Glejser
Coefficients
a
7.806 2.633
2.964 .005
-.115 .043
-.418 -2.680
.011 -.062
.057 -.169
-1.080 .287
Constant Karir
Konflik_Pekerjaan_ Keluarga
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig.
Dependent Variable: abs ut a.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2012
4.4.1.3. Pengujian Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIP Variance Inflation Factor melalui program SPSS 15.0. Tolrance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independent lainnya. Nilai umum biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 maka tidak terjadi
multikolinearitas Situmorang et al, 2010:133.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
12.366 4.862
2.544 .015
.887 .079
.838 11.204
.000 .926
1.080 -.239
.106 -.169
-2.259 .030
.926 1.080
Constant Karir
Konflik_Pekerjaan_ Keluarga
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kepuas an_Hidup_Wanita_Karir a.
Sumber : hasil pengolahan SPSS 2013
Pada Tabel 4.13 menjelaskan mengenai besarnya nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai tolerance
0,1 dan nilai VIF 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.
4.3.2. Analisis Linier Berganda 1.4.2.2.