Kebijakan Reunifikasi Di Semenanjung Korea

39 Korea memiliki pandangan yang sama bahwa pertanyaan reunifikasi merupakan masalah domestic yang penting dan reunifikasi harus dicapai tanpa adanya campur tangan dari kekuatan asing. Ketiga, kedua Korea Menginginkan reunifikasi dicapai dalam suatu cara damai. Tentu saja, Korea pernah berusaha mengkomuniskan seluruh Korea dengan kekuatan angkatan bersenjata, namun disisi lain, paling tidak Korea Utara menginginkan reunifikasi secara damai dengan Korea Selatan. Masih butuh waktu lama bagi Korea Selatan dan Korea Utara untuk mencapai unifikasi secara damai. Sebab, menurut mantan Presiden Kim Dae Jung, hambatan utama yang dihadapi adalah hambatan psikologis. “ mungkin butuh 21 tahun lebih ”, kedua belah pihak sudah tidak menghendaki peperangan lagi. Namun sama seperti halnya Korea Selatan, Pemimpin Korea Utara Kim Il Sung juga sudah tidak menghendaki lagi adanya peperangan. 71 Kesimpulanya, Masa depan dari reunifikasi Korea secara damai sangat tergantung pada keinginan dan kemampuan dari kedua negara Korea tersebut untuk dapat mencoba dan menemukan titik temu ataupun celah-celah konsepsi atau formulasi yang dapat dikompromikan. Namun dengan catatan baik Korea Selatan maupun Korea Utara dapat memiliki sikap nothing to loose dalam kompromi yang nantinya akan dicapai. Ini berarti dilakukan tanpa adanya paksaan dan berasal dari hati nurani dari bangsa Korea akan harapan dalam terwujudnya sebuah bangsa Korea yang satu.

3.3 Perkembangan Reunifikasi Di Semenanjung Korea

Dalam menghadapi Korea Utara, pendekatan yang dilakukan Korea Selatan dilakukan dengan berbagai skenario Lihat gambar 3.1. Skenario pertama 71 Kompas ,”Kim Dae Jung: Unifikasi Korea Perlu 20 Tahun lagi”, 20 Oktober 2000, h. 15 40 adalah dengan cara paksa, dalam hal ini penyatuan Korea dilakukan dengan cara terjadinya perebutan atau mengambil ahli paksa kekuasaan baik oleh Korea Selatan atau Korea Utara dengan cara perang. Namun, scenario ini tidak akan dapat menyatukan kedua negara. Skenario kedua adalah mengambil ahli Korea Utara setelah runtuhnya sistem politik di Korea Utara. Saat ini Korea Utara sedang mengalami kemunduran ekonomi yang sangat parah dan harus membuka diri dengan masyarakat internasional serta harus beradaptasi dengan prinsip-prinsip pasar ekonomi. Namun rangkaian perubahan ini, Korea Utara mampu menyesuaikan diri dan akan mampu untuk menghindar dari pengaruh luar seperti kemakmuran barat, ide-ide demokrasi, dan kebebasan pribadi. Dalam hal ini, pengaruh tersebut akan mempengaruhi dan melemahkan dasar ideologi yang berpusat pada dokrin Juche. Ideologi telah djadikan alat penilaian dan pembenaran dalam realitas yang selama ini dihadapi oleh Korea Utara. dan pada saat yang sama djadikan sebagai ideologi yang mengatur kehidupan rakyat Korea Utara. Namun pada akhirnya, Korea Utara akan runtuh dan reunifikasi di Korea akan terwujud. Runtuhnya Korea Utara mungkin juga disebabkan oleh berbagai hal seperti kudeta militer. Namun hal tersebut sepertinya tidak akan pernah terjadi di Korea Utara. Skenario ketiga adalah reunifikasi bertahap berdasarkan kesepakatan antara kedua negara Korea. pandangan ini mendapat dukungan sebanyak 38 persen dari peserta survey. Terdapat dua alasan mendukung skenario ini. Pertama adalah perbedaan luas dalam sistem kedua Korea. Kedua, mengingat keterlibatan kekuatan sekitar dalam situasi politik di semenanjung Korea. Kedua negara Korea tersebut ingin mempertahankan sesuatu yang status quo. Untuk kedua alasan