UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol yang tergolong sangat kuat berhubungan dengan kandungan metabolit sekunder yang dikandungnya.
Flavonoid merupakan antioksidan eksogen yang mengandung gugus fenolik dan telah dibuktikan bermanfaat dalam mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif.
Mekanisme kerja dari flavonoid sebagai antioksidan dapat secara langsung maupun secara tidak langsung. Flavonoid sebagai antioksidan secara langsung
adalah dengan mendonorkan ion hidrogen sehingga dapat menstabilkan radikal bebas yang reaktif Saija, et al., 1995; Arora, et al.,1998 dan bertindak sebagai
scavengerpenangkal radikal bebas secara langsung Arora, et al.,1998; Nijveldt, et al., 2001. Flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung bekerja di
dalam tubuh dengan meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui beberapa mekanisme seperti peningkatan ekspresi gen antioksidan melalui
aktivasi nuclear factor eryhtrid 2 related factor 2 Nrf2 sehingga terjadi peningkatan gen yang berperan dalam sintesis enzim antioksidan endogen seperti
SOD superoxide dismutase Sumardika, Jawi, 2012. Selain itu, Sahidi 1997 mengatakan bahwa komponen fenol dari tanaman
merupakan konstituen yang berperan aktif sebagai antioksidan. Antioksidan senyawa fenolik dapat menghentikan atau menghambat tahapan inisiasi dengan
cara bereaksi dengan radikal asam lemak atau menghambat propagasi dengan cara bereaksi dengan radikal peroksi atau radikal alkoksi. Oleh karena itu, semakin
tinggi kandungan senyawa fenolik dalam ekstrak seperti tanin, antosianin, dan asam-asam fenolat akan memberikan efek penghambatan peroksida lebih besar.
4.8 Uji Toksisitas BSLT Ekstrak Etanol 70 dan Ekstrak Air Kulit Batang Kayu Jawa
Lannea coromandelica
Uji toksisitas dengan metode BSLT merupakan uji toksisitas akut dimana efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang
waktu selama 24 jam setelah pemberian dosis uji Meyer, 1982. Metode BSLT dipilih karena merupakan salah satu metode bioaktivitas yang mudah, cepat,
murah dan akurat. Metode ini sering dimanfaatkan untuk mengetahui toksisitas bahan alam ekstrak tumbuhan serta untuk skrining senyawa antikanker karena
adanya korelasi positif antara metode BSLT dengan uji sitotoksik menggunakan kultur sel kanker Carballo, et al., 2002.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Uji toksisitas BSLT dilakukan dengan menentukan nilai LC
50
dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu
ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BSLT jika ekstrak dapat menyebabkan kematian 50 hewan uji pada konsentrasi kurang dari 1000 ppm
Meyer, 1982. Pengujian toksisitas terhadap ekstrak etanol 70 dan ekstrak air dilakukan
sebanyak 3 kali triplo. Data mortalitas larva yang diperoleh diolah dengan analisis probit yang dirumuskan oleh Finney 1971 untuk menentukan nilai
LC
50
pada derajat kepercayaan hingga 95. Hasil uji toksisitas ekstrak etanol 70 dan ekstrak air kulit batang Lannea coromandelica dapat dilihat pada tabel
dan gambar berikut.
Tabel 4.6. Hasil Uji Toksisitas BSLT Ekstrak Etanol 70 Kulit Batang Kayu
Jawa Lannea coromandelica
Konsentrasi ppm
Log C
Banyaknya Larva
Hidup Awal
Total Larva
Mati Persen
Kematian Larva
Probit LC
50
x 1
2 3
y
0 kontrol -
10 10 10 -
- 23,774 ppm
1000 ppm atau toksik
1 10 10 10
3 10
3,7184 10
1 10 10 10
7 23,3
4,2710 100
2 10 10 10
23 76,7
5,7200 500
2,699 10 10 10
28 93,3
6,4985
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.4.
Kurva Hubungan Log Konsentrasi Ekstrak
Etanol 70
dengan Probit
Tabel 4.7.
Uji Toksisitas BSLT Ekstrak Air Kulit Batang Kayu Jawa Lannea
coromandelica
y = 1,0707x + 3,5266 R² = 0,969
1 2
3 4
5 6
7
0,5 1
1,5 2
2,5 3
P rob
it
Log C
Hubungan Log C Ekstrak Etanol 70 dengan Probit
Konsentrasi
Log C
Banyaknya Larva Hidup
Awal Total
Larva Mati
Persen Kematian
Larva
Probit LC
50
x 1
2 3
y
0 kontrol -
10 10 10
- -
0,3171 atau 3.171
ppm 1000 ppm
atau tidak toksik
0,15 -0.824 10 10
10 9
30 4,4756
0,3 -0,523 10 10
10 13
43,3 4,8313
0,5 -0,310 10 10
10 18
60 5,2533
1 10 10
10 26
86,7 6,1123
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.5.
Kurva Hubungan Log Konsentrasi Ekstrak
Air
dengan Probit
Uji toksisitas yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 70 kulit batang Lannea coromandelica menunjukkan nilai LC
50
sebesar 23,774 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 memiliki potensi toksisitas akut menurut
metode BSLT dan dapat dikembangkan sebagai antikanker. Pengujian toksisitas terhadap ekstrak air diperoleh nilai LC
50
0,3171 atau setara dengan 3.171 ppm sehingga disimpulkan ekstrak air ini tidak memiliki potensi toksisitas akut dalam
pengujian toksisitas yang dilakukan. Potensi toksisitas akut yang dimiliki ekstrak etanol 70 dipengaruhi oleh
kandungan metabolit sekunder yang dimiliki ekstrak tersebut. Adanya flavonoid ekstrak dalam lingkungan sel, menyebabkan gugus OH- pada flavonoid berikatan
dengan protein integral membran sel. Hal ini menyebabkan terbendungnya transport aktif Na+ - K+. Transpor aktif yang berhenti menyebabkan pemasukan
ion Na+ yang tidak terkendali ke dalam sel, hal ini menyebabkan pecahnya membran sel Scheuer, 1994. Pecahnya membran sel inilah yang menyebabkan
kematian larva Artemia salina.
y = 1,989x + 5,9921 R² = 0,9605
1 2
3 4
5 6
7
-1 -0,8
-0,6 -0,4
-0,2 P
rob it
Log C
Hubungan Log C Ekstrak Air dengan Probit
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Selain flavonoid, ada beberapa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol 70. Senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut antara
lain adalah saponin dan glikosida. Senyawa-senyawa tersebut dapat bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Oleh karena itu, ketika senyawa-
senyawa ini masuk ke dalam tubuh larva, alat pencernaan larva akan terganggu. Selain itu, senyawa ini menghambat reseptor perasa pada daerah mulut larva. Hal
ini mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali makanannya. Akibatnya, larva mati kelaparan Rita, Suirta, Sabikin,
2008; Nguyen, Widodo, Momordica, 1999 Di dalam tubuh manusia, flavonoid dan glikosida dapat memacu apoptosis
sel. Flavonoid dapat memacu apoptosis melalui beberapa mekanisme antara lain penghambatan aktivitas DNA topoisomerase III, penurunan ekspresi gen Bcl-2
dan Bcl-XL, serta peningkatkan ekspresi gen Bax dan Bak Ren, et al., 2003.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengujian antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak dari hasil maserasi etanol 70 kulit batang kayu jawa Lannea
coromandelica dan kontrol positif vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat AAI 2 dengan nilai AAI masing-
masing 5,5679 dan 9,6254 sedangkan ekstrak air dari hasil dekokta kulit batang kayu jawa Lannea coromandelica memiliki aktivitas
antioksidan yang lemah AAI 0,5 dengan nilai AAI 0,0667. 2. Pengujian antioksidan dengan metode BSLT menunjukkan bahwa
ekstrak dari hasil maserasi etanol 70 kulit batang kayu jawa Lannea coromandelica memiliki aktivitas toksik LC
50
1000 ppm dengan LC
50
23,774 ppm sedangkan ekstrak air dari hasil dekokta kulit batang kayu jawa Lannea coromandelica tidak menunjukkan aktivitas toksik
LC
50
1000 ppm dengan LC
50
3.171 ppm.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang isolasi senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dari kulit batang kayu jawa. Selain itu, perlu
dilakukan juga penelitian lebih lanjut tentang toksisitas kronik dan aktivitas antikanker dari kulit batang kayu jawa Lannea coromandelica.
45