UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kandungan kimia kulit batang akibat pemanasan. Selanjutnya, kulit batang yang telah kering disortasi kering untuk meisahkan dari pengotor-pengotor yang masih
terbawa pada saat proses pengeringan. Kulit batang yang telah disortasi dihaluskan menggunakan blender hingga dan diperoleh serbuk simplisia kering
sebanyak 688 gram.
4.3 Ekstraksi
Proses ekstraksi simplisia kulit batang kayu jawa dilakukan dengan dua cara berbeda yaitu maserasi langsung dan dekokta. Maserasi langsung dilakukan
dengan mengekstraksi langsung simplisia kulit batang dengan etanol 70. Maserasi dipilih karena proses pengerjaan yang mudah dan peralatan yang cukup
sederhana. Pada maserasi ini, digunakan simplisia sebanyak 344 gram. Proses maserasi dilakukan selama 2 sampai 3 hari. Prosedur diulangi hingga 6 kali proses
maserasi. Total pelarut etanol 70 yang digunakan sebanyak 6,2 L dan sebelumnya
telah didestilasi terlebih dahulu. Menurut Tiwari, et al. 2011, etanol lebih efisien dalam degradasi dinding sel sehingga polifenol akan tersari lebih banyak. Selain
itu, flavonoid ditemukan lebih tinggi pada penggunaan etanol 70 pada proses ekstraksi. Filtrat hasil maserasi disaring dengan kapas dan kertas saring yang
kemudian dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 45-50°C hingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 41 gram. Rendemen ekstrak etanol 70
adalah 11,919 . Proses ekstraksi menggunakan metode dekokta juga dilakukan untuk
mendapatkan ekstrak air kulit batang Lannea coromandelica. Metode dekokta merupakan metode ekstraksi dengan proses pemanasan. Metode ini dilakukan
untuk menggambarkan cara penggunaan kulit batang kayu jawa di dalam masyarakat sebagai obat. Dekokta yang dibuat memiliki konsentrasi 5.
Konsentrasi 5 ini dipilih agar penarikan senyawa kimia dalam sampel lebih maksimal. Ekstrak air yang diperoleh langsung digunakan dalam pengujian.