UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol 70 dan Ekstrak Air Kulit
Batang Kayu Jawa Lannea coromandelica Pengujian
Senyawa Hasil
Ekstrak Etanol 70 Ekstrak Air
Alkaloid -
- Flavonoid
+ +
Saponin +
+ Glikosida
+ +
Triterpenoid -
- Fenol
+ +
Tanin +
+
Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan pada ekstrak etanol 70 menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya
flavonoid, saponin, glikosida, fenol, dan tanin. Penapisan fitokimia pada ekstrak air pun menunjukkan kandungan yang sama yaitu flavonoid, saponin, glikosida,
fenol, dan tanin. Umumnya metabolit sekunder yang diperoleh bersifat polar
sehingga tersari di dalam pelarut polar yang digunakan yaitu etanol 70 dan air. 4.6
Uji Aktivitas Antioksidan secara Kualitatif
Pengujian kualitatif antioksidan terlebih dahulu dilakukan elusi dengan beberapa kombinasi eluen. Kombinasi eluen yang cukup baik untuk mengelusi
ekstrak etanol 70 dan ekstrak air kulit batang Lannea coromandelica yaitu dengan pelarut etanol, etil asetat, dan kloroform dengan perbandingan 2:1:1
Lampiran 8. Adanya perubahan warna DPPH yang disemprotkan pada bercak plat KLT dari ungu menjadi putih kekuningan menandakan bahwa ekstrak etanol
70 dan ekstrak air kulit batang Lannea coromandelica memiliki aktivitas antioksidan.
4.7 Uji Aktivitas Antioksidan secara Kuantitatif
Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Metode DPPH ini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipilih karena merupakan metode yang sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari
senyawa bahan alam Molyneux, 2004. Prinsip pengukuran aktivitas antioksidan secara kuantitatif menggunakan
metode DPPH ini adalah adanya perubahan intensitas warna ungu DPPH yang sebanding dengan konsentrasi larutan DPPH tersebut. Radikal bebas DPPH yang
memiliki elektron tidak berpasangan akan memberikan warna ungu. Warna akan berubah menjadi kuning saat elektronnya berpasangan. Perubahan intensitas
warna ungu ini terjadi karena adanya peredaman radikal bebas yang dihasilkan oleh bereaksinya molekul DPPH dengan atom hidrogen yang dilepaskan oleh
molekul senyawa sampel sehingga terbentuk senyawa Difenil pikril hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning. Perubahan
warna ini akan memberikan perubahan absorbansi pada panjang gelombang maksimum DPPH menggunakan spektrofotometri UV-Vis sehingga akan
diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC
50
Inhibitory concentration Molyneux, 2004. Nilai IC
50
didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas sebanyak 50. Semakin kecil nilai IC
50
maka aktivitas peredaman radikal bebas semakin tinggi Molyneux, 2004. Nilai AAI
Antioxidant activity index ditentukan untuk menggolongkan sifat antioksidan ekstrak sebagaimana yang dilakukan oleh Scherer dan Godoy 2009. Nilai AAI
diperoleh dengan membandingkan konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji dengan nilai IC
50
yang diperoleh.Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif ekstrak air, ekstrak etanol 70, beserta kontrol positif vitamin C dilakukan
dengan berbagai seri konsentrasi menggunakan metode DPPH yang selanjutnya absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Pengukuran absorbansi
ekstrak dengan
DPPH menggunakan
spektrofotometer UV-Vis sebelumnya dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum DPPH. Panjang gelombang maksimum DPPH yang digunakan berada
pada panjang gelombang 515,5 nm Lampiran 9. Panjang gelombang maksimum ini memberikan serapan paling maksimal dari larutan uji dan memberikan