UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui identitas tanaman yang digunakan. Determinasi tanaman ini dilakukan di
Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong, Bogor. Hasil determinasi menunjukkan bahwa
sampel yang digunakan merupakan Lannea coromandelica Houtt. Merr. dari famili Anacardiacea lampiran 2.
4.2 Penyiapan Sampel
Bagian tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit batang dari tanaman kayu jawa Lannea coromandelica. Kayu jawa yang menjadi
sampel adalah kayu jawa yang tumbuh di daerah Watampone, kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Tanaman ini banyak tumbuh liar ataupun sengaja ditanam
sebagai tanaman pagar. Kulit batang yang digunakan dari batang kayu jawa yang berdiameter 5 sampai 6 cm. Kulit batangnya biasanya berukuran 3 sampai 5 mm.
Kulit batang mulai dikumpulkan pada bulan februari 2014. Sebanyak 1,5 kg kulit batang segar disortasi basah untuk memisahkan
dengan pengotor seperti tanah ataupun bagian tanaman yang tidak digunakan dalam penelitian dan terbawa pada saat proses pengumpulan kulit batang. Kulit
batang selanjutnya dicuci dengan air mengalir. Kulit batang yang telah dicuci dirajang untuk memperbesar luas permukaan sampel sehingga pelarut lebih
mudah berpenetrasi ke dalam sel sehingga penarikan senyawa kimia yang terkandung dalam sampel lebih maksimal. Setelah proses perajangan, dilanjutkan
proses pengeringan dengan cara dikering-anginkan. Pengeringan dilakukan untuk menghentikan reaksi enzimatik yang dapat menyebabkan penguraian atau
perubahan kandungan kimia yang terdapat pada kulit batang. Selain itu, pengeringan dilakukan di tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan pada
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kandungan kimia kulit batang akibat pemanasan. Selanjutnya, kulit batang yang telah kering disortasi kering untuk meisahkan dari pengotor-pengotor yang masih
terbawa pada saat proses pengeringan. Kulit batang yang telah disortasi dihaluskan menggunakan blender hingga dan diperoleh serbuk simplisia kering
sebanyak 688 gram.
4.3 Ekstraksi
Proses ekstraksi simplisia kulit batang kayu jawa dilakukan dengan dua cara berbeda yaitu maserasi langsung dan dekokta. Maserasi langsung dilakukan
dengan mengekstraksi langsung simplisia kulit batang dengan etanol 70. Maserasi dipilih karena proses pengerjaan yang mudah dan peralatan yang cukup
sederhana. Pada maserasi ini, digunakan simplisia sebanyak 344 gram. Proses maserasi dilakukan selama 2 sampai 3 hari. Prosedur diulangi hingga 6 kali proses
maserasi. Total pelarut etanol 70 yang digunakan sebanyak 6,2 L dan sebelumnya
telah didestilasi terlebih dahulu. Menurut Tiwari, et al. 2011, etanol lebih efisien dalam degradasi dinding sel sehingga polifenol akan tersari lebih banyak. Selain
itu, flavonoid ditemukan lebih tinggi pada penggunaan etanol 70 pada proses ekstraksi. Filtrat hasil maserasi disaring dengan kapas dan kertas saring yang
kemudian dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 45-50°C hingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 41 gram. Rendemen ekstrak etanol 70
adalah 11,919 . Proses ekstraksi menggunakan metode dekokta juga dilakukan untuk
mendapatkan ekstrak air kulit batang Lannea coromandelica. Metode dekokta merupakan metode ekstraksi dengan proses pemanasan. Metode ini dilakukan
untuk menggambarkan cara penggunaan kulit batang kayu jawa di dalam masyarakat sebagai obat. Dekokta yang dibuat memiliki konsentrasi 5.
Konsentrasi 5 ini dipilih agar penarikan senyawa kimia dalam sampel lebih maksimal. Ekstrak air yang diperoleh langsung digunakan dalam pengujian.