a.5. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit yang dialami manusia yang mempunyai risiko terinfeksi HVB adalah penyakit yang diderita oleh individu dengan kelainan kekebalan seluler
seperti : penderita uremia dengan hemodialisis, penderita leukemia limfosit, yang selalu memerlukan transfusi darah dan penderita yang mendapat terapi
imunosuperif.
24
b. Agent
Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B termasuk DNA virus. Virus hepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen yaitu HBsAg, HBcAg, dan HBeAg. VHB
tergolong dalam famili Hepadnaviridae, hal ini disebut demikian karena virus ini bersifat hepatotropis dan merupakan virus dengan genom DNA. Virus hepatitis B
akan tetap bertahan pada proses desinfeksi dan sterilisasi alat yang tidak memadai, selain itu VHB juga tahan terhadap pengeringan dan penyimpanan selama satu
minggu atau lebih. Virus hepatitis B yang utuh berukuran 42 nm dan berbentuk seperti bola, terdiri dari partikel genom DNA berlapis ganda dengan selubung
bagian luar dan nukleokapsid dibagian dalam.
10
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B. Yang termasuk faktor lingkungan adalah
:
26
• Lingkungan dengan sanitasi jelek
• Daerah dengan angka prevalensi VHB tinggi
Universitas Sumatera Utara
• Daerah unit pembedahan : ginekologi, gigi, mata
• Daerah unit laboratorium
• Daerah unit bank darah
• Daerah dialisa dan transplantasi
• Daerah unit perawatan penyakit dalam
2.6. Etiologi VHB
Virus hepatitis B merupakan kelompok virus DNA dan tergolong dalam famili Hepadnaviridae. Nama famili Hepadnaviridae ini disebut demikian karena
virus bersifat hepatotropis dan merupakan virus dengan genom DNA. Termasuk dalam family ini adalah virus hepatitis Woodchuck sejenis marmot dari Amerika
Utara yang telah diobservasi dapat menimbulkan karsinoma hati, virus hepatitis B pada bebek Peking dan bajing tanah ground squirrel.
Virus Hepatitis B akan tetap bertahan pada proses desinfeksi dan sterilisasi alat yang tidak memadai, selain itu VHB juga tahan terhadap pengeringan dan
penyimpanan selama 1 minggu atau lebih. Virus Hepatitis B yang utuh berukuran 42 nm dan berbentuk seperti bola, terdiri dari partikel genom DNA berlapis ganda
dengan selubung bagian luar dan nukleokapsid dibagian dalam. Nukleokapsid ini berukuran 27 nm dan mengandung genom DNA VHB yang sebagian berantai ganda
dengan bentuk sirkular. Selama infeksi VHB, terdapat 2 macam partikel virus yang terdapat dalam darah yaitu virus utuh virion yang disebut juga partikel Dane dan
Universitas Sumatera Utara
selubung virus HBsAg. Ukuran kapsul virus berukuran 22 nm, dapat berbentuk seperti bola atau filament.
10
Gambar 2.3. Gambar virus hepatitis B
Gambar 2.4 Skema Penularan Virus Hepatitis B
Universitas Sumatera Utara
2.7. Cara Penularan
Ada 2 cara penularan infeksi virus hepatitis B yaitu penularan vertikal dan penularan horizontal.
11
2.7.1. Vertikal
Penularan infeksi HBV dari ibu hamil kepada bayi yang dilahirkannya. Dapat terjadi pada masa sebelum kelahiran atau prenatal, selama persalinan atau perinatal
dan setelah persalinan atau postnatal. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang tertular VHB secara vertikal mendapat penularan pada masa perinatal yaitu
pada saat terjadi proses persalinan. Karena itu bayi yang mendapat penularan vertikal sebagian besar mulai terdeteksi HBsAg pada usia 3-6 bulan yang sesuai dengan masa
tunas infeksi VHB yang paling sering didapatkan. Penularan yang terjadi pada masa perinatal dapat terjadi melalui cara maternofetal micro infusion yang terjadi pada
waktu terjadi kontraksi uterus.
2.7.2 Horizontal
Cara penularan horizontal terjadi dari seorang pengidap hepatitis B kepada individu yang masih rentan. Penularan horizontal dapat terjadi melalui kulit atau
melalui selaput lendir.
a. Melalui Kulit
Ada dua macam penularan melalui kulit yaitu penularan melalui kulit yang disebabkan tusukan yang jelas penularan parenteral, misalnya melalui suntikan,
transfusi darah, atau pemberian produk yang berasal dari darah dan tattoo. Kelompok kedua adalah penularan melalui kulit tanpa tusukan yang jelas, misalnya masuknya
bahan infektif melalui goresan atau abrasi kulit dan radang kulit.
Universitas Sumatera Utara
b. Melalui Selaput Lendir