BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
1
Derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan dengan
makin menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita, serta meningkatnya umur harapan hidup.
2
Di sisi lain terjadi peningkatan urbanisasi, industrialisasi, dan perubahan lingkungan.
3
Perubahan tersebut telah memberi pengaruh pada transisi epidemiologi yaitu beban ganda
penyakit dengan meningkatnya beberapa penyakit menular re-emerging diseases, dan penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat.
2
Salah satu yang termasuk penyakit menular adalah penyakit infeksi virus hepatitis B VHB, yaitu suatu penyakit infeksi peradangan pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit infeksi VHB ini perlu penanggulangan segera, karena penularan penyakit sangat cepat, setiap tahunnya jumlah pengidap
infeksi VHB semakin bertambah, hal ini dikarenakan ratusan juta reservoir pengidap infeksi virus hepatitis ini merupakan sumber penularan yang sangat besar dan terus-
menerus.
4
Universitas Sumatera Utara
Menurut World Health Organization WHO 2002 diperkirakan terdapat 2 miliar penduduk terinfeksi virus hepatitis B dari seluruh penduduk dunia, 350 juta
17,5 penduduk akan menjadi hepatitis B kronik. Setiap tahunnya lebih dari 4 juta penduduk terinfeksi virus hepatitis B, sebagian besar dari mereka meninggal karena
hepatitis B kronik, sirosis hati, dan kanker hati.
6
Prevalensi infeksi VHB berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain. Prevalensi terendah didapatkan di Amerika Utara dan Eropa Barat dimana
infeksi tersebut didapatkan pada 0,1-0,5 penduduk, di Asia Tenggara dan Afrika Sub Sahara 5-20 penduduk mengidap infeksi virus ini. Prevalensi infeksi VHB
tertinggi terdapat di Pulau Rapa di Samudera Atlantik dimana 50 dari penduduk jadi pengidap.
7
Menurut Tim Hepatitis Nasional 2000, angka prevalensi hepatitis B di Indonesia berkisar antara 5-20 dari jumlah penduduk. Angka tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia termasuk kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi. Oleh karena itu, Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat dihimbau
oleh WHO untuk melaksanakan usaha pencegahan terhadap virus hepatitis B.
8
Laporan beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penderita Hepatitis B Serum Antigen HbsAg positif di Indonesia cukup tinggi. Penelitian
Suparyatmo 1993 dari 9.875 wanita hamil yang diperiksa diperoleh proporsi HBsAg positif 3,6.
10
Laporan Sujono Hadi 1995, di Talay kota Padang dari 250 orang dewasa yang diperiksa diperoleh proporsi 19,5, selanjutnya penelitian
terhadap 479 orang di Pulau Lombok diperoleh proporsi 18,6. Engel 1995, di Manado dari 120 ibu yang diperiksa diperoleh proporsi 6,7. Penelitian Sujono Hadi
Universitas Sumatera Utara
1996, pada cabang laboratorium Prodia di 10 kota besar di Indonesia dari 40.035 orang yang diperiksa diperoleh proporsi 17,78.
9
Penelitian Gunawan dkk 2004 di RSU Mataram dari 5.262 Tenaga Kerja Indonesia diperoleh proporsi pengidap
HBsAg positif 12,5. Penelitian oleh Nurjanah dkk 2005 dari 3.000 pendonor darah di Mataram diperoleh proporsi pengidap HBsAg positif 6,7.
11
Hasil penelitian Handri 2004, di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu terdapat 114 penderita hepatitis B rawat inap periode tahun 1999-2003 dengan proporsi
sebesar 0,33 dari seluruh jumlah pasien rawat inap 34.453 pasien,
12
Penelitian Friska 2007 di RSU Dr. Pirngadi Medan periode tahun 2002-2006 terdapat 106
orang yang menderita hepatitis B.
13
Di RSUD Rantau Prapat tahun 2006-2009, dimana pada survei pendahuluan didapat penderita hepatitis B rawat inap sebanyak 104 orang. Rincian tiap tahun yaitu
pada tahun 2006 jumlah penderita sebanyak 29 orang, tahun 2007 jumlah penderita sebanyak 18 orang, tahun 2008 jumlah penderita sebanyak 32 orang, tahun 2009
jumlah penderita sebanyak 25 orang. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
karakteristik penderita hepatitis B rawat inap RSUD Rantau Prapat tahun 2006-2009.
1.2. Rumusan Masalah