3. Makanan olahan tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan, contoh: susu
rendah lemak untuk orang yang menjalani diet lemak dan lain-lain. Penanganan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit yang
disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahansenyawa beracun atau organisme patogen.
Bahansenyawa kimia beracun bisa berasal dari makanan itu sendiri maupun dari luar makanan seperti kemasannya. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia zat kimia akan
menimbulkan efek yang berbeda-beda, tergantung jenis dan jumlahnya. Penggunaan bahan pengemas makanan yang dilarang dapat menyebabkan penyakit kanker, tumor
dan gangguan saraf Yuliarti, 2007.
2.2. Kemasan Makanan
Kemasan makanan merupakan suatu bahan
untuk mempermudah pengangkutan, pemasaran dan pendistribusian makanan. Kemasan makanan harus
memperhatikan fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi Suyitno, 1990.
Kemasan makanan yang paling sering digunakan untuk membungkus makanan adalah kertas, plastik dan styrofoam yang memiliki keunggulan masing-
masing. Namun di balik keunggulannya, ternyata tersimpan bahaya terselubung bagi kesehatan, terutama plastik dan styrofoam. Kemasan ini perlu diwaspadai
penggunaannya, terlebih dalam bisnis makanan, karena tidak sedikit penjual makanan
Universitas Sumatera Utara
yang tidak mengetahui penggunaannya secara tepat dan resiko yang ditimbulkan bagi kesehatan Koswara, 2006.
Menurut Buckle 1987, ada resiko-resiko tertentu sehubungan dengan bahan- bahan pengemas, proses dan juga pendistribusian makanan yang telah dikemas.
Selain bahaya mikroorganisme yang kemungkinan terdapat pada bahan pengemas makanan, resiko lain yang mungkin muncul adalah masuknya komponen beracun
yang berasal dari bahan pengemas ke dalam bahan makanan, seperti bahan-bahan kimia dan bau yang berasal dari bahan pengemas tersebut.
Mutu dan keamanan makanan yang dikemas sangat tergantung dari mutu kemasan yang digunakan, baik kemasan primer, sekunder maupun tertier. Oleh
karena itu diperlukan adanya peraturan-peraturan mengenai kemasan makanan, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen Suyitno, 1990.
Menurut UU RI No.7 Tentang Pangan Tahun 1996, Pasal 16 ayat 1 “Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa
pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia” dan
ayat 3 “Pemerintah menetapkan bahan yang dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata cara pengemasan pangan tertentu yang diperdagangkan” dan menurut
Peringatan Publik BPOM Nomor: KH.00.02.1.55.2890 Tahun 2009 tentang “Plastik Kresek” dan Keterangan Pers BPOM Nomor: KH.00.02.1.55.2888 Tahun 2009
tentang “Kemasan Makanan Styrofoam” lampiran ditambah dengan penelitian- penelitian yang pernah dilakukan terhadap bahaya palstik dan styrofoam, semakin
Universitas Sumatera Utara
memperjelas bahwa kemasan makanan plastik kresek dan styrofoam perlu diwaspadai penggunaannya.
2.3. Kemasan Plastik Plastik merupakan kemasan makanan yang sangat populer dan menjadi