f. Desa Siaga
g. Dll.
2.3.4. Penyelenggaraan Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu hakekatnya dilaksanakan 1 satu kali dalan satu bulan, dimana tempat pelaksanaan Posyandu hendaknya tidaklah terlalu jauh dan
mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat disalah satu rumah warga, balai desa kelurahan, balai RTRWdusun atau tempat khusus
yang di bangun secara swadaya oleh masyarakat. Pengelolaan Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, sekertaris dan bendahara. Keriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai
berikut: a.
Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat. b.
Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotifasi masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
Kegiatan rutin Posyandu di selenggarakan dan dimotori oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader
setiap Posyandu adalah 5 lima. Jumlah ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilakukan oleh Posyandu, yakni mengacu pada sistim 5 meja. Adapun yang
dimaksut dengan sistim 5 meja tersebut menunjukkan 5 pelayanan yang diberikan oleh Posyandu. Secara umum pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
Langsa Baro telah memiliki kelengkapan dalam jumlah kader, walaupun dalam pelayanannya sistim 5 meja tersebut belum dapat dilakukan dengan maksimal
Depkes RI, 2006 Pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para penanggung jawab
pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1. Langkah-langkah dan pelaksana kegiatan Posyandu
LANGKAH PELAYANAN
PELAKSANA Pertama
Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan
Kader Ketiga
Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan
Kader
Kelima Pelayanan Kesehatan
Petugas Kesehatan, Sektor Terkait,
Bersama Kader
Sumber : Depkes RI, 2006
2.3.5. Tingkat Perkembangan Posyandu
Perkembangan masing-masing Posyandu tidaklah sama, dengan demikian pembinaan yang dilakukan masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah di kembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian
Posyandu. Tujuan Telaahan Posyandu adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4empat tingkatan.
Secara sederhana indikator untuk tiap tingkatan Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut Dinprov-SUMUT, 2007 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Tingkat Perkembangan Posyandu
No INDIKATOR
PRATAMA MADYA
PURNAMA MANDIRI
1 Frekuensi Penimbangan
8 8
8 8
2 Rerata Kader bertugas
5 5
5 5
3 Rerata cakupan DS
50 50
≥50 ≥50
4 Cakupa Komulatif KIA
50 50
≥50 ≥50
5 Cakupa Komulatif KB
50 50
≥50 ≥50
6 Cakupa Komulatif Imunisasi
50 50
≥50 ≥50
7 Program tambahan
- -
+ +
8 Cakupan dana sehat
50 50
≤50 ≥50
Sumber : Depkes RI, 2006 2.4. Hubungan Antara Kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga dan kegiatan
Posyandu
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga sebagai upaya memperbaiki keadaan gizi masyarakat merupakan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk
menanggulangi masalah gizi pada masyarakat, yang dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat dengan dukungan berbagai sektor, baik dari departamen maupun badan
pemerintahan. Posyandu adalah suatu wadah komunikas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat yang di lakukan oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.
Untuk itu di dalam mewujudkan tujuan program diperlukan kerjasama antar sektor yang baik. Untuk menciptakan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga maka perlu dilaksanakan strategi KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang tepat yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Penyederhanaan pengertian gizi pada masyarakat dengan semboyan “Anak
Sehat adalah Bertambah Umur Bertambah Berat”.
b. Pengalihan teknologi sederhana pada masyarakat untuk memonitoring dinamika
pertumbuhan Berat Badan BB anak balita yaitu penimbangan bulanan dengan
dacin dan pencatatan pada KMS.
c. Penimbangan bulanan adalah kegiatan utama dan ciri khas dari Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga, tanpa adanya kegiatan penimbangan bukan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga.
d. Ada tindak lanjut setelah ditimbang, minimal penyuluhan gizi dan pesan yang
spesifik.
e. Intervensi langsung yang sederhana, misalnya Larutan Gula Garam LGG,
vitamin A dosis tinggi dan tabelt besi.
Agar masyarakat dapat lebih termotivasi dan dapat lebih merasakan manfaat Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, maka dapat dikembangkan bentuk pelayanan
lainnya, misainya PMT, penyuluhan, rujukan, pelayanan kontrasepsi, imunisasi dan lain-lain. Kegiatan tersebut sekarang lebih dikenal dengan Posyandu. Oleh karena itu
kegiatan posyandu, kelompok kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga merupakan pintu masuk atau “entry point”dari pada kegiatan Posyandu.
Dengan demikian kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga yang disatukan dalam posyandu adalah kegiatan penimbangan bulanan balita. Sedangkan kegiatan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga yang lainnya dilaksanakan diluar kegiatan Posyandu sebagai aktivitas rutin misalnya tanaman pekarangan, kebun percontohan, motivasi
melalui jalur agama kelompok pengajian, ceramah di mesjid, peningkatan konsumsi
Universitas Sumatera Utara
makanan yang dilakukan oleh keluarga di desa, pengaturan pemberian ASI dan makanan pengganti ASI yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dan lain-lain.
Di dalam menjalankan program ini di lapangan di gunakan tenaga bantu yang di sebut dengan kader. Perilaku kader di dalam melakukan kegiatan di Posyandu
sangat mempengaruhi masalah kesehatan dan gizi yang terjadi di masyarakat. Perilaku kader di dukung oleh faktor determinan seperti faktor predisposisi, faktor
enebling dan faktorreinforcing, seperti yang tertera di gambar berikut :
Gambar 2.1. Konsep Teoritis dan Faktor Determinan Perilaku Kader.
Sumber : Modifkasi Soekidjo,2003; Subur, 2005; Wiku, 2007
Faktor enablling yang berkaitan
dengan pelaksanaan Posyandu :
- Dacin
- KMS
- PMT
- Gedung
- Panduan
- Sarana Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Faktor Predisposisi
yang berkaitan dengan karekteristik kader :
-
Umur -
Pedidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan -
Sikap -
Motivasi -
Pengetahuanpelatih an
Faktor Reinforcing : -
Dukungan pemda -
Dukungan LSM -
Dukungan TP- PKK
- Dukungan
masyarakat -
Struktur Posyandu
Perilaku Kader
Keaktifan Kader
Status Kesehatan Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep
Dari beberapa kajian yang telah dilakukan diatas, banyak faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader. Pada penelitian ini peneliti membatasi variabel
penelitian yang dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi Posyandu di Puskesmas Langsa Barat Kecamatan Langsa Baro yaitu faktor predisposisi, pendukung dan
penguat yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Keaktifan Kader dalam
program UPGK Faktor Predisposisi :
- Usia
- Pendidikan
- Status perkawinan
- Pekerjaan
- Pengetahuan
Faktor Pendukung : -
Pelatihan dan Pembinaan -
Kelengkaan infrastruktur
Faktor Penguat : -
Dukungan Instansi Terkait -
Penghargaan dan insentif
Universitas Sumatera Utara