d. Kurangnya pembinaan supervisi dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan
e. Buku petunjuk pedoman manual Posyandu yang belum tersebar secara merata
Hasil penelitian ini hampir sama dengan apa yang dijumpai di Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa, dimana dari survei awal peneliti ditemukan bahwa
dukungan dan peran serta dari tokoh masyarakat akan perkembangan Posyandu masih sangat kurang, dimana Posyandu sangat menggantungkan perkembangannya
pada Puskesmas. Melihat beberapa faktor penyebab keaktifan kader diatas, maka faktor-faktor
keaktifan kader dapat dikelompokkan kepada tiga faktor yaitu :
2.1.2.1. Faktor Predisposisi
1. Umur
Umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak mulai lahir sampai dengan batas akhir hidupnya. Umur sangat mempengaruhi seseorang didalam melaksanakan
suatu kegiatan ataupun aktifitas. Menurut Nilawati 2008 menyatakan bahwa kader yang muda lebih banyak memberikan kotribusi semangat, motivasi, dan inovasi
didalam melaksanakan waktu luang dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader membantu masyarakat.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan dimiliki oleh seorang kader dan mendapatkan bukti kelulusan yang diakui oleh
negara. Selain itu pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
masukan input, dan keluaran output didalam mencapai tujuan dari pendidikan itu
sendiri yaitu merubahan perilaku Notoatmojo, 2005.
Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisa serta
pengembangan kepribadian. H.L.Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang
secara operasional tujuannya dibedakan kedalam tiga aspek yaitu: pengetahuan kognitif, sikap afektif dan aspek ketrampilan psikomotor.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah tugas utama atau kegatan rutinitas yang dimiliki oleh seorang kader untuk membantu, dan membiayai kehidupan keluarga serta menunjang
kebutuhan rumah tangganya. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seseorang didalam menjaga kesehatan, baik individu maupun kesehatan keluarga. Karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan karena kesibukan membuat seseorang terabaikan akan kesehatannya, termasuk kader Posyandu. Kesibukan akan pekerjaan terkadang
membuat ibu lupa terhadap tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Sebaiknya seorang kader Posyandu itu tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan
mempunyai pengalaman yang lama menjadi kader dan tidak adanya pergantian kader dalam satu tahun Suegianto, 2005.
Disamping itu terlihat bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan keaktifan sebagai kader, misalnya saja seorang ibu yang dengan kesibukan tertentu
akan mempengaruhi keaktifan kader tersebut didalam pelaksanaan Posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan setiap bulannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Status perkawinan