3.2.2. Isolasi Escherichia colidari Ikan Nila Oreochromis niloticus L.
Sampel ikan Nila sebanyak 25 g ditimbang secara aseptis dan dimasukkan ke dalam wadah. Sampel dimasukkan ke dalam 225 mL larutan Butterfield’s
Phosphate Buffer BFP. Sampel dihomogenisasi menggunakan stomacher selama 2 menit, homogenat ini merupakan pengenceran 10
-1
, kemudian dilanjutkan dengan uji pendugaan coliform, penegasan coliform, pendugaan E. coli dan
penegasan E. coli Lamp. 1.Hlm. 37 SNI 01.2332.1-2006. Apabila ikan dinyatakan positif E. coli maka perlu dilakukan uji kualitas air keberadaan E.
coli pada tambak tersebut Lamp. 3 Hlm. 39.
3.2.3. Isolasi Vibrio choleraedari Ikan NilaOreochromis niloticus L.
Sampel ikan Nila sebanyak 25 g ditimbang secara aseptis dan dimasukkan ke dalam wadah. Sampel dimasukkan ke dalam 225 mL larutan Alkaline Pepton
Water APW. Sampel dihomogenisasi menggunakan stomacher selama 2 menit, homogenat ini merupakan pengenceran 10
-1
, kemudian dilanjutkan dengan pengkayaan, pemurnian, uji biokimia pendahuluan, pewarnaan Gram, uji biokimia
lanjutan dan uji serologi Lamp. 2. Hlm. 38 SNI 01.2332.4-2006. 3.2.4. Penyiapan Sampel Ekstraksi
Sebanyak 5 kg umbi bawang Lokio yang telah dipotong bagian akar dan daunnya, dicuci hingga bersih. Umbi dipotong sama besar. Potongan umbi
dikeringkan dalam oven pada suhu 37-40
o
C selama 1-2hari.Hasil pengeringan dihancurkan menggunakan blender untuk mendapatkan bentuk simplisia Lamp.
5CHlm. 42. Simplisia umbi bawang Lokio dimasukkan ke dalam botol kaca untuk tahap ekstraksi selanjutnya.
3.2.5. Ekstraksi Umbi Bawang Lokio dengan Pelarut N-heksana
Prinsip dari ekstraksi dalam penelitian ini ialah pengikatan senyawa non polar dan polar dengan pelarut organik berdasarkan metode Harborne
1973.Pelarut n-heksana dimasukkan kedalam botol kaca yang telah berisikan umbi bawang Lokio hasil pengeringan sebanyak 1:1 wv.Botol kaca ditutup
menggunakan plastik dan karet dan dimaserasi selama 3 hari menggunakan mesin penggoyang.Setelah 3 hari, maserat dipisahkan dari padatan dan disaring
menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak.Padatan dimasukkan kedalam botol kaca dan disimpan untuk ekstraksi kedua.Ekstrak yang didapat lalu
dimasukkan kedalam corong Buchner dan didapat dua lapisan.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 30 menit
pada suhu 70°C.Hasil dari evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.
3.2.6. Ekstraksi Umbi Bawang Lokio dengan Pelarut Etil Asetat
Padatan hasil maserasi menggunakan pelarut N-heksana dimasukkan kedalam botol kaca yang telah berisi pelarut etil asetat dengan kadar 1:1 wv.
Padatan dimaserasi selama 3 hari menggunakan mesin penggoyang.Setelah 3 hari, maserat dipisahkan dari padatan dan disaring menggunakan kertas saring untuk
mendapatkan ekstrak.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 60 menit pada suhu 65°C.Hasil dari
evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.
3.2.7. Ekstraksi Umbi Bawang Lokio dengan Pelarut Etanol
Padatan hasil maserasi menggunakan pelarut N-heksana dimasukkan kedalam botol kaca yang telah berisi pelarut etil asetat dengan kadar 1:1 wv.
Padatan dimaserasi selama 3 hari menggunakan mesin penggoyang.Setelah 3 hari, maserat dipisahkan dari padatan dan disaring menggunakan kertas saring untuk
mendapatkan ekstrak.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 60 menit pada suhu 65°C.Hasil dari
evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.
3.2.8. Penyiapan Isolat Mikroba Indikator