BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deteksi Escherichia coli danVibrio choleraedari Sampel Ikan Nila Oreochromis niloticus L.
Deteksi Escherichia coli dan Vibrio cholerae dilakukan dari sampel ikan Nila segar ± 300-350 g ekor masing-masing 2 ekor ikan secara aseptis. Pengujian E.
coli dilakukan berdasarkan SNI 01-2332.1-2006 dan V. cholerae berdasarkan SNI 01-2332.4-2006. Hasil deteksi menyatakan bahwa ikan Nila tambak tersebut
positif tercemar E. coli, namun tidak tercemar V. cholerae disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengujian Escherichia colidan Vibrio cholerae dari Ikan Nila No.
Pengujian Hasil
1. Pendugaan coliform
+ gelembung udara pada media LTB. 2.
Penegasan faecal coliform + gelembung udara pada media EC broth
1100 APM g coliform 3.
Pendugaan E. Coli Koloni hitam dengan tanpa hijau metalik
pada media LEMB agar. 4.
Penegasan E. Coli + pada media PCA miring.
Uji Biokimia : + produksi indol, + uji Voges Proskauer, Uji Metil Red, - Uji
Sitrat dan + produksi Laktosa. Uji Morfologi dan Pewarnaan : berbentuk
batang pendek dan Gram negatif, tidak berspora.
5. Pengkayaan V. Cholerae
- koloni kuning pada media TCBS agar. Pengujian ini dilakukan dalam waktu yang berbeda. Hasil menunjukkan
bahwa ikan Nila tercemar E. coli namun tidak tercemar V. cholerae. Pencemaran E. coli diduga berasal dari air tambak yang terkontaminasi dengan bangkai ikan
yang dibuang di sekitar tambak, pengairan yang tidak lancar sehingga air tampak keruh, juga adanya aktivitas manusia yang membuang kotoran di sekitar tambak.
Menurut Mandal et al., 2009, faecal coliform seperti E. coli biasanya berasal dari feses hewan berdarah panas. Faecal coliform pada ikan menunjukkan
tingkat pencemaran lingkungannya karena coliform bukan flora normal pada ikan.
Kontaminasi juga berasal dari usus ikan yang pecah selama penanganan dan pencucian yang kurang baik.Kontaminasi ikan dari bakteri enterik manusia atau
hewan akan menyebabkan pembusukan pada berbagai makanan. Populasi E. coli terdapat pada daging, insang dan usus dari ikan Nila Tilapia yang diperoleh dari
kolam. Adanya faecal coliform lebih berdampak bagi manusia daripada organisme perairan itu sendiri. Disentri, demam tipoid, gastroenteritis dan penyakit yang
serupa merupakan penyakit yang ditimbulkan dari kontaminasi faecal coliform. Mandal et al., 2009 menambahkan bahwa adanya endapan kotoran manusia di
dalam kolam ikan menyebabkan air terkontaminasi dan ketika air yang terkontaminasi itu dicerna oleh ikan maka ikan menjadi terkontaminasi.
Tingginya nilai APM g coliform menunjukkan kontaminasi yang tinggi terjadi pada ikan yang akan mempengaruhi kesehatan ikan Nila lainnya pada
kolam yang sama. Menurut Adams et al., 1999 bahwa ikan Tilapia memiliki kandungan nitrogen yang banyak dan sangat mudah mengalami pembusukan.
Laju pembusukan berhubungan dengan adanya mikroba yang melekat pada tubuh ikan, khususnya Enterobacteriaceae. Shinkafi 2010, menambahkan bahwa
dengan melihat kandungan bakteri pada organ ikan, kualitas ikan dapat diperkirakan hingga waktu penyimpanannya. Informasi tentang jenis dan
banyaknya bakteri yang berasosiasi dengan ikan Nila akan mempengaruhi kesehatan ikan Nila dan dapat mencegah terjangkitnya penyakit pada suatu kolam.
4.2. Deteksi Escherichia coli pada Sampel Air Tambak Bakti Mulyo