Penyiapan Isolat Mikroba Indikator Uji Antimikroba Ekstrak Umbi Bawang Lokio terhadap Mikroba Indikator Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum KHM Ekstrak Umbi Bawang Lokio

menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak.Padatan dimasukkan kedalam botol kaca dan disimpan untuk ekstraksi kedua.Ekstrak yang didapat lalu dimasukkan kedalam corong Buchner dan didapat dua lapisan.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 30 menit pada suhu 70°C.Hasil dari evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.

3.2.6. Ekstraksi Umbi Bawang Lokio dengan Pelarut Etil Asetat

Padatan hasil maserasi menggunakan pelarut N-heksana dimasukkan kedalam botol kaca yang telah berisi pelarut etil asetat dengan kadar 1:1 wv. Padatan dimaserasi selama 3 hari menggunakan mesin penggoyang.Setelah 3 hari, maserat dipisahkan dari padatan dan disaring menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 60 menit pada suhu 65°C.Hasil dari evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.

3.2.7. Ekstraksi Umbi Bawang Lokio dengan Pelarut Etanol

Padatan hasil maserasi menggunakan pelarut N-heksana dimasukkan kedalam botol kaca yang telah berisi pelarut etil asetat dengan kadar 1:1 wv. Padatan dimaserasi selama 3 hari menggunakan mesin penggoyang.Setelah 3 hari, maserat dipisahkan dari padatan dan disaring menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak.Ekstrak ditampung dalam labu kaca dan diuapkan menggunakan rotaryevaporator selama 60 menit pada suhu 65°C.Hasil dari evaporasi merupakan ekstrak kental untuk uji antimikroba selanjutnya.

3.2.8. Penyiapan Isolat Mikroba Indikator

Isolatbakteri indikatorEscherichia coli dan Vibrio cholerae yang diisolasi dari ikan Nila ditumbuhkan kedalam media peremajaan Tripton Soya AgarTSA selama 24 jam di inkubator 35 °C. Sebanyak 10 mL NaCl 0,9 dimasukkan ke dalam tabung reaksi secara aseptis. Isolat bakteridiinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9 menggunakan jarum ose bengkok, kemudian disamakan kekeruhannya sesuai dengan OD 600 = 0,5 setara 10 8 CFU mL.

3.2.9. Uji Antimikroba Ekstrak Umbi Bawang Lokio terhadap Mikroba Indikator

Pengujian daya hambat isolat mikroba patogen menggunakan metode difusi cakram kertas Bauer et al., 1966. Cakram kertas ditetesiekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol bawang Lokio sebanyak 20 µ L, ditiriskan lalu diletakkan di atas sebaranmikroba uji dengan OD 600 =0,5 pada media MHA, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 °C.Pengujian dilakukan dengan 2 kali ulangan duplo.Pengamatan dilakukan denganmengukur zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas menggunakan jangka sorong.

3.2.10. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum KHM Ekstrak Umbi Bawang Lokio

Ekstrak kental n-heksana, etil asetat dan etanol dari umbi bawang Lokio dibuat konsentrasi bervariasi menggunakan pelarut DMSO Dimetilsulfoksida.Konsentrasi ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol yang digunakan yaitu 2.5, 5, 7.5, 10, 20, 30, 40 dan 50 vv. Sebagai kontrol - digunakan cakram kertas mengandung DMSO, kontrol + digunakan cakram kloramfenikol. Cakram kertas diletakkan di atas sebaranmikroba uji dengan OD 600 = 0,5 pada media MHA, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35 °C. Nilai KHM ditentukan dari konsentrasi ekstrak terendah yang menunjukkan aktivitas antimikroba melalui pengukuran zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas. 3.2.11. Uji Organoleptik Ekstrak Bawang Lokio pada Ikan Nila Ekstrak etanol bawang Lokio dengan konsentrasi 100 diaplikasikan untuk melihat masa simpan ikan segar dengan uji organoleptik. Uji dilakukan dengan metode perendaman ikan pada 50 mL ekstrak bawang Lokio di dalam boxstyrofoam masing-masing 2 ekor ikan box lalu disimpan pada suhu 27 °C. Sebagai perbandingan, dibuat kontrol dengan tanpa perendaman yang disimpan di ruangan pada suhu 27 °C dan 4 °C kulkas. Sampel ikan diamati setiap 6 jam selama 36 jam.Uji organoleptik ikan segar dilakukan berdasarkan SNI 01-2346- 2006 Lamp. 4. Hlm. 40 Pengujian organoleptik dilakukan oleh 7 orang panelis terlatih dari UPTLPPMHP Medan. Pengujian tesebut dilakukan dengan menggunakan range skor 1-9, 1 untuk nilai terburuk dan 9 untuk nilai terbaik.

3.2.12. Penentuan Angka Lempeng Total ALT pada Ikan Nila

Dokumen yang terkait

Potensi bakteri saluran pencernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai kandidat probiotik berbasis enzim

26 240 46

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Studi Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dalam Air Tawar Dan Dalam Campuran Air Tawar Dan Air Laut

3 92 100

Efektifitas Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, Dan Cl Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dan Air Laut.

4 66 64

Analisis Pembudidayaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dalam Kolam Air Tawar Dan Campuran Air Laut Berdasarkan Perubahan Kandungan Mineral

2 52 116

Aktivitas Antimikrob Dan Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Bawang Batak (Allium Chinense G. Don.).

1 13 38

Potensi Esktrak Umbi Bawang Lokio (Allium chinense G. Don) Dalam Menghambat Escherichia coli Dan Meningkatkan Masa Simpan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.)

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Bawang Lokio (Allium chinense G.Don) - Potensi Esktrak Umbi Bawang Lokio (Allium chinense G. Don) Dalam Menghambat Escherichia coli Dan Meningkatkan Masa Simpan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.)

0 0 7

Potensi Esktrak Umbi Bawang Lokio (Allium chinense G. Don) Dalam Menghambat Escherichia coli Dan Meningkatkan Masa Simpan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.)

0 0 13

PENGGUNAAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA PAKAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

0 0 16