Capital Adiquency Ratio Capital adiquency ratio CAR adalah rasio permodalan yang

dalam return on assets juga berpengaruh terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor internal bank itu meliputi seluruh rasio keuangan bank atau posisi keuangan bank seperti dana pihak ketiga, permodalan, profitabilitas, kualitas kredit dan lain-lain.

2.3.1 Capital Adiquency Ratio Capital adiquency ratio CAR adalah rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Menurut Siamat 2005 : 209 CAR merupakan rasio kecukupan pemenuhan modal minimum KPMM terhadap ketentuan yang berlaku.CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh modal bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bank. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor: 321PBI2001 tahun 2001 bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aktiva tertimbang menurut resiko. Menurut Siamat 2005 : 293 modal kantor cabang dari bank yang berkedudukan diluar negeri adalah : dana bersih kantor pusat dan kantor-kantor cabangnya diluar Indonesia net head office funds. Adapun komponen dana bersih tersebut adalah sebagai berikut : a. Cadangan yang dibentuk oleh kantor cabang di Indonesia yang berasal dari laba setelah pajak baik berupa cadangan modal, cadangan umum, dan cadangan tujuan. b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif Yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai komponen modal pelengkap adalah maksimum sebesar 1,25 dari jumlah Aktiva TertimbangMenurut Resiko. c. Cadangan revaluasi aktiva tetap Yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak. d. Laba yang ditahan Yaitu saldo laba setelah diperhitungkan pajak oleh kantor pusatnya diputuskan untuk ditahan di kantor cabangnya di Indonesia. e. Laba tahun lalu Yaitu seluruh laba bersih dari tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum ditetapkan penggunaanya oleh kantor pusat. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang modal. f. Laba tahun berjalan Yaitu laba yang diperolah dalam tahun buku berjalan stelah dikurangi taksiran-taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal hanya sebesar 50. Dalam hal tahun buku berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang modal. g. Selisih antara penerimaan dalam segala bentuk diluar butir a sd f dari kantor pusat, danatau kantor-kantor cabang bank di luar Indonesia kepada kantor cabangnya di Indonesia, dengan penempatan dana dalam segala bentuk di luar butir a sd f dari kantor cabangnya di Indonesia kepada kantor pusat danatau kantor-kantor cabangnya di luar Indonesia Net Inter OfficeFundNIOF yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Apabila posisi NIOF yang sebenarnya lebih besar dari NIOF yang sudah ditetapkan, maka diperhitungkan sebagai modal adalah NIOF yang sebenarnya. Dalam hal posisi NIOF negatif, maka jumlah tersebut merupakan penguran dari modal. CAR dirumuskan sebagai berikut : CAR = Total Capitalx 100 Risk weighted assets

2.3.2 Return on Asset