dilihat dari rata-rata penyaluran kredit modal kerja dari tahun 2010-2014 adalah 68,03 atau Rp. 122,1 Triliun. Sedangkan untuk kredit investasi ditahun 2010
sempat lebih rendah dibanding kredit konsumsi. Namun secara rata-rata kredit investasi lebih besar alokasinya dibanding kredit konsumsi yakni sebesar 19,51
atau Rp. 35,6 Triliun berbanding 12,45 atau Rp. 20.7 Triliun selama periode 2010 sampai 2014.
4.5.2 Penyaluran Kredit Bank Asing Pada Sektor UMKM
Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada
UMKM. Sejak diberlakukannya kebijakan baru oleh Bank Indonesia, dimana setiap bank yang beroperasi di Indonesia harus menyalurkan kreditnya pada sektor
UMKM tidak terkecuali bank asing. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM.Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang
memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Kredit UMKM didasarkan pada definisi plafon, yaitu: 1
kredit mikro dengan plafon s.d Rp50juta, 2 kredit kecil dengan plafon lebih dari Rp50juta s.d Rp500 juta, dan 3 kredit menengah dengan plafon lebih dari
Rp500juta s.d Rp5miliar.
Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dunia usahanya masih di dominasi oleh sektor UMKM. Oleh karena itu kredit
UMKM sengaja diberikan khusus oleh perbankan di Indonesia guna mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan tabel penyaluran kredit UMKM oleh perbankan di Indonesia tahun 2010-2014.
Tabel 4.10 Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Kelompok Bank Tahun 2010-2011
Miliar Rupiah Kelompok Bank
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-Rata
Bank Persero 343.990 222.645 242.861 304.751 341.804
291.210 BUSN Devisa
363.631 176.925 205.731 217.529 230.998 238.963
BUSN Non Devisa 41.355
17.309 23.260
27.572 30.367
27.973 BPD
126.561 31.314
45.082 46.896
50.837 60.138
Bank Campuran 24.932
6.651 8.750
11.379 13.467
13.036 Bank Asing
26.314 3.320
713 697
4.247 7.058
BPR 33.810
21.722 25.829
31.211 35.420
29.598 Total
960.593 479.886 552.226 640.035 707.140 667.976
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, data diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat penyaluran kredit UMKM bank asing dari tahun 2010 sampai 2014 secara rata-rata paling kecil jika dibandingkan dengan
kelompok bank yang lain. Pada tahun 2010 bank asing hanya menyalurkan kredit sebesar Rp. 26,3 Triliun. Tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup drastis
menjadi Rp. 3,3 Triliun. Tahun 2012 juga masih mengalami penurunan menjadi Rp. 712,6 Miliar. Tahun 2013 juga masih mengalami penurunan menjadi Rp.
697,1 Miliar. Dan pada tahun 2014 sedikit mengalami kenaikan menjadi Rp. 4,2 Triliun.
Untuk lebih jelas berikut ini disajikan grafik rata-rata penyaluran kredit UMKM menurut kelompok bank.
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, data diolah
Gambar 4.5 Grafik Rata-Rata Penyaluran Kredit UMKM Menurut Kelompok Bank
Tahun 2010-2014
Dari grafik dapat dilihat bahwa rata-rata penyaluran kredit UMKM menurut kelompok bank tahun 2010-2014 paling besar disalurkan oleh Bank
Persero yaitu sebesar 44 atau Rp. 291,2 Triliun. Kemudian yang kedua adalah Bank Swasta Nasional Devisa sebesar 36 atau Rp. 239 Triliun. Yang ketiga
adalah Bank Pembangunan daerah 9 atau Rp 60,1 Triliun. Kemudian keempat dan kelima diikuti Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Swasta Nasional Non
Devisa masing 4 atau Rp. 29.6 Triliun dan Rp. 28 Triliun. Selanjutnya yang keenam adalah Bank Campuran yaitu sebesar 2 atau Rp. 13 Triliun. Dan
terakhir paling sedikit menyalurkan kredit UMKM adalah Bank Asing yakni sebesar 1 atau Rp. 7 Triliun.
44
36 4
9 2
1 4
Bank Persero Bank Swasta Nasional
Devisa Bank Swasta Nasional Non
Devisa BPD
Bank Campuran Bank Asing
BPR
Dari keseluruhan kelompok bank, bank asing adalah bank yang paling sedikit menyalurkan kredit UMKM. Hal ini dikarenakan dua kemungkinan, yang
pertama bank asing cenderung menyalurkan kredit pada kredit skala besar yaitu diatas Rp. 5 Miliar dan yang kedua adalah dikarenakan izin dalam membuka
kantor cabang untuk bank asing belum sebebas kelompok bank lainnya, sehingga bank asing tidak dapat atau susah menyalurkan kredit UMKM ke berbagai daerah
di Indonesia.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian