alpha adalah 0,50 Narsa dan Rani, 2001:27, dimana suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan cronbach alpha 0,60 Nunnaly, 1967
dalam Ghozali 2001:42
2. Uji Asumsi Klasik
Adapun pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Normalitas
Menurut Gujarati dalam Narsa dan Rani 2001 bahwa dalam pengujian regresi syarat yang harus dipenuhi pertama kali adalah uji
normalitas, apakah data yang diperoleh berdistribusi nomal atau tidak. Peneliti melihat kenormalan data pada grafik normalplot, dimana bila
data menyebar di sekitar garis regresi diasumsikan mendeteksi kenormalan.
b. Multikolinieritas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika terjadi
dinamakan terdapat problem multikolinearitas multiko Santoso, 2004: 203. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
independen. Untuk memdeteksi adanya problem multiko ini salah satunya dilakukan dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance
Inflation Faktor VIF, dimana model regresi yang bebas multiko adalah
yang mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka TOL mendekati 1 santoso, 2004: 200
c. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. jika varians dari suatu residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Sebaiknya
jika varians
berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model
regresi yang
baik tidak
terjadi heterokedastisitas Santoso, 2004: 208 salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik flot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi data ada tidaknya heterikedastisistas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SPESID dan ZPRED dimana sumnbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah studentized Ghozali, 2001: 69. Dasar pengambilan keputusan: jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjaadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas Santoso, 2004: 210.
3. Uji Hipotesis