BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Manajemen Mutu Terpadu TQM
1. Definisi TQM
Manajemen mutu total Total Quality Management-TQM adalah teknik di mana manajemen mengembangkan kebijakan dan praktik-praktik
untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan melampaui harapan pelanggan Blocher dan Cokirsin, 2007:18. Manajemen mutu total adalah
pendekatan tingkat perusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk memperbaiki mutu di semua proses dan aktivitas Carter Usry,
2006:199. TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah
holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan Ishikawa 1993:135 dalam
Nasution 2005. Adapun pengertian TQM dalam bukunya Donal A Bal dkk 2007:482 ialah suatu pendekatan manajermen menyeluruh
perusahaan untuk memastikan kualitas di seluruh organisasi. Dalam bukunya Buddy Ibrahim 2000 dan Benjamin dan
Elizabeth 2005 Total Quality adalah Total Philosophy, suatu paradigma total tentang perbaikan kontinu dalam empat dimensi, yaitu:
a. Pengembangan perorangan dan profesional
Implikasi dari hal ini ialah bahwasanya perorangan peribadi harus kontinu memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dalam
konteks ilmu pengetahuan. b.
Hubungan inter-personal Hubungan ini sangat penting dalam menentukan harmonisasi
sinergi organisasi maupun dalam konteks kerjasama tim. Hubungan yang harmonis ini hanya akan tercapai apabila setiap
orang berusaha meningkatkan kualitas diri untuk memberikan kontribusi yang berkualitas dan memadai dalam rangka
pengembangkan kesinergian organisasi. Selain itu kualitas hubungan interpersonal dalam kerjasama tim sangat menentukan
keberhasilan tim untuk memecahkan berbagai masalah organisasi karena:
1 Keterampilan dan hasil kerja suatu tim mempunyai dampak
lebih besar terhadap organisasi dari pada peroranganindividu. 2
Para anggota tim akan lebih kuat saling mendorong dan memotivasi dalam suatu grouptim dibandingkan dengan
seorang individu. 3
Untuk menghadapi persaingan global dan memecahkan masalah organisasi yang rumit diperlukan tim dengan anggota
lintas fungsional. Kualitas keterampilan tim lintas fungsional akan lebih baik apabila hubungan interpersonal tim ialah
harmonis dan saling menunjang secara komplementer dan kolektif.
c. Efektivitas managerial
Secara umum setiap manajemen harus dapat melaksanakan beberapa hal mendasar sebagai berikut:
1 Menentukan visi, misi serta sasaran jangka panjang
2 Membuat perencanaan pelaksanaan misi dalam tahapan yang
realitas dengan pengukuran kualitas yang konsisten dan baik. 3
Menentukan bisnis inti dan mengembangkan kompetensi bisnis inti secara konsisten dan kontinu meningkatkan kualitas.
4 Mengembangkan kreativitas dan daya inovasi SDM dengan
memperdayakan serta meningkatkan motivasi dan kualitas kinerja.
5 Pengembangan kualitas SDM merupakan strategi bisnis
terpadu. 6
Proses pengambilan
keputusan dilakukan
dengan mendengarkan semua suara konsumen, proses produksi dan
karyawan dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Apabila peningkatan hasil kerja dan daya saing global
organisasi secara
konsisten dengan
pengukuran secara
berkelanjutan akan semua tahapan tanpa penambahan biaya overhead dan eliminasi pemborosan waktu, material, dan kerugian
produksi cacat dapat dikatakan bahwa telah mencapai tingkat efektivitas manajerial.
d. Produktivitas organisasi
Dalam setiap organisasi sebagai suatu sistem terdapat:
1 Input, yaitu semua masukan seperti bahan baku material,
energi, SDM dan modal. 2
Proses, yaitu sistem dan teknologi untuk mengelolah input diatas menjadi suatu produkjasa.
3 Output, yaitu hasil kerja berupa produkjasa yang siap pakai
bagi konsumen. Pengertian total philosophy diatas ialah bahwa kualitas bukanlah
suatu program akan tetapi berakar dalam prinsip-prinsip seperti keyakinan, harapan, rendah hati, kerja keras, konsistensi dalam tujuan, perbaikan,
progress, nilai-nilai moral dan kebenaran yang harus menjadi budaya kehidupan oganisasi.
2. Lima Pilar dalam TQM