C. Metode Pengumpulan data
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa respon rate di Indonesia tergolong rendah yaitu sebesar 10-
16, karena itu penulis berencana menyediakan kuesioner sebanyak 50 kuesioner. Sebelum kuesioner tersebut dikirim, terlebih dahulu dilakukan uji
coba pretest dengan tujuan menghindari adanya pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas serta untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mengisi
secara lengkap. Dengan demikian akan didapatkan masukan-masukan untuk memperbaiki kuesioner.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Sebelum menguji hipotesis dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas data. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas data.
Pengujian ini dilakukan dengan analis faktor, dengan tujuan memastikan bahwa masing pertanyaan akan terklasifikasi pada variabel-variabel yang
telah ditentukan construct validity. Menurut Kaiser dan Rice dalam Narsa dan Rani, 2001:27 untuk menunjukan construct validity dari masing-masing
variabel maka nilai Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy Kaiser’s MSA harus di atas 0,50, dimana butir pertanyaan dapat dikatakan
valid. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya cronbach
alpha cefficient untuk masing-masing data yang di uji. Nilai kritis cronbach
alpha adalah 0,50 Narsa dan Rani, 2001:27, dimana suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan cronbach alpha 0,60 Nunnaly, 1967
dalam Ghozali 2001:42
2. Uji Asumsi Klasik
Adapun pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
a. Normalitas
Menurut Gujarati dalam Narsa dan Rani 2001 bahwa dalam pengujian regresi syarat yang harus dipenuhi pertama kali adalah uji
normalitas, apakah data yang diperoleh berdistribusi nomal atau tidak. Peneliti melihat kenormalan data pada grafik normalplot, dimana bila
data menyebar di sekitar garis regresi diasumsikan mendeteksi kenormalan.
b. Multikolinieritas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika terjadi
dinamakan terdapat problem multikolinearitas multiko Santoso, 2004: 203. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
independen. Untuk memdeteksi adanya problem multiko ini salah satunya dilakukan dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance
Inflation Faktor VIF, dimana model regresi yang bebas multiko adalah
yang mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka TOL mendekati 1 santoso, 2004: 200
c. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. jika varians dari suatu residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Sebaiknya
jika varians
berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model
regresi yang
baik tidak
terjadi heterokedastisitas Santoso, 2004: 208 salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik flot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi data ada tidaknya heterikedastisistas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SPESID dan ZPRED dimana sumnbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah studentized Ghozali, 2001: 69. Dasar pengambilan keputusan: jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjaadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas Santoso, 2004: 210.
3. Uji Hipotesis
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi linier sederhana. Untuk menguji hipotesis pertama Ha
1
, yaitu pengaruh TQM terhadap kinerja perusahaan, alat uji yang digunakan regresi
linier sederhana simple linear regression, dimana persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = a + à X
1
+ e………………………………............................................1
Sementara untuk menguji hipotesis kedua Ha
2
,, yaitu pengaruh Organisational learning
sebagai variabel pemoderasi terhadap hubungan antara TQM dengan kinerja perusahaan dimana terdapat variabel
moderating didalamnya, dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain: moderated regression analysis MRA, uji residual dan uji nilai selisih
mutlak Ghazali dalam Pratomo: 2001: 34. Dalam penelitian ini alat uji yang digunakan adalah metode MRA
atau uji interaksi. Bentuk persamaan untuk menjawab hipotesis kedua H
a2
adalah sebagai berikut:
Y = a + à
1
X
1
+ à
2
X
1
X
2
+ e……………………………………….2 Keterangan:
X
1
= TQM X
2
= Organisational Learning
Y = Kinerja Perusahaan a = Konstanta
e = Exogennous variable à
1
- à
2
= Koefisien regresi X
1
X
2
= Interaksi antara Organisational Learning dengan TQM
Dalam pengujian regresi ini terdapat beberapa analisis yang digunakan, yaitu:
a Uji R
2
koefisien determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen Ghazali
dalam Pratomo, 2005:83. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R
2
atau R square, sedangkan dalam pengujian hipotesis kedua, koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai
Adjusted R-square.
b Uji signifikansi Simultan uji statistika F
Uji F statistika digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
c Uji signifikasi Parameter Individual Uji statistic t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
E. Batasan Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara
singkat dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran, pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala likert yaitu merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap
subjek, objek atau kejadian tertentu Indriantoro dan Supomo, 1999: 104. Dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan lima 5 point skala liker,
yaitu: nilai 1 sangat tidak setuju STS, 2 Tidak setuju TS, 3 Tidak Pasti TP, 4 Setuju S, dan 5 sangat setuju SS.
Variabel:
1. Peubah Terikat Variabel Dependen
Kinerja perusahaan yang dimaksud dalam penulisan ini adalah hasil operasional perusahaan dengan menggunakan dasar subjektif yang
berasal dari opini responde. Pendapat responden karyawan berupa bagaimana perusahaan berhubungan dengan saingannya dalam production
costs, fast delivery, flexibility untuk merubah volume produk, cycle time,
internal quality, exsternal quality, customer satisfaction, market share, dan employees’satisfaction
. Kinerja perusahaan ini diukur dengan menggunakan instrument Flynn dkk, yaitu menggunakan skala 5 poin hal
ini disebabkan untuk mempermudah penelitian ini, dikarnakan apabila