Disain Pengelolaan Sekolah Inklusi

54 Madania sangat heterogen tidak saja siswa yang normal tapi juga siswa yang tidak normal. Siswa tidak normal yang diterima di Madania adalah siswa yang memiliki gangguan perkembangan yaitu: autism, asperger syndrom, Attention Deficit Disorder ADD Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD, learning difficulties, dyslexia, Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified PDD-NOS dan speech delay. 5 Berdasarkan dokumen database dari SEN Unit, dari keseluruhan siswa Madania yang berjumlah 780, jumlah siswa berkebutuhan khusus tingkat SD ada 16 siswa, tingkat SMP ada 16 siswa, dan tingkat SMA ada 16 siswa.

A. Disain Pengelolaan Sekolah Inklusi

Menerapkan pendidikan inklusi dalam satuan pendidikan perlu memiliki disain pengelolaan yang jelas. 6 Landasan teori dan filosofis yang kuat akan menentukan arah dan tujuan yang konsisten dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi. Disain pendidikan yang mencerminkan keseriusan dari para pengelola pendidikan harus dibangun dari landasan filosofis dan teori yang kuat sehingga akan memperkuat konsistensinya untuk memberikan layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus dengan baik. Cerminan disain yang jelas akan nampak terlihat dalam keseluruhan rencana pendidikannya, mulai dari landasan filosofis, visi, misi, tujuan, perencanaan program dan tenaga pendidik dan kependidikannnya sampai sistem manajemennya. Sebagaimana layaknya dalam pengelolaan satuan pendidikan pada umumnya, penyusunan disain satuan pendidikan inklusi mengikuti standar pengelolaan sekolah 7 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 19 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan 5 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 9-10. 6 Menurut Peraturan Standar Nasional Pendidikan, kewenangan penyusunan disain pengelolaan sebuah sekolah ada pada pihak sekolah sendiri dimana sekolah harus memiliki dokumen yang menjelaskan tentang kewenangannya dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan. Lihat Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 . 7 Standar adalah kriteria minimum. Standar Pengelolaan Sekolah berarti kriteria minimum pengelolaan sekolah yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan yang mengacu kepada Permendiknas RI no. 19 tahun 2007. 55 Menteri ini menjelaskan bahwa dalam menyusun disain pengelolaan harus tergambar beberapa elemen yang meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. 8 Unsur terpenting dalam penyusunan disain pengelolaan pendidikan inklusi adalah landasan filosofisnya. 9 Disain pengelolaan pendidikan inklusi harus dibangun di atas satu pandangan terhadap siswa sebagai manusia utuh tanpa membedakan jenis, suku dan kecatatannya. Pandangan ini akan menentukan kerangka acuan dalam pengelolaan pendidikan inklusi sekaligus juga akan menentukan kualitas proses pendidikannya. Pendidikan inklusi sebagian besar didasarkan pada pandangan terhadap siswa sebagai manusia utuh yang memiliki hak memperoleh pendidikan sebagai hak asasinya. Bahwa semua individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dengan kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan menghormati martabat kemanusiaan mereka. 10 Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memiliki keunikan tersendiri yang membedakan antara yang satu dengan lainnya. Kekurangan manusia pada satu sisi akan ditutupi dengan kelebihan pada sisi yang lain. Siswa berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan baik pada fisik, psikis maupun mentalnya pada dasarnya memiliki kelebihan pada sisi lain yang apabila dikembangkan maka hasilnya hampir sama dengan anak normal lainnya dan bahkan bisa lebih.Tidak 8 Lihat juga Standar Pengelolaan Sekolah berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 49 dinyatakan bahwa standar pengelolaan sekolah harus menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Selain itu pada pasal 52 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus, kalender pendidikan, struktur organisasi, pembagian tugas diantara pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib dan kode etik hubungan antara sesama warga sekolah. 9 Landasan pendidikan inklusi lainnya adalah landasan yuridis dan landasan empiris, lihat Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Jakarta: Ditpslb, 2007, 5. Lihat juga Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Mengenal Pendidikan Inklusif Jakarta: Ditplb, 2006, 3. dengan tambahan yaitu landasan pedagogis. 10 Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman umum penyelenggaraan pendidikan inklusif, 2. 56 ada manusia yang sempurna di dunia ini, karenanya pada diri individu yang normal dan berbakat sekalipun pastilah terdapat juga kecacatan dan kelemahan seperti halnya anak berkebutuhan khusus yang pasti juga memiliki keunggulan- keunggulan dibalik kekurangannya. Pandangan universal Hak Azasi Manusia menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup layak, hak pendidikan, hak kesehatan, dan hak pekerjaan. 11 Sementara dalam pandangan pendidikan inklusi di Indonesia, landasan filosofis utamanya adalah Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-cita yang didirikan atas fondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut Bhineka Tunggal Ika. Filsafat ini sebagai wujud pengakuan kebhinekaan manusia, baik kebhinekaan vertikal maupun horizontal, yang mengemban misi tunggal sebagai umat Tuhan di bumi. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan kecerdasan, kekuatan fisik, kemampuan finansial, kepangkatan, kemampuan pengendalian diri, dan sebagainya. Sedangkan kebhinekaan horizontal diwarnai dengan perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal, daerah, afiliasi politik, dan sebagainya. Karena berbagai keberagaman namun dengan kesamaan misi yang diemban di bumi ini, maka menjadi kewajiban manusia untuk membangun kebersamaan dan interaksi dilandasi dengan saling membutuhkan. 12 Landasan Filosofis lainnya yang bisa turut mewarnai dalam pendidikan inklusi adalah filosofis berdasarkan pandangan agama khususnya Islam yang menegaskan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan Allah bukan karena fisik tetapi taqwanya, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya, dan manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi inklusif. 13 11 Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman umum penyelenggaraan pendidikan inklusif, 2. 12 Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Mengenal Pendidikan Inklusif, 3. 13 Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, 4. Lihat juga Qur’an surat al-H{ujurat: 13 dan surat al- Ra’du: 11. 57 Manusia sebagai hamba Allah SWT, mempunyai potensi ruhaniah yang memancar dari dimensi al-ruh dan al-fitrah, sehingga ia siap mengadakan hubungan vertikal dengan-Nya h}abl min Allah sebagai manifestasi dari sikap teosentris manusia yang mengakui Ketuhanan yang Maha Esa. Sebagai khalifah-Nya, ia memiliki potensi jismiah dan nafsiah yang mengandung dimensi al-nafs, al-‘aql dan al-qalb, sehingga ia siap mengaktualisasikan potensinya dalam konteks hubungan horisontal h}abl min al-nas, yaitu hubungan antara sesama ciptaan-Nya alam dan sesama manusia, yang diwujudkan dalam bentuk rekonstruksi sosial secara berkelanjutan untuk mencapai rido-Nya. H{abl min Allah dikembangkan dari konsep Tauhid Uluhiyah, sedangkan h}abl min al-nas atau rekonstruksi sosial dikembangkan dari konsep Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, dan Ruhmaniyah. 14 Pandangan filosofis terhadap sosok manusia seperti demikian perlu dimiliki oleh setiap penyelenggara pendidikan inklusi yang tercermin dalam disain pengelolaannya. Lembaga pendidikan seperti Madania sebagai sekolah penyelenggara layanan inklusif memiliki disain yang mencerminkan wawasan atau filsafat pendidikan yang benar-benar mendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusi. Landasan filosofisnya tergambar dari penggunaan istilah kata “madania” itu sendiri. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, kata “madania” masih seakar dengan kata “diri” dan “madinah”, yaitu sebuah “civil society” yang menjunjung tinggi peradaban yang diikat dengan aturan hukum, disiplin, mendukung tegaknya prinsip egaliterianisme, demokrasi, dan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden. Dengan demikian, pendidikan Madania senantiasa memiliki komitmen untuk mengenalkan dan menumbuhkembangkan pada siswa didik, nilai-nilai moral untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang beradab civilized atau madani. Di Madania, setiap individu adalah istimewa dan layak memperoleh pelayanan dan penghargaan yang sama karena Tuhan telah menganugerahkan manusia derajat dan hak-hak yang sama, sekalipun dengan potensi, minat dan pertumbuhan pribadi yang berbeda-beda. 15 14 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam Bandung: Nuansa, 2003, 50. 15 Komaruddin Hidayat, Selamat Datang ke Dunia Pendidikan Madania. www.madania.com diakses 28-10-2008. 58 Visi Madania nampak terlihat mencerminkan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Madania memiliki visi mengoptimalkan potensi siswa, sehingga siswa dapat memenuhi tahapan perkembangan sesuai usianya dan dapat mandiri di kehidupan sehari-hari . 16 Pada tiap-tiap tahapan terdapat tugas perkembangan yang harus dilalui siswa, dimana pada setiap tahapan tersebut diharapkan terdapat suatu kemampuan atau keterampilan baru yang dikembangkan, seperti kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, komunikasi, sosialisasi, dan aspek lainnya. 17 Menurut wagner, landasan filosofis akan menjadi ruh dalam gerak dan langkah serta fungsi dari setiap komponen dalam disain pendidikan inklusi. Selain itu, hal itu juga akan menjadi ciri dan karakteristik yang harus melekat dalam pendidikan inklusi. Disain pendidikan inklusi tersebut harus jelas nampak tergambar secara rinci dalam setiap elemen penting dalam pengelolaan pendidikan inklusi yang meliputi: dukungan administrasi, kompetensi guru, koordinator program inklusi, kolaborasi dari pendidikan umumreguler dan pendidikan khusus, dukungan kelas, Individualized Education Plan IEP, reguler education ownership, serta kolaborasi antara orang tua di rumah dan sekolah. 18 Berikut ini akan dijelaskan kelengkapan disain pendidikan inklusi tersebut : 1. Dukungan Administrasi Kesuksesan penyelenggaraan pendidikan inklusi diantaranya karena dukungan penuh dari para administrator sekolah – termasuk kepala sekolah – dan bagian pendidikan khusus. Dukungan ini sangat penting sekali, karena dalam menangani kelas inklusi tentunya akan menemui banyak kendala yang ditimbulkan karena perbedaan karakteristik siswa, khususnya siswa yang berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi akan berhasil apabila ada kerjasama 16 Komaruddin Hidayat, Selamat Datang ke Dunia Pendidikan Madania. www.madania .com. 17 Educational Support Department, Handbook 2009-2011 Bogor: Madania, 2009, 7. 18 K.A. Waldron, Introduction to a Special Education: the Inclusive Classroom USA: Delmar Publisher, 1996, 52. 59 dari berbagai pihak yang ada di sekolah, dari mulai kepala sekolah, guru, staff tata usaha, pegawai dan khususnya bagian pendidikan khusus yang secara teori memiliki pengetahuan dan kemampuan yang melebihi guru reguler lainnya dalam menangani siswa berkebutuhan khusus. Penanganan siswa berkebutuhan khusus tidak sesederhana menangani siswa normal lainnya. Dalam hal-hal tertentu, terdapat keunikan-keunikan tersendiri yang merupakan keunggulannya. Dibalik kelainannya dibanding siswa normal, terdapat kelebihan yang apabila guru dengan dukungan semua pihak di sekolah mampu menemukan keunggulan tersebut untuk kemudian dikembangkan, maka proses pendidikan terhadap siswa berkebutuhan khusus tersebut akan berhasil. Perhatian terhadap kelebihan siswa akan lebih berarti untuk kemajuan pengetahuannya daripada berfokus pada kecacatannya. Dukungan lainnya yang lebih penting lagi bagi guru adalah mendapat dukungan dalam bentuk bantuan melakukan penjadwalan konsultasi program, pemecahan masalah dan masukan yang membangun. Apabila penanganan terhadap siswa berkebutuhan khusus dilakukan secara bersama-sama maka kemungkinan perkembangan ke arah kemajuan akan lebih cepat terwujud. Di Madania, dukungan administrasi dalam penanganan siswa berkebutuhan khusus diantaranya diwujudkan dalam bentuk student’s recording yang berfungsi untuk memantau perkembangan siswa dengan cara mencatat hasil kerja siswa. Student’s recording meliputi: worksheet, catatan aktivitas siswa, daily log, visual recording, dan audio recording. Dukungan administrasi juga diwujudkan dalam bentuk buku komunikasi dari guru SEN Unit, buku komunikasi dari guru pendamping, komunikasi lewat telepon, sms, dan menggunakan e-mail. 19 Buku komunikasi tersebut berfungsi sebagai alat komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua untuk memantau perkembangan kemampuan siswa dari segi akademik dan atau bidang non akademik. 19 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 33-36. 60 Selain itu, ada juga buku program kegiatan harian yang juga berfungsi untuk memantau perkembangan sikap siswa berkebutuhan khusus tertentu. 20 Apabila pada saat mengikuti materi pada hari tersebut sikapnya baik, maka diberi ceklis berwarna hitam, tetapi sebaliknya apabila sikapnya kurang kooperatif, maka diberi tanda ceklis merah. 21 2. Pelatihan untuk Guru Pelatihan untuk guru dalam rangka meningkatkan kompetensinya merupakan kegiatan yang harus mendapatkan perhatian semua elemen di sekolah. Sebagai orang yang banyak berperan dalam proses pendidikan di sekolah, guru harus selalu ditingkatkan kemampuannya supaya dapat mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. Apalagi di sekolah inklusi yang siswanya heterogen, guru dituntut memiliki pengetahuan yang luas agar dapat mengakomodasi semua kebutuhan siswa yang beranekaragam kemampuannya. Semua guru yang terlibat dalam pendidikan ini harus mendukung prinsip pendidikan inklusi bagi siswa berkebutuhan khusus. Mereka harus mempunyai semangat dalam melaksanakan program dan mempunyai gaya mengajar yang fleksibel. Guru perlu berperilaku yang positif dalam melakukan pendidikan terhadap perilaku behaviour management dan keterampilan sosial social skills interventions pada siswa-siswanya. Di Madania, pelatihan untuk guru mengenai penanganan siswa berkebutuhan khusus merupakan kegiatan rutin yang sudah teragendakan dalam program kerja sekolah. Pelatihan dilakukan dalam bentuk pelatihan berkala baik dalam bentuk seminar maupun workshop. Setiap awal tahun ajaran baru, guru diberikan penjelasan tentang cara penanganan siswa berkebutuhan khusus dan bahkan dilibatkan langsung dalam pembuatan kurikulum individual siswa yang akan dihadapinya setahun yang akan datang. Demikian juga untuk guru yang 20 Buku program kegiatan harian ini hanya dimiliki oleh Ilen, siswa berkebutuhan khusus kelas 9 P yang termasuk kelompok individual. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 22-7-2010. 21 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Mardaih, S.Pd., guru SEN Unit di Madania, 5-5- 2010. 61 baru bergabung di Madania, pelatihan cara menangani siswa berkebutuhan khusus merupakan kegiatan yang mutlak harus diikuti. 22 Khusus untuk guru yang secara khusus menangani siswa berkebutuhan khusus guru-guru SEN Unit, selalu ditingkatkan kemampuan dan wawasannya dengan cara mengirim mereka secara bergiliran ke berbagai pelatihan, workshop atau seminar yang diadakan di luar Madania. 23 Demikian juga dengan guru pendamping yang diberi nama aide teacher. 24 Guru pendamping berhak mengikuti training atau pelatihan in house yang diselenggarakan oleh Madania. 25 Pelatihan dilakukan supaya mereka bisa memberikan pelayanan yang baik kepada siswa berkebutuhan khusus yang didampinginya yang biasanya tingkat kebutuhan pelayanannya termasuk berat. 3. Koordinator Program Inklusi Untuk mempermudah implementasi pendidikan inklusi perlu ada wadah yang bertanggungjawab menanganinya, bisa berupa koordinator, tim atau organ tersendiri yang masih berada dibawah kendali pimpinan pendidikan. Tanggungjawab utama dari koordinator ini adalah membuat program layanan untuk siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Selain itu, tugas lainnya adalah melaksanakan program integrasi, pelatihan terhadap guru-guru yang akan terlibat dalam penanganan siswa berkebutuhan khusus, pemberian informasi dan strategi yang berguna kepada guru-guru dalam pengajaran untuk siswa-siswa berkebutuhan khusus, ikut berpartisipasi dalam evaluasi program, serta memonitor pelaksanaan IEP. 22 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 30-4- 2010. 23 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 30-4- 2010. 24 Aide Teacher sebagai pendamping siswa berkebutuhan khusus bertugas: membimbing dan mengarahkan mereka agar dapat beradaptasi di sekolah, di bidang akademik dan atau bidang non akademik; melakukan one to one teaching untuk membantu mereka dalam memahami materi yang diajarkan, menjembatani komunikasi mereka dengan guru, teman, dan pegawai sekolah; berkoordinasi dengan orang tua dan sekolah dalam memantau perkembangan mereka; dan memantau mereka yang menjadi tanggungjawabnya di sekolah. Lihat Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 44-45. 25 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 45. 62 Di Madania, organ ini disebut SEN Unit Special Educational Need Unit sebagai organisasi yang menangani siswa berkebutuhan khusus. Organ ini dipimpin oleh seorang koordinator SEN Unit yaitu Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P. yang membawahi 14 guru SEN Unit. Keberadaan SEN Unit adalah untuk men-support guru-guru tentang bagaimana cara menangani siswa berkebutuhan khusus. 26 Dengan demikian, sumber daya manusia yang menangani SEN Unit adalah Head of Educational Support, koordinator SEN Unit, dan guru-guru SEN Unit. SEN Unit berperan memfasilitasi proses adaptasi siswa berkebutuhan khusus dalam mengikuti kegiatan sekolah agar mereka memiliki perkembangan potensi individu yang optimal, memiliki perkembangan emosi sesuai dengan usianya, menjadi individu yang mandiri, serta mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial melalui pendekatan holistik antara sekolah, orangtua, dan tim professional. 27 Adapun tugas dan tanggungjawab guru SEN Unit adalah bekerjasama dengan guru dan atau guru pendamping dalam menangani siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat lebih beradaptasi di lingkungan sekolah. Tugas dan tanggungjawab lainnya adalah membuat rancangan IEP yang merupakan program siswa berkebutuhan khusus di bidang akademis dan non-akademis, dan melakukan evaluasi secara berkala. Guru SEN Unit juga bertugas membuat IEP final dengan cara berkoordinasi dengan guru, guru pendamping, dan pihak-pihak yang terkait antara lain psikolog, terapis, dan orang tua dalam membuat dan menjalankan IEP. Membuat laporan tertulis mengenai program yang dijalankan adalah tugas lainnya dari guru SEN Unit disamping membuat dan mempresentasikan profil siswa berkebutuhan khusus mengenai program dan hasil pencapaian mereka selama 1 tahun pelajaran pada pihak yang terkait. 28 26 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 30-4- 2010. 27 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 7-9. 28 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 8. 63 4. Kolaborasi dari pendidikan umumreguler dan pendidikan khusus. Sekolah dikatakan sekolah inklusi apabila ada kolaborasi antara pendidikan reguler dan pendidikan khusus. Semua guru yang terlibat di dalamnya harus memahami karakteristik masing-masing siswa, khususnya yang berkebutuhan khusus, memahami persoalannya dan berusaha mencari pemecahan masalahnya. Oleh karenanya, perlu sering dilakukan pertemuan diantara seluruh guru yang terlibat dalam pelayanan siswa berkebutuhan khusus paling tidak 1 atau 2 minggu sekali. Pertemuan ini sekaligus untuk mengevaluasi program yang telah dilaksanakan seminggu sebelumnya. Di Madania yang sejak awal kehadirannya mengusung nilai-nilai inklusif dalam penyelenggaraannya, tentunya kolaborasi antara pendidikan umum dan pendidikan khusus sudah ada di dalamnya. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya senantiasa ada kerjasama antara kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru SEN Unit, guru pendamping, dan semua pihak yang ada di lingkungan pendidikan Madania. 5. Dukungan kelas. Dukungan kelas yang dimaksud disini adalah dukungan dari seluruh warga kelas yang terdiri dari guru, guru pendamping, dan siswa tanpa kebutuhan khusus siswa normal. Di Madania, dukungan guru kelas sangat dirasakan mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman bagi seluruh siswa khususnya siswa berkebutuhan khusus, karena mereka merasakan perlakuan yang wajar seperti yang lain. Dukungan dari siswa normal juga sangat membantu siswa berkebutuhan khusus dalam mengembangkan harga diri dan potensinya. 29 D ukungan yang diberikan akan memberikan manpaat juga bagi mereka sendiri yaitu mereka dapat belajar tentang perbedaan individu dan bagaimana menyikapinya dengan 29 Bentuk dukungan mereka diantaranya menjadi pendamping dari teman sebaya yang membantu proses adaptasi temannya yang berkebutuhan khusus di dalam kelas. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 30- 4- 2010. 64 cara menunjukkan sikap toleransi. 30 Dengan begitu semua siswa dilatih untuk menyadari dan memahami keragaman dan perbedaan sesama temannya baik perbedaan suku, agama dan ras bahkan perbedaan fisik dan mentalnya. Sementara dukungan guru pendamping di dalam kelas adalah membantu proses belajar mengajar secara individual agar siswa berkebutuhan khusus mendapatkan kemajuan di bidang akademik dan sosial secara optimal.Tidak semua siswa berkebutuhan khusus membutuhkan guru pendamping, tergantung dari karakteristik siswa yang bersangkutan. Siswa berkebutuhan khusus yang didampingi adalah siswa yang mengalami hambatan dalam komunikasi, bahasa reseptif-ekspresif, sosialisasi, perilaku dan akademik. 31 6. Individualized Educational Plan IEP. Penyelenggaraan pendidikan inklusi yang baik dan terencana memerlukan penentuan IEP 32 yang sesuai dengan kebutuhan siswa. IEP diperlukan untuk memberikan layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus secara individual. Setiap individu siswa mendapat perhatian khusus mulai dari rencana pertahun, progress perkembangan hasil belajar sampai penentuan bentuk evaluasinya. Untuk mendapatkan IEP yang tepat sehingga menghasilkan kemajuan harus didukung data yang akurat dan analisis data yang dilakukan secara teratur. Dengan IEP seorang guru dapat memonitor keterampilan sosial siswa pada awal, 30 Meningkatkan Persahabatan antara anak dengan dan tanpa kebutuhan khusus dapat dilakukan dengan cara mengembangkan model pertemanan, memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengenal satu sama lain, mengajarkan keterampilan interpersonal untuk menciptakan dan memelihara persahabatan, menyediakan kondisi yang sesuai untuk mendorong interaksi sosial yang tepat, mengidentifikasi dan menetapkan peran dalam pengalaman pembelajaran kooperatif untuk membina persahabatan, membantu anak-anak membuat lingkaran teman sebelum pindah ke lingkungan pendidikan yang baru, serta menggunakan buku-buku, video, dan lagu-lagu tarian yang mendorong persahabatan. Lihat David Auxter, Jean Pyfer, Carol Huettig, Principles and Methods of Adapted Physical Education and Recreation New York: McGraw-Hill , 2005,162. 31 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 8. 32 Format IEP Madania dibuat oleh guru SEN Unit yang pembuatannya disepakati oleh semua guru yang terlibat, psikolog, dan pihak ahli lain yang ditunjuk oleh orang tua. Aspek yang dicantumkan adalah aspek akademik dan non akademik yang diharapkan dicapai oleh siswa, dengan prioritas aspek yang digali sesuai kesepakatan pihak yang terkait. Lihat Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 18-19. 65 tengah dan akhir tahun ajaran. Dengan demikian, pengambilan dan pencatatan data awal dan akhir pre and post data harus terus dilakukan secara teratur terutama data tentang perilaku dan interaksi sosial siswa. Pembuatan IEP di Madania biasanya dilakukan untuk satu tahun ajaran. Pembuatan IEP dilakukan di awal tahun ajaran oleh tim edukasi siswa yang terdiri atas orang tua, guru, psikolog, dan pendamping siswa. IEP ini akan dievaluasi setiap akhir semester dan akhir tahun ajaran. 33 IEP dibuat secara individual sesuai dengan kebutuhan siswa dan menekankan pada potensi yang dimiliki oleh siswa, bukan pada ketidakmampuannya. Oleh karenanya, program yang tercantum dalam IEP akan berbeda-beda untuk setiap siswa berkebutuhan khusus. 34 7. Reguler Education Ownership. Dalam pelaksanaan pendidikan inklusi terutama dalam proses belajar mengajar, perlu ditanamkan rasa percaya diri pada siswa berkebutuhan khusus dengan pemahaman bahwa dia merupakan bagian tak terpisahkan dari teman- teman sekelasnya. Meskipun dalam beberapa materi tertentu dipisahkan dari teman sekelasnya akan tetapi dia tetap kembali dan masih menjadi bagian dari kelas tersebut. Dengan kata lain meskipun siswa tersebut tidak mampu berpartisipasi secara penuh dalam kelas regulernya, namun ia masih mengikuti pembelajaran bersama siswa-siswa lain setiap harinya. Ini berarti siswa tersebut tetap bagian dari kelas regulernya dan bukan sekedar siswa pendatang semata. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, siswa berkebutuhan khusus yang diterima di Madania dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan hasil tes tingkat kemampuan menyerap pelajaran, yaitu reguler, reguler modifikasi dan individual. 35 Untuk kelompok reguler yang tingkat kemampuan daya serap 33 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P . , koordinator SEN Unit di Madania, 30-4- 2010. 34 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 18. 35 Di sekolah inklusi lain pembagian tingkat kelainan peserta didik berkebutuhan khusus adalah a: mild disabilities tingkat kelainan yang ringan dan masih bisa melakukan kegiatan dengan anak-anak seusianya; b moderate disabilities tingkat kelainan sedang, masih bisa 66 pelajarannya lebih bagus, siswa belajar 90-100 di kelas dan belajar individual 0-10 dengan guru SEN Unit. Sementara kelompok reguler modifikasi yang tingkat kemampuannya lebih rendah , siswa belajar 80-90 di kelas dan belajar individual 10-20 dengan guru SEN Unit atau guru remedial. Sedangkan untuk kelompok individual yakni siswa yang tingkat kemampuan daya serapnya sangat rendah, siswa belajar 70-80 di kelas dan belajar individual 20-30 dengan guru SEN Unit atau guru remedial. 36 Berdasarkan pengelompokkan tersebut, siswa berkebutuhan khusus di Madania yang masuk kelompok reguler ada 39,5, kelompok reguler modifikasi ada 39,5, dan kelompol individual ada 21 dari keseluruhan jumlah siswa berkebutuhan khusus. 37 8. Kolaborasi antara sekolah dan orangtua di rumah. Kerjasama secara aktif antara sekolah dan orang tua dalam pendidikan inklusi mutlak diperlukan. Pendidikan inklusi tidak bisa hanya mengandalkan sekolah saja sementara orang tua menyerahkan 100 kepada sekolah. Orang tua merupakan bagian penting dalam pendidikan inklusi. Jika orang tua dan para guru dapat bekerjasama dengan baik, kemajuan yang nyata biasanya akan tampak. Kolaborasi antara orang tua di rumah dan guru di sekolah dapat membantu siswa dalam melakukan generalisasi keterampilan yang ia dapatkan, sekaligus memberi kesempatan untuk orang tua dan guru berbagi ide tentang strategi pembelajaran yang terbaik untuknya. melakukan kegiatan dengan bantuan; c severe atau profound disabilities tingkat kelainan beratyang memerlukan pendampingan dan bantuan; d most-severe disabilities tingkat kelainan sangat berat yang memerlukan bantuan dan perawatan terus-menerus. Lihat Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Balitbang Diknas, Pengkajian Pendidikan Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta: Diknas, 2008, 7-8. 36 Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 16. 37 Berdasarkan dokumen database dari SEN Unit, jumlah siswa berkebutuhan khusus tingkat SD ada 16 siswa dengan jumlah siswa yang masuk kelompok reguler ada 6 siswa, reguler modifikasi 6 siswa, dan kelompok individual 4 siswa. Untuk tingkat SMP, jumlah siswa berkebutuhan khusus ada 16 siswa dengan jumlah siswa yang masuk kelompok reguler ada 8 siswa, reguler modifikasi 5 siswa, dan individual 3 siswa. Dan untuk tingkat SMA, jumlah siswa berkebutuhan khusus ada 16 siswa dengan jumlah siswa yang masuk kelompok reguler ada 5 siswa, reguler modifikasi 8 siswa, dan individual 3 siswa. 67 Madania meyakini bahwa keberhasilan dalam menangani siswa berkebutuhan khusus terletak pada kerjasama semua pihak , khususnya pihak sekolah dan pihak orang tua di rumah. Oleh karenanya, disamping memiliki program yang mempertemukan pihak orang tua dan sekolah seperti dalam pembuatan IEP, Madania pun membuat buku penghubung yang dijadikan sebagai alat komunikasi antara orang tua di rumah dan guru di sekolah tentang perkembangan kemajuan siswa. 38 Pendidikan Inklusi lebih dari integrasi fisik, sehingga selain dapat mengakses ruang kelas dan seluruh fasilitas, siswa berkebutuhan khusus harus diberikan dukungan sistem pembelajaran yang memadai. Dukungan ini meliputi dukungan kurikulum yang fleksibel untuk beberapa siswa, guru-guru yang dipersiapkan, dan sebuah budaya masyarakat sekolah yang terbuka dan toleran. Masyarakat sekolah akan terwujud apabila setiap orang berbagi aktivitas dan nilai-nilai, setiap orang merasa bahwa mereka berada di sisi yang sama, meraih tujuan yang sama, dan mereka tahu bahwa mereka semua saling bergantung satu sama lain. Agar setiap siswa bisa berhasil dalam belajarnya, maka kita perlu menghargai keragaman masing-masing siswa untuk kemudian dikembangkan , karena setiap siswa adalah unik. Semua orang akan memiliki sesuatu untuk berkontribusi pada pengetahuan kelas dan kesejahteraan serta siswa akan merasa didukung dalam upaya mereka menciptakan sebuah budaya kelas yang inklusif. 39 Demikian pula halnya dengan perkembangan interaksi sosial dan komunikasi dalam pembentukan persahabatan dan bekerja dalam kelompok. Seluruh siswa belajar untuk mempunyai empati dan simpati sensitive, penuh pengertian dan tumbuh dengan nyaman bersama dengan teman-teman sekelasnya yang berbeda-beda. Kondisi ini akan meningkatkan kemampuan sosial diantara siswa-siswa selama belajar di sekolah. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan akademik, bina diri daily life skills, komunikasi, dan keterampilan sosial. 40 38 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Mardaih, S.Pd., guru SEN Unit di Madania, 5-5- 2010. 39 Alan S Canestrari Bruce A Marlowe, Educational Foundations An Anthology of Critical Readings California : Sage Publications, 2004, 64. 40 Alan S Canestrari Bruce A Marlowe, Educational Foundations, 63. 68 Seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus, memerlukan adanya interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa , yang merupakan model dalam akademik dan keterampilan sosial. Selanjutnya untuk siswa-siswa dengan keterbatasan akademik cognitive disabilities sebaiknya tidak harus diberatkan dengan materi-materi akademik. Strain menjelaskan bahwa cukup beralasan untuk siswa-siswa dengan gangguan perkembangan untuk mendapat kesempatan mengembangkan keterampilan sosialnya saja. Mereka mungkin tidak mampu menerima semua kurikulum pendidikan umum, namun mereka perlu mendapatkan pengalaman belajar dalam lingkungan pendidikan umum. Mereka menjadi siap untuk hidup bermasyarakat. 41 Manfaat dari penyelenggaraan program inklusi dapat dirasakan tidak hanya oleh siswa berkebutuhan khusus saja tetapi dapat juga dirasakan oleh siswa lainnya, guru dan keluarga. Manfaat bagi siswa berkebutuhan khusus adalah terhindar dari label negatif sehingga memiliki rasa percaya diri dan memiliki kesempatan menyesuaikan diri untuk menghadapi kehidupan nyata. Manfaat bagi siswa normal lainnya adalah dapat belajar tentang keterbatasan dan keunikan temannya, serta dapat mengembangkan keterampilan sosialnya seperti berempati terhadap permasalah temannya dan membantu temannya yang kesulitan. Manfaat bagi guru adalah meningkatkan wawasan guru mengenai karakter siswa sehingga guru mengenali peta kekuatan dan kelemahan siswanya serta menambah kompetensi guru sehingga guru lebih kreatif dan terampil mengajar dan mendidik. Sedangkan manfaat bagi keluarga yaitu dapat meningkatkan penghargaan terhadap anak. Orang tua yang memiliki siswa berkebutuhan khusus, senang ketika anaknya dapat bersosialisasi dengan baik tanpa ada diskriminasi. Sedangkan orang tua yang anaknya tidak memiliki kebutuhan khusus, merasa senang ketika anaknya memiliki keterampilan sosial yang baik. Berdasarkan uraian tersebut, disain pengelolaan sekolah inklusi yang 41 Alan S Canestrari Bruce A Marlowe, Educational Foundations, 64. 69 tepat akan sangat mempengaruhi kualitas proses pendidikannya. Cerminan disain yang tepat akan terlihat pada keseluruhan rencana pendidikannya mulai dari landasan filosofis, visi, misi, tujuan, perencanaan program dan tenaga pendidik dan kependidikannnya sampai sistem manajemennya.

B. Manajemen Pendidikan Inklusi