147
lainnya juga ikut bertanggungjawab melalui upaya pembinaan nilai-nilai hidup sesuai dengan bidangnya masing-masing.
70
Dengan demikian, mewujudkan suasana religius di sekolah dapat dilakukan melalui pendekatan pembiasaan, keteladanan dan pendekatan
persuasif atau mengajak kepada seluruh warganya dengan cara yang halus, dengan memberikan alasan dan prospek yang baik yang bisa meyakinkan
mereka. Apabila sikap hidup seluruh warga sekolah sudah dijiwai oleh nilai-nilai agama, maka suasana religius di sekolah akan terwujud.
D. Pemenuhan Fasilitas Ibadah dan Sarana Pembelajaran
Fasilitas ibadah merupakan unsur penting dalam upaya peningkatan kualitas proses pendidikan agama Islam. Sarana merupakan prasyarat penting
dari upaya menciptakan suasana religius di lingkungan sekolah. Dengan fasilitas pembelajaran agama yang lengkap, siswa dibuat lebih dekat dengan simbol-
simbol keagamaan agar lebih sensitif rasa keberagamaannya. Keterikatan agama diantara siswa akan terbangun melalui sarana ibadah yang lebih dekat.
Dari sudut teori, sarana yang dimaksud disini adalah semua peralatan dan perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di sekolah meliputi: alat pelajaran bahan-bahan perangkat pembelajaran, kamus-kamus, Kitab Suci Al-Qur’an, alat-alat peraga, alat-alat
praktik, dan alat-alat tulis, dan media pendidikan media cetak, audio, audio visual, dan media terpadu atau multimedia
71
. Definisi lain menyebutkan bahwa sarana adalah semua perangkat, baik perangkat keras hardware maupun
perangkat lunak software yang secara langsung dapat digunakan untuk memotivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep abstrak, dan
mempertinggi daya serap dan daya nalar serta retensi belajar peserta didik. Sedangkan sarana pembelajaran pendidikan agama dapat didefinisikan sebagai
segala hal hardware dan software yang secara langsung dapat digunakan untuk
70
Nilai-nilai hidup yang dimaksud adalah hidup sederhana, punya rasa malu, sabar, ulet, teliti, dermawan, qanaah, optimis, berani, berjiwa besar, tegar, tenang, tabah, menguasai diri,
mementingkan orang lain, berbakti, dan sebagainya.
71
Mudjahid AK, etal, Manajemen Sarana dan Prasarana Madrasah Mandiri Jakarta: Puslitbang Penda dan Keagamaan, 2001.
148
memotivasi belajar
agama, memperjelas
dan mempermudah
proses pembelajaran pendidikan agama serta pengamalan beragama peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan agama.
72
Sarana pembelajaran pendidikan agama tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan barang atau peralatan tetapi juga ide, gagasan, prosedur,
tehnik, dan strategi. Dengan demikian mengenai sarana pembelajaran pendidikan agama bisa menyangkut berbagai persoalaan material dan
nonmaterial yang dapat mempermudah pembelajaran pendidikan agama.
73
Menurut perspektif lain, sarana pembelajaran biasa juga disebut dengan media pembelajaran. Kata media secara etimologis berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media ini merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar,
yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada diri peserta didik.
74
Menurut Gerlach, setiap media merupakan alat untuk mencapai tujuan. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa
yang membuat kondisi peserta didik untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakaan media.
75
Menurut Gerlach, media dapat diklasifikasikan menjadi delapan kategori, yaitu: real things, verbal representations, graphic refresentations, still picture,
motion picture, audio recording, programming, dan simulations. Real things adalah manusia, benda yang sesungguhnya, dan peristiwa yang sebenarnya
terjadi. Guru adalah media yang paling utama dalam proses pembelajaran. Guru adalah fasilitator belajar bagi siswa. Adapun kertas dan ruangan adalah benda
72
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, 132.
73
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, 132.
74
Yusuf Hadi Miarso, etal, Teknologi Komunikasi Belajar Jakarta:Rajawali, 1984, 48.
75
Gerlach, Ely, Melnick, Teaching and Media: A Systematic Approach New Jersey: Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, 1980, 89.
149
media yang dipergunakan oleh peserta didik untuk mencatat atau menulis apa yang didemonstrasikan oleh guru atau menuliskan peristiwa yang sedang
dipelajarinya.
76
Verbal representations adalah media tulis atau cetak, contohnya adalah buku teks. Graphic refresentations adalah alat-alat yang mungkin dipakai dalam
buku teks atau bahan bacaan lainnya berupa chart, diagram, gambar atau lukisan. Still picture berupa foto, slide, film strip, dan overhead projector
transparancy. Motion picture adalah film, televisi, video tape, dengan atau tanpa suara yang diambil dari kejadian yang sebenarnya ataupun dibuat dari gambar,
animasi, dll. Audio recording yang meliputi tidak hanya yang berupa rekaman seperti pita kaset, piringan hitam, dan lain-lain, tetapi juga audio yang life seperti
telepon, radio, dan sebagainya. Programming adalah kumpulan informasi yang berurutan, yang berbentuk verbal, visual, maupun audio. Sedangkan simulations
adalah suatu permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya, misalnya dengan menggunakan media komputer, tape recorder dan benda-benda lainnya
yang dapat dipergunakan untuk simulasi.
77
Pengelompokkan media juga dilakukan oleh R. Raharjo yang mengelompokkan media ke dalam tujuh kelompok yaitu: media audio visual
gerak, media audio visual diam, media audio semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media audio, dan media cetak.
78
Sedangkan menurut AECT, dalam kawasan teknologi pendidikan, media dapat dikelompokkan dalam empat
jenis yaitu: media cetak, media audio, media berbasis komputer dan media terpadu multi media.
79
Beberapa pengelompokkan media tersebut, dapat dipahami bahwa hingga kini belum terdapat kesepakatan tentang taksonomi media yang mencakup
segala aspek dan berlaku umum, khususnya untuk suatu sistem pembelajaran.
76
Gerlach, Ely, Melnick, Teaching and Media: A Systematic Approach, 90.
77
Gerlach, Ely, Melnick, Teaching and Media: A Systematic Approach, 90.
78
Yusuf Hadi Miarso, etal, Teknologi Komunikasi Belajar Jakarta:Rajawali, 1984, 123.
79
AECT, The Definition of Educational Technology Washington DC: Association for Educational Communications and Technology, 1994, 44.
150
Karena itu pengelompokkan yang ada juga dilakukan atas dasar pertimbangan dan kepentingan yang berbeda.
Pemilihan suatu sarana pembelajaran perlu juga memperhatikan tingkat efektifitas, efisiensi dan daya tarik metode dan strategi dalam penyediaan
pengalaman belajar siswa. Oleh karenanya, dalam pemilihan suatu mediasarana pembelajaran pendidikan agama, ada lima cara yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan yaitu: tingkat kecermatan refresentasi suatu media, tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan oleh suatu media, tingkat kemampuan
khusus yang dimiliki oleh suatu media, tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya suatu media terkait dengan karakteristik pebelajar, dan tingkat
biaya yang diperlukan.
80
Media atau sarana pendidikan agama berarti sekumpulan alat dalam bentuk barang atau perangkat lain yang dapat menunjang seluruh aktifitas proses
pendidikan agama sehingga lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa jenis sarana pembelajaran pendidikan agama dapat
berupa hardware dan software yaitu: pertama, alat pembelajaran, berupa bahanbuku, alat-alat peraga, alat-alat praktik, alat-alat tulis, dan sebagainya.
Kedua, media pembelajaran berupa media cetak, media audio, media audio visual, dan media terpadu multi media.
81
Karenanya sarana pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, disamping
komponen-komponen lainnya seperti: peserta didik, program atau kurikulum, ketenagaan, pembiayaan, manajemen, proses belajar mengajar, hasil,
kontekslingkungan, dan dampak pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan sarana pembelajaran pendidikan agama Islam memerlukan pertimbangan dari
komponen-komponen lain yang bersifat terpadu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pendidikan Islam di Madania memiliki berbagai sarana material yang diwujudkan dalam bentuk media pendidikan, misalnya: sarana ibadah,
80
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, 135.
81
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, 135-136.
151
perlengkapan belajar mengajar, dan guru-guru yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Selain itu juga memiliki sarana-sarana penunjang yang lebih
berhubungan dengan metode-metode yang bersifat psikologis, seperti pelajaran lewat cerita, dialog, argumentasi, ilustrasi, pencontohan atau melalui
pemahaman atas benda-benda konkret. Berbagai sarana pendidikan agama di Madania sangat menunjang sekali
kelancaran proses belajar mengajar di dalam kelas. Sebagai contoh adalah komputer-komputer yang bisa dimanpaatkan siswa untuk mencari materi-materi
yang menunjang tema yang sedang dibahas oleh guru agama. Materi-materi yang sudah didapatkan dari media komputer kemudian dipresentasikan di depan
kelas dengan memanfaatkan fasilitas slide projector yang ada di ruangan kelas di Madania.
Demikian juga dengan alat-alat peraga yang ada di ruang belajar agama merupakan sarana pembelajaran yang sangat menunjang keberhasilan
pembelajaran agama, karena biasanya siswa akan lebih dapat memahami pelajaran apabila ditunjang dengan media yang menarik. Apalagi untuk siswa
berkebutuhan khusus yang kurang bisa memahami apabila diajak berpikir hal- hal yang sifatnya abstrak, maka penjelasan guru yang disertai dengan gambar-
gambar yang menarik akan membantu mereka untuk bisa memahami materi yang diajarkan. Selain itu, hasil kreasi siswa yang ditempel di dinding kelas,
juga akan dapat membantu siswa lebih memahami materi disamping dapat menumbuhkan rasa bangga pada diri siswa.
Demikian juga dengan sarana pendidikan agama Islam seperti mesjid merupakan salah satu fasilitas ibadah yang sangat penting untuk menanamkan
nilai-nilai agama pada jiwa siswa serta menumbuhkan semangat untuk beribadah sesuai kewajiban yang diembannya. Menurut Husni Rahim, Mushalla atau
Mesjid merupakan sarana pendidikan agama yang paling utama. Mushalla dan Mesjid dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan agama terutama dalam aspek
pembiasaan dan pengamalan agama. Sekolah yang baik seharusnya membiasakan semua anak didiknya untuk shalat dzuhur berjamaah, karena
152
dalam kesempatan berjama’ah banyak hal yang dapat diperoleh oleh anak didik secara tidak langsung.
82
Pemanpaatan sarana ibadah di Madania tidak hanya dipakai untuk praktek ibadah pelajaran pendidikan agama Islam saja, tetapi secara rutin
dipakai untuk shalat dzuhur berjamaah setiap hari yang merupakan program wajib bagi siswa muslim di Madania. Jumlah sarana ibadah di Madania tidak
hanya satu, tetapi ada beberapa sarana ibadah lainnya berupa ruang khusus untuk pembelajaran pendidikan agama yang sudah didesain khusus supaya bisa
dimanpaatkan oleh seluruh siswa baik yang normal maupun yang berkebutuhan khusus untuk praktek ibadah langsung.
83
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemenuhan fasilitas ibadah dan sarana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan
dalam rangka meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Fasilitas ibadah dapat dimanpaatkan untuk menanamkan nilai-nilai
agama pada jiwa siswa serta menumbuhkan semangat beribadah, sedangkan sarana pembelajaran dapat bermanfaat memperlancar proses belajar mengajar di
dalam kelas.
E. Evaluasi dan Penilaian Pendidikan Agama