99
Kesimpulan dari bukti-bukti yang ditunjukkan pada bab ini yaitu bahwa kurikulum yang sesuai dengan siswa berkebutuhan khusus adalah kurikulum
yang dapat mengakomodasi kekhususan karakteristik siswa yang berbeda-beda. Disamping itu, kurikulum juga harus mengacu pada apa yang dapat dilakukan
siswa, dan bukan memandang pada kelainan yang disandangnya.
D. Kompetensi Pendidik yang Dibutuhkan
Kompetensi pendidik merupakan hal penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan pendidikan inklusi. Pendidik merupakan aktor kunci dalam proses
pendidikan inklusi sehingga sangat menentukan tingkat keberhasilannya. Untuk itu, kompetensi pendidik harus tetap dijamin kesesuaiannya dan terus
ditingkatkan profesionalitas kompetensinya. Istilah kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.
119
Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi
dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan danatau latihan.
120
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-
jabatan danatau latihan.
121
Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya
dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Seorang
guru, di samping senantiasa dituntut untuk mengembangkan pribadi dan
119
Supriyoko, Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru Indonesia. http:journal. amikom.ac.id index.phpKomaarticleviewArticle2509 diakses 23-7-2010.
120
Supriyoko, Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru Indonesia. http:journal. amikom.ac.id.
121
Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Inklusif Jakarta, 2006, 5-6.
100
profesinya secara terus menerus, juga dituntut mampu dan siap berperan secara professional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, seorang
guru harus mampu mengembangkan tiga aspek kompetensi bagi dirinya, yaitu: kompetensi pribadi, kompetensi profesi, dan kompetensi kemasyarakatan.
122
Kompetensi pribadi seorang guru ditandai dengan memiliki sikap kepribadian yang mantap atau matang sehingga mampu berfungsi sebagai tokoh
identitas bagi siswa, serta dapat menjadi panutan bagi siswa dan masyarakatnya. Ciri kompetensi profesi guru adalah memiliki pengetahuan yang luas dalam
mata pelajaran yang diajarkan, serta menguasai metodologi pengajaran, baik teoritis maupun praktis. Sedangkan kompetensi kemasyarakatansosial guru
ditandai dengan kemampuannya membangun komunikasi yang efektif dengan lingkungan sekitarnya, termasuk dengan para siswa, teman sejawat, atasan,
dengan pegawai sekolah, dan dengan masyarakat luas.
123
Kompetensi profesi guru di Indonesia yang dikenal dengan istilah 10 Kompetensi Guru adalah menguasai bahan, mengelola program belajar
mengajar, mengelola kelas, menggunakan mediasumber, menguasai landasan- landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan memahami prinsip-
prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan.
124
Standar pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan bab VI pasal 28 adalah harus memiliki kualifikasi akademik yaitu
122
Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Inklusif, 6.
123
Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Inklusif, 6.
124
Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Inklusif, 6. Lihat juga Abd al-Rahman al-Nah}lawi, Us}ul al-Tarbiyah al-
Islamiyah wa-Asalibiha fi al-Bayti wa-al-Madrasati wa-al-Mujtama’ Bairut Libanon : Daru al- Fikri al-Ma’as}ir, 1999, 171-176. Kitab ini menjelaskan sifat dan syarat seorang
pendidik yang Islami yaitu: pendidik harus memiliki tujuan dan cara berfikir yang Rabbani, pendidik harus ikhlas, sabar, jujur, selalu menambah wawasannya, kreatif, menguasai jiwa siswa
dan bersikap tegas, memahami psikologi anak, peka terhadap fenomena kehidupan, serta harus memiliki sikap adil terhadap seluruh anak didiknya.
101
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Apabila ijazah dan atau sertifikat keahlian tidak ada tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Disamping Kualifikasi akademik, pendidik juga harus sehat jasmani dan rohani,
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
125
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pengelolaan peserta didik yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman
terhadap peserta didik, pengembangan kurikulumsilabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi Kepribadian adalah kepribadian
guru sebagai pendidik yang memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
126
Kompetensi Profesional adalah memahami tugas-tugas serta hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas tersebut secara lebih mendalam. Dan Kompetensi
Sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan, menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta
didik, dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
127
125
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
126
Saliman, Standar Kompetensi Guru. http:www.slideshare.netguestc6f390standar- kompetensi-guru diakses 21-8-2010.
127
Saliman, Standar Kompetensi Guru. http:www.slideshare.net.
102
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi, dalam pasal 41 Standar Nasional Pendidikan dinyatakan harus memiliki tenaga
kependidikan yang mempunyai kompetensi menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus.
128
Salah satu satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi adalah Madania. Apabila mengacu
pada standar pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan bab VI pasal 28, maka pendidik dan tenaga kependidikan di
Madania sudah memenuhi standar yang diharuskan. Dari segi tingkat pendidikan, pendidik di Madania adalah lulusan S1 dan
S2 dengan latar belakang pendidikan. Kalaupun ada yang latar belakang pendidikannya di luar bidang pendidikan, tetapi mereka diakui memiliki
keahlian khusus di bidang pendidikan. Madania selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pendidiknya baik di bidang
perkembangan siswa dan permasalahannya, serta strategi pembelajaran yang efektif untuk kelas inklusi. Guru-guru SEN Unit yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang pendidikan luar biasa misalkan, mereka senantiasa berdiskusi untuk berbagi pengetahuan dengan guru SEN Unit
lainnya yang berlatar belakang pendidikan luar biasa, tentang layanan pendidikan untuk siswa berkebutuhan khusus yang ditangani oleh SEN Unit.
Selain itu guru-guru juga sering kali dikirim ke setiap pelatihan tentang pendidikan inklusi yang diselenggarakan oleh lembaga lain.
129
Dengan begitu semua pendidik di Madania memahami betul bahwa permasalahan yang
dihadapi di kelas inklusi tidak hanya siswa normal akan tetapi juga siswa dengan kebutuhan khusus. Karena itu kesabaran dan keuletan adalah dua sifat yang
harus dimiliki oleh pendidik di sekolah inklusi. Pada saat menangani siswa berkebutuhan khusus, guru kelas dapat
dibantu juga oleh guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus yang
128
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
129
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P., koordinator SEN Unit di Madania, 30-4- 2010.
103
memerlukan pendampingan. Siswa berkebutuhan khusus yang memerlukan pendampingan adalah siswa yang mengalami hambatan dalam komunikasi,
bahasa reseptif-ekspresif, sosialisasi, perilaku dan akademik.
130
Tugas guru pendamping di Madania adalah membimbing dan mengarahkan siswa berkebutuhan khusus agar dapat beradaptasi di sekolah, di
bidang akademik dan atau bidang non akademik. Selain itu, melakukan one to one teaching
131
untuk membantu siswa berkebutuhan khusus dalam memahami materi yang diajarkan, menjembatani komunikasi siswa berkebutuhan khusus
dengan guru, teman, dan pegawai sekolah. Tugas lainnya adalah berkoordinasi dengan orang tua dan sekolah dalam memantau perkembangan anak, serta
memantau siswa berkebutuhan khusus yang menjadi tanggungjawabnya selama di sekolah.
132
Selain dibantu oleh guru pendamping, guru di Madania juga dibantu oleh siswa-siswa normal lainnya yang ada di kelas yang berperan sebagai peer
tutoring yaitu siswa sebagai tutor. Mereka dijadikan model dan membagikan ilmu dan pengalamannya kepada temannya siswa berkebutuhan khusus.
133
Dengan cara seperti ini, siswa berkebutuhan khusus merasa dihargai keberadaannya, sehingga bisa meningkatkan harga dirinya. Sebaliknya bagi
siswa normal lainnya, keadaan temannya yang berkebutuhan khusus diharapkan dapat dijadikan pelajaran untuk banyak mensyukuri keberadaannya yang normal.
Disamping itu, mereka diharapkan dapat belajar tentang perbedaan individu dan bagaimana menyikapinya dengan cara menunjukkan sikap toleransi.
130
Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 8.
131
Untuk menunjang dan menjaga agar one to one teaching yang dilakukan guru SEN Unit sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, maka dilakukan observasi pengajaran
secara terjadwal dan on the spot. Hasil observasi dijadikan dasar penilaian untuk periode mendatang dan untuk perbaikan dan peningkatan cara pengajaran guru SEN Unit sesuai yang
diharapkan. Lihat Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 9.
132
Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 44-45.
133
Mereka biasanya membantu dalam proses sosialisasi siswa berkebutuhan khusus di kelas. Pada kasus tertentu, karena siswa berkebutuhan khusus biasanya mengalami hambatan
untuk beradaptasi dengan temannya yang baru, maka ketika kenaikan kelas dan pembagian kelas yang baru, siswa berkebutuhan khusus biasanya ditempatkan kembali dengan beberapa temannya
yang sudah dia kenali, dengan memperhatikan aspek agama dan gender. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Abdul Hakim Anshory, S.P., koordinator SEN Unit di Madania, 30-4-
2010.
104
Selain dibantu oleh guru pendamping, guru juga dibantu oleh tenaga ahli di bidang penanganan siswa berkebutuhan khusus yang bernaung di bawah SEN
Unit. Guru-guru di SEN Unit yang sebagiannya berlatar belakang pendidikan luar biasa bertugas bekerjasama dengan guru dan atau guru pendamping dalam
menangani siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat lebih beradaptasi di lingkungan sekolah. Mereka juga membuat rancangan IEP yang merupakan
program siswa berkebutuhan khusus di bidang akademis dan non-akademis, dan melakukan evaluasi secara berkala. Selain itu, mereka membuat IEP final
dengan cara berkoordinasi dengan guru, guru pendamping, dan pihak-pihak yang terkait antara lain psikolog, terapis, dan orang tua dalam membuat dan
menjalankan IEP. Tugas lainnya adalah membuat laporan tertulis mengenai program yang dijalankan serta membuat dan mempresentasikan profil siswa
berkebutuhan khusus mengenai program dan hasil pencapaian mereka selama 1 tahun pelajaran pada pihak yang terkait.
134
Untuk mendukung supaya program inklusi bisa sukses yaitu dengan membuat pelatihan yang dirancang untuk melengkapi gaya mengajar guru.
Pelatihan ditujukan pada pengajaran yang koperatif, kurikulum berbasis penilaian, teknik-teknik manajemen perilaku, kecerdasan ganda, membangun
kepercayaan dan mencari jalan keluar dari konflik. Kesuksesan program inklusi juga akan tercapai bila guru melakukan studi banding terhadap satuan
pendidikan lain yang program inklusinya sukses. Kesuksesan program inklusi juga tercapai apabila didukung oleh sebuah tim professional, dukungan
administratif, organisasi dan aturan yang fleksibel, serta seluruh stakeholder sekolah konsensus pada nilai-nilai yang mendukung inklusi.
135
Perbedaan karakteristik setiap siswa berkebutuhan khusus, memerlukan kemampuan guru berkaitan dengan cara mengkombinasikan kemampuan dan
bakat setiap siswa dalam kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara dan bersosialisasi yang ditujukan pada tujuan akhir pembelajaran. Kemampuan
134
Educational Support Department, Handbook 2009-2011, 8.
135
David Auxter, Jean Pyfer, Carol Huettig, Principles and Methods of Adapted Physical Education and Recreation New York: Mc Graw-Hill, 2005, 164.
105
guru semacam ini mempunyai tujuan pembelajaran yang diarahkan kepada hasil akhir berupa kemandirian setiap siswa untuk dapat hidup dan menghidupi diri
pribadinya tanpa bantuan khusus dari orang-orang sekitarnya dalam kehidupan nyata setelah siswa bersangkutan selesai menyelesaikan program-program
pembelajaran di sekolah. Hasil akhir dari program pembelajaran semacam ini secara konseptual adalah mengarahkan para siswa berkebutuhan khusus untuk
mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atau berprilaku adaptif. Perilaku adaptif diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didik untuk dapat
mengatasi secara efektif terhadap keadaan-keadaan yang tengah terjadi dalam masyarakat lingkungannya. Perilaku adaptif secara khusus merupakan
kemampuan berperilaku merespon tuntutan lingkungan.
136
Dengan demikian, kemampuan guru dalam memahami karakteristik siswa berkebutuhan khusus, dan membuat serta melaksanakan program layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan kekhususannya, akan sangat menentukan keberhasilan program pendidikannya. Oleh karena itu, kompetensi pendidik di
sekolah inklusi harus terus ditingkatkan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasannya sehingga dapat memberikan layanan
yang terbaik untuk siswa berkebutuhan khusus.
E. Fundrising Sekolah Inklusi