Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam

No NAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR STATUS LEMBAGA PENDIDIKAN 01 Abdurahman Jakarta, 18 Maret 1986 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 02 Diah Rahmawati Jakarta, 2 April 1985 Mahasiswa UHAMKA 03 Wijaya Jakarta, 8 Maret 1990 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 04 Nur Isnaini Palu, 22Juli 1993 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 05 Juanda Lampung, 19 Januari 1992 Pelajar Darul Ma’arif 06 Angga Saputra Jakarta, 16 Maret 1989 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 07 Arif Faisal Pekalongan, 28 Juli 1993 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 08 Indar Yono Bengkulau, 04 Maret 1986 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 09 Nurul Hakim Tasikmalaya, 26 Maret 1997 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 10 M. Noval Anif Jakarta, 25 Januari 1997 Pelajar SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus 11 A. Mustahim Jakarta, 06 Februari 1988 Mahasiswa UNINDAR Sumber : Hasil Wawancara Alasan mereka mengikuti program pesantren tunanetra pada kegiatan pesantren mingguan adalah untuk membekali mereka mengenai ke agamaan, yaitu membaca Al Qu’ran Braille karena yayasan Raudlatul Makfufin adalah pesantren tunanetra yang memfokuskan mengenai keagamaan untuk tunanetra. Bagi mereka dengan adanya komunitas ini mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman lain yang mengalami ketunanetraan juga. Pada program pesantren tunanetra bagi mereka sudah mewakili sebagian dari potensi diri mereka. Yaitu sebagian potensi pada bidang keagamaan, seperti memperdalam membaca Al Qur’an dan memperlancar membaca Al Qur’an agar dapat menjadi Qori’ dan tidak hanya mendalami Al Qur’an saja tetapi potensi lain pun dapat di salurkan seperti potensi bernyanyi. Yayasan merupakan wadah bagi mereka dalam meyalurkan potensi-potensi yang mereka miliki. Yayasan Raudlatul Makfufin merupakan wadah satu-satunya di Jakarta yang memiliki program untuk tunanetra khususnya pada segi keagamaan. 1 Mereka sangat antusias dan sangat menyambut baik program pesantren tunanetra dalam kegiatan pesantren mingguan, mereka dapat bersosialisasi dan mempererat tali silahturahmi. Disamping mendalami dan mem pelancar membaca Al Qur’an dan tidak hanya tergelumit pada mendalami Al Q ur’an saja tetapi potensi mereka pada seni bermusik dapat pula tersalurkan tentunya tetap pada koridor keagamaan. 2. Latar belakang klien Program Training Leadership Klien pada program ini adalah klien yang memiliki dasar pengetahuan tentang arab Braille, dan wakil tunanetra dari setiap wilayah kabupatenkotamadya di Indonesia. Klien yang diharapkan 1 Hasil wawancara kepada seluruh peserta pesantren mingguan, 24 mei 2011 berasal dari wilayah Tangerang Selatan Provinsi Banten, Jabodetabek, dan daerah lain seperti Kalimantan timur dan Sulawesi Selatan. Kedua daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan tunanetra yang cukup dinamis. 3. Latar belakang klien perpustakaan Braille Klien perpustakaan Braille adalah para tunanetra yang mencari referensi buku-buku keagamaan, mereka dapat mencarinya di yayasan Raudlatul Makfufin. b. Karakteristik staf yayasan Raudlatul Makfufin Kualifikasi staf yang dianalisis dalam evalusi input terdiri dari yaitu 1. Latar belakang staf program pesantren Tunanetra pada kegiatan pesantren mingguan. Dapat dilihat pada 2 dua aspek yaitu, jabatan, dan pendidikan terakhir. Jabatan merupakan hal yang menyatakan kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan program yang dijalankan. Begitupula dengan pendidikan yang menyatakan bahwa jabatan diberikan karena kemampuan yang dimiliki sesuai dengan pendidikan yang disandangnya. TABEL. 2 NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN TERAKHIR 1 Ade Ismail Seksi pengembangan Alqur’an dan buku braille Sarjana pendidikan UNJ S.Pd 2 Sapto Wibowo Seksi Da’wah Sarjana Pendididkan Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta S.Pd.I Sumber : Hasil Wawancara dan Dokumentasi Menjadi staf pada kegiatan pesantren mingguan memang diperlukan alasan yang konkrit, karena berbagai cara seseorang dapat mengekspresikan pengalaman yang didapat untuk mengelolah kegiatan yang diadakan tersebut seperti staf pesantren mingguan ini yang sebelumnya adalah peserta yang akhirnya sekarang adalah staf atau pengajar. Alasan menjadi staf karena sebagian dari tujuan pesantren tunanetra yaitu untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan dan membantu mengajar merupakan hal yang mulia sehingga ini merupakan alasan menjadi staf karena kemampuan dalam membaca Al Qur’an dapat dikatakan mahir. 2 Menjadi staf pesantren mingguan karena rasa saling membantu, karena membagi ilmu adalah sifat yang mulia dan karena bagian dari tujuan pesantren tunanera. 2. Latar belakang staf kegiatan pengadaan Al Quran Braille dan entry data buku-buku sumber ke Islaman, berdasarkan usia, jabatan dan pendidikan terakhir. Usia merupakan faktor produktifitasnya seseorang dalam menjalani suatu program. Sedangkan jabatan adalah suatu 2 Ade Ismail, hasil wawancara staf pesantren mingguan, 25 April 2011 kedudukan yang disandang atau didapat karena sesuai dengan potensi yang dimiliki. Staf program pengadaan Al Quran Braille dan entry data sumber ke Islaman terdiri dari 2 dua orang, yaitu dapat dilihat pada tabel. TABEL. 3 DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE DAN ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN NO NAMA USIA JABATAN PENDIDIKAN TERAKHIR 1 Ade Ismail 28 Tahun Seksi Pengembangan Al Qur’an Braille Sarjana Pendidikan S.Pd 2 A. Wahyudi 25 Tahun Pengurus Amd. Manajemen Informatika Sumber : Hasil Wawancara Staf pada pengadaan Al Quran Braille dan data buku-buku sumber ke Islaman, mereka staf yang memilik kualitas dan pendidikan yang sesuai dengan bidangnya. Pada kualifikasi staf pengadaan Al Qur’an Braille serta entry bukuk-buku sumber ke Islaman. Memiliki pendidikan terakhir yang tertera diatas merupakan aspek yang sesuai dengan program yang dijalankan, dapat dilihat bahwa staf pada program kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille merupakan staf yang berkualitas dan memiliki potensi sesuai dengan bidangnya. Staf pada pengadaan Al Qur’an Braille serta entry buku-buku sumber ke Islaman. Karena Al Qur’an Braille dengan system komputerisasi hanya yayasan Raudlatul Makfufin yang memiliki hak paten, sesungguhnya pengerjaan Braille ini tidaklah sulit karena yayasan menggunakan system komputerisasi modern memang sesuai bidang yang mereka miliki sedangkan kesulitan terletak pada teman-teman tunanetra yang baru belajar, kesulitan terletak pada perabaan. 3 Alasan mereka tentunya terletak pada potensi yang dimiliki karena, sesuai yang tertera pada tabel latar belakang staf yaitu pendidikan terakhir merupakan kemudahan mereka untuk menjalani program pengadaan Al Qur’an Braille ini yang sesuai dengan bidang mereka sehingga mereka tidak mengalami kesul itan dalam pengerjaan Al Qur’an Braille ini. Sedangkan kesulitan terletaak pada tunanetra yang baru belajar untuk pencetakan Braille. Berikut ini adalah tabel daftar buku-buku Braille siap cetak. Yang dihasilkan oleh kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry sumber buku-buku ke Islaman. TABEL . 4 DATA- DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP CETAK No Nama Buku Halaman 1 Al Quran Braille 2996 2 Risalah Tuntunan Sholat 216 3 Fiqh Islam 1680 4 Kitab Nahwu Jurumiyah 178 5 Kamus Mahmud Yunus 1536 6 Hadist Arbain an Nawawiyah 82 7 Rawy lengkap 262 3 Hasil wawancara kepada seluruh peserta pesantren mingguan, 24 mei 2011 8 Doa-doa Pilihan 162 9 150 Hadist Pilihan 136 10 Tajwid 60 11 Iqra Braille 62 Sub total Halaman 7370 Sumber : Dokumentasi 3. Latar belakang staf program Training Leadership Staf untuk program ini adalah orang-orang yang terkait pada program ini yaitu para donatur pemda masing masing daerah atau donatur yang tidak tetap, lembaga ketunanetraan di wilayah masing- masing dan Pemda setempat dan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu pengurus yayasan Raudlatul Makfufin. 4. Latar belakang staf program Perpustakaan Braille Pada program ini dibagi dalam 2 dua tahap, tahap pertama yaitu rekruitmen tenaga pembraillean staf pembraillean untuk buku-buku agama Islam yang memuat tulisan arab Braille. Karena relative sulitnya bahan pembraillean, maka reikrutmen staf pembraillean harus memenuhi kualifikasi, yaitu memiliki pengetahuan dasar tata bahasa Arab dan kaidah penulisan Arab Iml a’I, memiliki pengetahuan dasar pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin. Tahap ke 2dua yaitu entry data bahwa target untuk hasil dari pembraille buku itu dapat dicapai 5 buku perbulan dengan jumlah halaman per buku kurang lebih 400 lembar dan dikerjakan oleh 5 orang staf entry data. dan program ini lebih mempermudah lagi dengan adanya KEBIL Komunitas Elektronik Braille Indonesia ketika tunanetra membutuhkan buku-buku bacaan tinggal klik saja, ada softwarenya ada hardwarenya. Sehingga tunanetra diluar daerah Jakarta ketika membutuhkan buku-buku ke Islaman tidak perlu berkunjung ke yayasan cukup hanya tinggal copy saja, dan print outnya tentu huruf Braille. c. Tujuan Program Program pesantren tunanetra adalah program yang memiliki kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data sumber buku-buku ke Agamaan. Kedua kegiatan ini memiliki tujuan meningkatkan kemampuan tunanetra dalam menjalani kehidupannya, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra. Disamping memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tetapi diberikan juga keterampilan dalam mencetak Alqur’an dan buku-buku sumber ke agamaan Braille, sehingga pengadaan Alqur’an Braille ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan tujuan dari program yang dicanangkan adalah menciptakan kader-kader tunanetra yang berkualitas dengan potensi yang dimilikinya. Bentuk program yayasan pesantren tunanetra dengan kegiatan pesantren mingguan dan program-program yang dicanangkan adalah bentuk meningkatkan potensi diri kaum tunanetra. Karena untuk meningkatkan suatu potensi diri harus didukung oleh lingkungan pergaulan dan sosial sehingga terbentuklah prilaku yang dapat meningkatnya potensi diri seseorang, sehingga dengan potensi yang di salurkan itu dapat menjadikan kaum tunanetra tidak lagi dipandang sebelah mata karena kekurang fisiknya, tetapi dibalik kekurangan fisik terdapat kelebihan yang sama dengan orang normal lainnya. Dan masyarakat memberikan apresiasi kepada kaum tunanetra karena potensi yang dimiliki. Program ini sebuah wadah yang dibentuk oleh yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi yang ada pada kaum tunanetra 2. Evaluasi proses Pada evaluasi proses ini penulis memfokuskan diri pada aktifitas yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan program. Program yayasan Raudlatul Makfufin memiliki program pesantren tunanetra dengan kegiatan pesantren minggu an dan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data sumber buku ke Islaman, dan program yang dicanangkan yaitu Training Leadership dan Perpustakaan Braille. Program pesantren tunanetra dengan Kegiatan pesantren mingguan berjalan sesuai dengan jadwalnya yaitu setiap hari minggu pada pukul 09.00 sd 12.00, dengan materi Pembelajaran Al- Qur’an, aqidah, fiqih ibadah dan muamalah, Akhlaq. Sesungguhnya program pesantren tunanetra diprioritaskan untuk mahasiswa atau pelajar tetapi untuk kegiatan pesantren mingguan di buka untuk umum, tidak hanya pelajar atau mahasiswa. Kegaiatan pesantren mingguan dilaksanakan di masjid Al-Ikhlas Cireunde, Pondok Cabe Karena tempat yang strategi untuk tunanetra berkegiatan disana. Pada kegiatan pengadaan Al- Qur’an Braille serta entry data buku sumber Ke Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille dan jika adanya pembiayaan donatur untuk melakukan pembraillean buku- buku sumber ke Islaman. Sedangkan program yang dicanangkan adalah perpustakaan Braille dan Training Leadership program ini merupakan pengembangan kegiatan yayasan yang sudah berjalan yaitu pesantren mingguan dan pengadaan Al- Qur’an braille. Perpustakaan Braille dilaksanakan di yayasan, karena saran prasana untuk menjalankan program ini sudah mendukung seperti mesin ketik manual maupun modern, dengan komputerisasi tersedia,beserta print khusus huruf Braille dan gedung yang sangat layak untuk dijadikannya sebuah perpustakaan yang nyaman. Sehingga, tentunya kegiatan ini dilakukan di yayasan. Program ini dibutuhkan rekruitmen tenaga staf dan entry data, pada rekruitmen staf pembraille buku agama adalah untuk pembuatan buku-buku agama Islam yang memuat tulisan Arab Braille. Sehingga rekruitmen calon staf harus memenuhi kualifikasi yaitu, memiliki pengetahuan dasar tata bahasa arab dan kaidah penulisan Arab imla’I, memiliki pengetahuan dasar pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin. Sedangkan untuk entry data targetnya adalah 5 lima buku perbulan dengan jumlah halaman per buku kurang lebih 400 lembar yang dikerjakan oleh 5 orang staf entry data. Program perpustakaan Braille ini tentunya sangat diperlukan oleh kaum tunanetra dalam mencari referensi buku-buku ke Islaman. Untuk pendanaan, yayasan mengundang berbagai pihak untuk ikut berpartisipasi dalam terselenggaranya program ini, mengingat rata-rata tunanetra hidup dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan pada program Training Leadership ini sasaran atau kliennya adalah tunanetra yang memliki dasar pengetahuan tentang Arab Braille, wakil tunananetra dari setiap wilayah KabupatenKotamadya di Indonesia. Pada tahap awal jumlah peserta adalah 20 orang yang diharapkan berasal dari wilayah Tangerang Selatan provinsi Banten, Jabodetabek, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Karena daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan tunanetra yang cukup dinamis. Program ini dilaksanakan dengan jangka waktu 1satu tahun, yang dibagi dalam 2dua tahap, yaitu teori dan praktek. Dengan materi yaitu baca tulis Al Qur’an Braille tajwid dan fashohah, pendalam agama, kepemimpinan dan manajerial, Bahasa Inggris dan komputer bicara. Tujuan program ini menjadikan motivator dan innovator di kalangan tunanetra khususnya dan masyarakat luas pada umumnya di daerah masing-masing, mengembangkan kemampuan dalam baca tulis Al Qur’an Braille pengetahuan agama di daerah asalnya, sehingga pemerintah daerah setempat tidak perlu mencari SDM dari luar daerah karena sudah memiliki SDM berkualitas yang sudah terlatih di yayasan. Untuk perekrutan peserta program Training Leadrship ini yaitu bekerja sama dengan lembaga ketunanetraan di wilayah masing-masing dan Pemda setempat. Untuk pendanaan diharapkan berasal dari Pemda masing- masing daerah dan donatur lain yang bersifat tidak mengikat. Dalam setiap kegiatannya, yayasan Raudlatul Makfufin selalu mementingkan adanya partisipasi masyarakat agar mereka mempunyai rasa memiliki terhadap program yang dijalankan. Namun, dalam rangka upaya meningkatkan potensi diri kaum tunanetra adalah merupakan agenda besar yayasan yang tidak bisa ditunda dan merupakan visi dan tujuan yayasan. Maka kata kunci meningkatkan potensi kaum tunanetra adalah menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan, menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman dan penyiapan tenaga pelaksana yang professional, menyelenggarakan kursus keterampilan usaha, dan mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan. Dimana dengan pola ini menjadi formula yayasan Raudlatul Makfufin dalam upaya menjadikan kemampuan kaum tunanetra dapat diterima di msayarakat. 3. Evaluasi output Evaluasi output merupakan suatu cara untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan, bahwa evaluasi hasil diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak overall input dari suatu program terhadap penerima layanan recipients, sehingga penulis menganalisis melalui : a. Pencapaian hasil program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra Program pesantren tunanetra merupakan program yang pencapaiannya dapat dikatakan berhasil karena dari program itu terdapat dua kegiatan yaitu pesantren mingguan yang selalu diadakan pada hari mingguan, kegiatan ini tidak diadakan di Yayasan Raudlatul Makfufin tetapi diadakan dimasjid Al-Ikhlas Cireunde, Pondok Cabe. Sehingga memudahkan tunanetra untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan lokasi yang strategis. Kegiatan kedua yang berhasil hingga sekarang yaitu kegiatan kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data buku sumber Ke Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille dan jika adanya pembiayaan donatur untuk melakukan pembraillean buku-buku sumber ke Islaman. Pada pencapaian program yang dicananangkan oleh yayasan Raudlatul Makfufin yatiu program Training Leadership dan perpustakan Braille, hinggga saat ini pencapaian hasil program tersebut belum dapat terealisasikan oleh para peserta pesantren yayasan Raudlatul Makfufin. b. Keberlanjutan program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra Pada program pesantren tunanetra yaitu kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille akan tetap dilaksanakan oleh yayasan Karena kegiatan ini merupakan wadah tunanetra dalam meningkatkan potensi mereka. Pesanttren mingguan akan tetap berjalan karena lokasi pemindahan kegiatan ini yang cukup strategi untuk para tunantetra dalam melaksankan pengajian. Dan pada program Training Leadership dan perpustakaan Braille akan menjadi program yang dicanangkan oleh yayasan karena program ini merupakan pengembangan dari program-program yayasan yang sudah berjalanan.

B. Program-program yang dicanangkan

Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki program yang dicanangkan dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra, program yang dicanangkan oleh yayasan adalah perpustakaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra perpustakaan Braille dan Training Leadership. 4 Pada program-program yang dicanangkan diatas maka akan muncul aspek-aspek yang dapat ditinjau dari program tersebut, sehingga dapat diketahui program yang akan dilaksanakan. Yaitu tujuan program yang direncanakan bertujuan sukarela, karena ukurannya adalah sangat bermanfaat bagi kaum tunanetra dan memberikan peluang kaum tunanetra untuk meningkatkan potensinya. Jenis program kemasyarakatan pendidikan dan keterampilan. Kemudian dapat ditinjau jangka waktunya, program ini berjangka panjang karena Training Leadership dan Perpustakaan Braille suatu program yang dicanangkan yayasan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan dikalangan tunanetra sebagai modal mengarungi 4 Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011 kehidupan. Program ini adalah suatu program luas karena menyangkut banyak hal yaitu, kaum tunanetra, pengurus atau staf dan , para donatur. Program yang dicanangkan ini adalah sebuah program besar yang dilaksanakan oleh orang banyak yaitu, para kaum tunanetra, pengurus yayasan, dan para pemberi dana atau donatur dan pemerintah terkait. Program yang akan dilaksanakan merupakan program yang dampaknya menyangkut orang banyak dan penting karena program ini merupakan harapan masyarakat guna penyaluran potensi kaum tunanetra. Diantara upaya meningkatkan potensi kaum tunanetra adalah mendidik mereka agar berfikir positif, berlapang dada, seslalu berusaha untuk menguasai seni mengatur keuangan, tidak membiarkan diri terjerat dalam masalah-masalah yang sepele,diantara masalah-masalah sepele yang harus ditinggalkan adalah sifat-sifat, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, inilah peluang bagi mereka melalui keterampilan dan pengembangan potensi diri. program yang dicanangkan ini akan diusahakan oleh pimpinan yayasan agar terlealisasi pada tahun 2011 karena program memiliki tujuan dalam meningkatkan potensi tunanetra dan menjadikan para tunanetra menjadi tunanetra yang mandiri walaupun dengan kecacatan dalam penglihatan tetapi tidak menyurutkan prestasi yang dimilikinya. C. Faktor pendukung dan penghambat program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra. 1. Faktor pendukung Faktor pendukung merupakan sumber daya yang memiliki keunggulan khusus yang mampu memberikan kekuatan kepada yayasan Raudlatul Makfufin untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Factor pendukung tersebut adalah: a. Tersedianya sarana dan prasarana Sesuai lampiran 17 Tujuh Belas sarana dan prasaran yang terdapat di yayasan Raudlatul Makfufin, Yaitu gedung yang memadai yang berlokasi di jalan Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati Kel. Buaran Kec. Serpong, kota Tangerang Selatan Propinsi Banten 15315. Dengan2 dua ruang kelas untuk putra dan putri, terdapat ruang kantor dan ruang pengurus untuk kegiatan pengurus, ruangan ini sebagai pembatas antara ruang tidur putra dan ruang tidur putri, terdapat 2 dua toilet, tolilet tersebut dekat dengan ruang tidur masing-masing putra dan putri, terdapat pula ruang sholat lengkap dengan tempat wudhu khusus putra dan putri. Terdapat dapur dan ruang makan, untuk kegiatan mencuci pakaian tersedia pula ruang mencuci pakaian yang terpisah untuk puttra dan putri. Sedangkan fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan lampiran yaitu alat tulis untuk kaum tunanetra yaitu riglet, mesin ketik manual dan komputerisasi dengan printer khusus, buku-buku bacaan mengenai ke Islaman dan 1 set Alqur’an Braille. Dan alat musik marawis untuk memperdalam hobi mereka dalam kegiatan bermusik. Hasil dari fasilitas yang lengkap ini mempermudah tunanetra dalam menjalani program yang dilaksanakan, yaitu program yang