Evaluasi program Yayasan Raudadlatul Makfufin (taman tuan netra) dalam meningkatkat potensi kaum tunanetra

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)

OLEH:

SITI NOVITA SARI

NIM : 107053002435

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI

KAUM TUNANETRA

Skripsi ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)

Oleh:

SITI NOVITA SARI NIM: 107053002435

Di bawah bimbingan

H. Mulkanasir, BA, SPd, MM NIP : 19550101983021001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H


(3)

ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)

Oleh:

SITI NOVITA SARI

NIM: 107053002435

H. Nlulkanasir. BA, SPd, MM

NIP : 19s50101983021001

JURUSAN

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH

DAN

ILMU KOMUIIIKASI

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERT

SYARIF

HIDAYATULLAII

JAKARTA

20ttMft432IJ:


(4)

skripsi

berjudul

EVALUASI

pRocRAM

YAYASAN

RAUDLATUL

MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI

KAUM

TUNANETRA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Jum'at, tanggal 17 Juni 201I, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 17 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretari

Drs. Cecep Castrawijaya. M.A

NIP. 19670818 199803 1 002

Anggota,

Penguji I

Drs. Yusra Kilun. M. Pd

NrP. 19570605 199103 1 004

H. Mulkanasir. BA. S.Pd. M.M

NIP. 19550101 198302 1 001

Drs. Ir4. Hudri. M.Ag

NIP. 19720606 199803

I

003

Penguji

II


(5)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2011


(6)

i

ABSTRAK

Siti Novita Sari, Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra, di bawah bimbingan H. Mulkanasir BA, SPd, MM.

Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci, rasa keadilan, dan lain sebagainya. Pada diri manusia tertumpuk berbagai macam potensi, baik itu positif maupun negative. Selain itu, salah satu anugrah Tuhan yang diberikan pada manusia adalah memiliki kesempurnaan baik itu dari segi fisik maupun mental.

Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di dalam beraktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat perluasan pengalaman, gangguan emosi, dan perkembangan intelegensinya. Untuk itu dibutuhkan cara-cara khusus dalam pemberdayaannya. Sehubung dengan itu, yayasan Raudlatul Makfufin bertujuan untuk membantu kaum tunanetra dalam menyalurkan potensi dirinya dengan pengetahuan agama, karena bagi tunanetra merupakan terapi kejiwaan (media rehabilitasi mental) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.

Skripsi ini menjelaskan, peran yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi tunanetra yang sangat dibutuhkan. Dengan program-program yang bermutu menuju tunanetra mandiri yang dapat diperhitungkan dengan potensinya selama mereka menjalani program-program yang dilaksanakan oleh yayasan.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui evaluasi program dalam meningkatkan potensi tunanetra, peran tersebut tentunya ditujukan kepada program-program yayasan yang dampaknya dapat dilihat, sejauh mana program yayasan berperan penting terhadap potensi tunanetra

Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif, untuk mendapati data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi dan wawancara kepada pihak yang dipandang perlu, terakhir adalah studi dokument sebagai pelengkap atau sumber sekunder, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan observasi.

Hasil penelitian menjelaskan sbahwa yayasan memiliki program yang dicanangkan guna meningkatkan potensi tunanetra. Hasil penelitian tersebut menggunakan evaluasi input, proses, dan output. Sehingga penulis menyimpulkan program yang dicanangkan ini belum dapat diaplikasikan karena faktor pengahambat yaitu kurangnya donatur dan kepedulian pemerintah terhadap tunanetra.


(7)

ii

demikianlah yang dapat penulis ucapkan menyertai rampungnya penulisan skripsi. Penulis sempat mengalami stagnasi dalam penuyusunannya disebabkan beberapa hal, keraguan dan putus asapun sempat terbesit akan terselesaikannya skripsi ini. Akan tetapi berkat petolongan-Nya yang telah memberikan taufik, hidayah serta berbagai macam nikmat lahir maupun batin dan hanya karena Allah jualah yang telah memberikan bimbingan, kemampuan serta membekali suatu kemuliaan yang tak ternilai harganya berupa sedikit ilmu dan wawasan kepada penulis sebagai hamba-Nya yang fakir dan dha’if, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menapaki seluruh hidupnya dengan perjuangan yang panjang dan konsisten demi tegaknya kalimat Allah di muka bumi. Juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN “ Syarif Hidayatullah” Jakarta, beserta seluruh jajaran Dekanat.

2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu dan membimbing selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Manajemen Dakwah.


(8)

iii

pembimbing dalam penyususnan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin Bapak Drs. Nur Kholiq, SQ yang telah member izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada lembaga yang di pimpinnya, untuk Kak Ade Ismail dan Bang Wahyu yang telah membantu penulis dalam memberikan data dan informasi selama penelitian berlangsung.

5. Kawan-kawan ku peserta pesantren mingguan yayasan Raudlatul Makfufin Abdurahman, Mustakhim, yang bersedia meluangkan waktunya di sela-sela perkuliahannya untuk membantu penulis dalam melengkapi penulisan ini, dan kawan-kawan yang lain peserta pesantren mingguan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

6. Segenap dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selam menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah.

7. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Universitas Terbuka Pondok Cabe segenap karyawannya, yang telah membantu penulis serta memberikan fasilitas dalam pengumpulan bahan-bahan tulisan berupa kepustakaan.

8. Keluarga besar, Ayahanda Bapak Kaelani Ma’az yang telah mencurahkan kasih sayang,

do’a, dan kesabaran ketika menghadapi penulis yang sempat ngedrop selama penulisan ini,( Almh) Mama tersayang yang selalu membuat penulis semangat ketika penulis


(9)

iv

9. Ikhlas Al’ala yang selalu memberikan dukungan, perhatian, kesabaran untuk menemani penulis dalam merampungkan skripsi ini.

10.Kartika Rahayu, teman yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam melengkapi skripsi ini.

11.Untuk semua sahabat yang kompak selalu dengan disertai keceriaan dan canda yang selalu setia membantu penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini Dwi, Itoh, Fitri (makasih atas bantuan doa dan dukungannya) dan kawan-kawan seperjuangan Jurusan MD A&B, dan teman-teman KKN “10” yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tak terlupa pula terima kasih sebesar-besarnya untuk Iin Irnawati yang memberikan solusi tentang judul skripsi kepada penulis.

Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis.

Ciputat,9 Juni 2011

PENULIS


(10)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL………. vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Pembatasan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka………...10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI, PROGRAM DAN POTENSI ... 13

A. Evaluasi ... 13

1. Pengertian Evaluasi ... 13


(11)

v

1. Pengertian Program ... 19

2. Tujuan Program ... 20

3. Aspek-Aspek Program ... 20

C. Potensi ... 22

1. Pengertian Potensi ... 22

2. Macam-Macam Potensi Diri ... 23

3. Peningkatan Potensi Diri ... 24

BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) ... 27

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 27

B. Visi, Misi danTujuan Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 31

C. Program-program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 32

D. Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) ... 34


(12)

vi

MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN

POTENSI KAUM TUNANETRA) ... 37

A. Analisis evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman Tunanetra ) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 37

B. Program-Program Yang Dicanangkan……….. 52

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ... 54

BAB V. PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran- Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(13)

vii

RAUDLATUL MAKFUFIN ... 39

TABEL 2 NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN ... 42

TABEL 3 DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE

DAN ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN ... 43

TABEL 4 DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP CETAK ... 45

TABEL 5 DAFTAR PENGURUS YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN ... 56


(14)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah memberikan panca indera kepada makhluk hidup (manusia dan hewan ) agar bisa merespon maupun melaksanakan segala sesuatu yang ada di alam raya. Dengan panca indera, manusia dan hewan bisa beradaptasi dan bisa bertahan hidup. Kemampuan merasakan sesuatu bisa bekerja dengan sempurna kalau ada stimulus yang merangsang panca indera. Hanya saja kemampuan panca indera kita kadang-kadang tidak terlalu peka. Hal ini disebabkan beberapa faktor baik bersifat eksternal maupun internal.1

Salah satu anugerah yang diberikan Tuhan pada manusia adalah memiliki kesempurnaan baik segi fisik maupun mental. Dengan keduanya itu, seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, dan dengan kesempurnaan juga manusia dapat dengan mudah berkomunikasi, bersosialisasi dan belajar yang pada akhirnya dapat digunakan secara optimal.

Pada umumnya kekurangan fisik itu akan sangat berpengaruh pada perubahan mental dan perubahan sosial pada diri penyandang. Tidak sedikit orang yang berada di sekitar mereka bersikap meremehkan bahkan terkadang terkesan tidak menyenangkan.2

1

M Utsman Najati, Psikologi dalam Tinjauan Hadist Nabi (Jakarta: Mustakim, 2003) h. 165

2

Masri Singarimbun, Penduduk & Perubahan (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996) h. 194


(15)

Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di dalam aktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat perluasan pengalamannya, gangguan emosionalnya, dan perkembangan intelegensinya. Selain itu, cacat mental maupun fisik juga merupakan salah satu kendala dalam melakukan suatu kegiatan.

Jika seseorang tunanetra yang terlahir tanpa penglihatan memungkinkan tidak bisa merespon maupun melaksanakan salah satu kegiatan yang ada di alam raya ini. Walaupun kecacatan pada pengllihatan, tetapi tunanetra memiliki kelebihan dari segi pengingatannya yang tidak kalah dengan orang normal lainnya. Maka perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung sesuai dengan kebutuhan tunanetra yang tentunya tidak sama dengan orang awas.

Perlu kita ketahui bahwa tunanetra adalah seseorang yang mengalami ganguan penglihatan, hambatan fisik maupun psikologis yang berbeda dengan orang yang memiliki kondisi tubuh yang tidak cacat atau normal. Tunanetra juga tidak mampu memfungsikan tubuh dalam keadaan normal hal ini bisa terjadi karena berbagai sebab seperti cacat lahir, cacat akibat penyakit, cacat akibat kecelakaan.

Sarana dan prasana merupakan faktor penting dalam meningkatkan potensi yang ada pada diri manusia, Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai


(16)

kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.3 Allah SWT

menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci, rasa keadilan dan sebagainya. Pada diri manusia terpupuk potensi-potensi baik itu positif maupun negatif, sesuai dengan kedudukannya yang mulia, Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat :4 sebagai berikut :

 

 

  

"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ." ( Q.S. At-Tin : 4).4

Walaupun manusia dibentuk dengan bentuk sebaik-baiknya namun manusia tetap mengalami banyak kekurangan dan keterbatasan dalam segi kemampuan. Faktor inilah yang mendorong kehidupan manusia untuk saling membantu dan saling mengisi atas kekurangan dan keterbatasannya itu.

Masalah ketunanetraan sesungguhnya bukan hanya menjadi masalah bagi penyandangnya, melainkan juga masalah bagi seluruh komponen masyarakat dan bangsa, karena sesungguhnya penyandang cacat tunanetra merupakan bagian dari kesatuan masyarakat Indonesia, penyandang tunanetra ternyata juga mempunyai bakat dan kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan orang normal lainnya, dan ternyata pula bahwa kemampuan dan

3

Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1

4

Depag RI, Al-Qur’an & terjemahannya, Syamil Special For Woman ( Jakarta :Sygma, 2007 ) h. 597


(17)

potensi penyandang tunanetra dapat diberdayakan dan dikembanagkan dengan sebaik-baiknya.

Potensi-potensi positif yang ada dalam diri manusia haruslah dikembangkan dan disalurkan tidak terkecuali bagi kaum tunanetra. Pengembangan potensi pada tunanetra dapat dilakukan melalui dukungan program-program yang telah dipilih dan sarana atau prasarana yang ada sebagai jembatan untuk menyalurkan potensi. Usaha pengembangan potensi pada tunanetra tersebut memungkinkan kaum tunanetra bisa dikenal oleh lapisan masyarakat karena mereka memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan kemampuan orang normal lainnya. Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi lembaga.

Jika program sudah dimiliki oleh sebuah lembaga maka dapat dilihat sejauh mana program tersebut berjalan lalu dievaluasi. Evaluasi terhadap program-program organisasi maupun lembaga adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan dan diprogramkan. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi umpan balik bagi organisasi atau lembaga untuk merencanakan program-program berikutnya. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program-program hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah


(18)

dikembangkan secara melembaga dan membudaya agara pelaksanaan kegiatan, rencana program dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.5

Program pengembangan potensi diri bagi para tunanetra pada yayasan Raudlatul Makfufin juga haruslah dievaluasi melalui pengukuran-pengukuran dan pemberian kegiatan dengan pelaksanaan program dapat lebih berhasil. Evaluasi program ini sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan peningkatan potensi diri. Suatu program dapat berjalan dengan baik dimana sebuah potensi, khususnya potensi positif ini dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan pada setiap tahapannya.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat tertarik untuk memilih judul “Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra”.

B. Fokus dan Pembatasan Masalah

1. Fokus Masalah

Agar penulis fokuskan skripsi ini lebih terpusat, maka perumusan masalah

ini terbatas pada upaya dalam menkaji “Evaluasi Program Yayasan

Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra”.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada : a. Evaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra?

5

Drs. Firman B. Aji & Drs. S. Marthin Sirat, (PDE ) Perencanaan dan Evaluasi : suatu sistem untuk proyek pembangunan , (Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h. 30


(19)

b. Apa program-program yang dicanangkan oleh yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengevaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra. b. Untuk mengetahui apa program-program yang dicanangkan Yayasan

Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.

c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat program Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis

Secara akademis, penelitian skripsi ini agar bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan berkenaan dengan evaluasi terhadap program-program organisasi atau lembaga,


(20)

1). Untuk bahan masukan (input) bagi pihak Yayasan Raudlatul Makfufin, sebagai tindakan program guna meningkatkan potensi tunanetra.

2). Untuk bahan masukan ( input) bagi Fakultas Dakwah dan komunikasi dalam hal penelitian evaluasi program sebagai upaya peningkatan potensi.

c. Rekomendasi

Sebagai bahan masukan (input) bagi pihak-pihak yang terkait dalam program-program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra

D. Metodelogi penelitian

1. Metode penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi yang diantaranya:

Pertama, Boqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan yang dikutip dalam bukunya Lexy J. Moleong yaitu “ metode kualitatif “ sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

6

Lexy J. Moleong, Metodelogi PenelitianKkualitatif, (Bandung,: Remaja Rosdakarya, 2000) hal.3


(21)

Penelitian tersebut berupa wawancara dengan Ketua Umum yayasan Raudlatul Makfufin, Pengurus yayasan Raudlatul Makfufin dan Peserta Pesantren Tunanetra. Meraka merupakan sumber akurat dalam penelitian evaluasi program yang penulis lakukan.

Penelitian evaluasi input yang dikemukakan oleh Peitrizak, Ramler dan Gilbert dalam buku Isbandi Rukminto yaitu 3 ( tiga ) tipe jenis evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu : evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.7

Penelitian evaluasi input penulis memfokuskan pada klien, staf dan program yayasan.Pada evaluasi proses penulis memfokuskan pada aktifitas yang melibatkan interaksi antara klien dengan staf yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan program, sedangkan pada evaluasi output mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan. 2. Teknik pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik atau cara data, yaitu :

a. Observasi

Observasi yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mengamati pelaksanaan program-program yayasan Raudlatul Makfufin, baik secara langsung maupun tidak langsung.

7

Isbandi Rukminto, pemberdayaan, pengembangan masyarakat & intervensi komunitas

( pengantar pada pemikiran & pendekatan praktiss ), ( Jakarta : FEUI Press ), cet ke-3, edisi revisi h189


(22)

b. Wawancara (Interview)

Yaitu berupa percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak pewawancara (interviewier) dan pihak yang diwawancarai (interview). Dengan tujuan mengetahui tentang kejadian, kegiatan, organisasi dan lain-lain. Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan sistem wawancara langsung dengan Pimpinan Yayasan, Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin dan Semua peserta pesantren tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin.

c. Studi dokumen

Studi dokumentasi digunakan sebagai pelengkap atau sumber primer, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan observasi.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan telah dikumpulkan, penulis melakukan klarifikasi dari hasil temuan yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil temuan tersebut dengan menyesuaikan antara temuan dan teori yang seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini berdasarkan hasil analisis temuan yang telah dilakukan dan berdasarkan analisa deskriptif. Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.


(23)

Lokasi penelitian adalah dilaksanakan di Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra), yang berlokasi di JL. Raya Puspitek, Gg. Rais Kp. Jati Rt 02/05 Kel. Buaran- Kec. Serpong Kota Tangerang Selatan, Prop. Banten 15315. Telp./ Fax. 021-74700157, email : makfufin@yahoo.co.id

E.Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis belum menemukan skripsi yang berjudul Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra. Penulis hanya menemukan skripsi dari mahasiswa/i sebelumnya yang membahas tentang evaluasi program namun permasalahannya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Muhammad Nurseha “Evaluasi program Pemerdayaan Ekonomi

Komunitas Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia dikelurahan Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat”, skripsi ini disusun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, NIM: 1020540793, Tahun 2009.

2. Faisal “Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhua’fa dalam mengembangkan potensi ternak local di Desa Lebak Sari Sukabumi Jawa Barat”, skripsi ini disusun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu


(24)

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, NIM: 0053019899, Tahun 2008.

Penelitian yang penulis lakukan dengan judul Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra menggunakan tiga evaluasi yaitu evaluasi input, proses dan output. Sedangkan karya-karya di atas tidak mengunakan tiga evaluasi, karya tulis ini bertujuan memberikan penilaian secara kritis tentang program dan sekaligus memaparkan antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan.

E. Sistematika penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu satu bab pendahuluan, tiga bab pembahasan dan satu bab penutup. Sistematika penyusunan tersebut sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penlitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan dijelaskan Evaluasi, Pengertian Evaluasi, Tujuan Evaluasi, Macam-macam Evaluasi. Program, Pengertian Program, Tujuan Program, Aspek-aspek Program, dan Potensi, Pengertian potensi, Macam-macam Potensi Diri, Peningkatan Potensi Diri

BAB III Gambaran umum Yayasan Raudlatul Makfufin. Latar Belakang berdirinya , Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Raudlatul Makfufin ,


(25)

Program-Program Yayasan Raudlatul Mafufin, Program yang terlaksana , Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin.

BAB IV Anlisis Evaluasi program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman Tunanetra ) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.

Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra. Program-Program Yang Dicanangkan. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam Mengembangkan Potensi Kaum Tunanetra

BAB V Penutup. Merupakan bab terakhir dari tulisan ini, yang berisi kesimpulan dan saran-saran

Terakhir adalah daftar pustaka yang merupakan referensi penulis dalam menulis skripsi ini


(26)

13

TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI, PROGRAM DAN POTENSI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Secara etimologi evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai. Sedangkan secara pengertian evaluasi adalah mengkritis suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses dan produk pada sebuah program.1

Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar, evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan implikasi dari suatu proyek dikaitkan denga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sementara Fink dan Kosecoff sebagaiman di kutip oleh Fredy S. Nggao memberikan definisi evaluasi, adalah merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan tentang tujuan, aktivitas, hasil, dampak, dan biaya program.2

Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan.3

1

Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006) Cet. 1. h.123

2

Fredy S. Nggao. Evaluais program. (Jakarta : Nusa Madani , 2003) h.15

3

Zaini Muchtarom MA. Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta ; Al-Amin Press


(27)

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapain hasil-hasilnya yang telah direncanakan. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah dikembangkan secara melembaga dan membudaya agar pelaksanaan kegiatan, rencana program dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.4

Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apa pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.5

Mempelajari beberapa pengertian evaluasi di atas dapatlah dikemukakan beberapa unsur evaluasi sebagai berikut :

a. Seraingkaian prosedur untuk memilih

b. Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program c. Pengukuran dan penilaian secara obyektif

d. Membandingkan tujuan dan hasil kerja

e. Menetapka: nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah, derajat dan keadilan

f. Meringkas berdasarkan analisis evaluasi.

4

Firman B. Aji & S. Marthin Sirat ,(PDE) Perencanaan dan Evaluasi : suatu sistem untuk proyek pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 30

5

H.D. Sudjana, Manajemen program pendidikan untuk pendidikan luar sekolah dan pengembangan SDM, (Bandung : Falah Production, 2000) h. 281


(28)

Kegiatan evaluasi tidaklah mutlak dilaksanakan hanya pada akhir pelaksanaan program saja akan tetapi juga bisa dilakukan pada perencanaan dan pertengahan program kegiatan jikalau ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan . Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika evaluasi hanya dilakukan pada akhir kegiatan. Maka kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan pada proses pelaksanaan melalui evaluasi terhadap kekurangan-kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan menggangu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya.

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi pada hakikatnya bertujuan menguji dan memberi nilai pada suatu rencana atau pedoman yang telah ada.6

Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat Feuriskin, sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan evaluasi. Namun dia menyatakan bahwa ada 10 alasan, mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

a. Untuk melihat apa yang sudah dicapai

b. Melihat kemajuan, diakitkan dengan objektif ( tujuan ) program. c. Agar tercapai manajemen yang baik

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Untuk memeperkuat program.

6


(29)

e. Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatau program

f. Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik g. Agar memberikan dampak positif yang lebih luas

h. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat.

i. Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif j. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable.7

Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Soeharto dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang

mungkin terjadi diluar rencana (externalities).8

3. Macam-macam Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan model-model evaluasi, yang akan digunakan, Ada beberapa jenis evaluasi, yang dalam hal ini penulis menggunakan model evaluasi yang digunakan untuk mengawasi suatu program, yaitu :

7

Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar

pada pemikiran & pendekatan praktis, (Jakarta : FEUI Press), cet ke-3, edisi revisi, 2003 h.187-188

8

Edi Soeharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung, PT Refika


(30)

a. Evaluasi input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat ( peserta program ), tim atau staf dan program. Terkait dengan evaluasi ini ada untuk kriteria yang perlu dikaji : tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan program, dan standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk pelaksanaan program

b. Evaluasi proses, menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi Rukminto, evaluasi proses adalah memfokuskan diri pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan (line staf) yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan (objektif) program.

c. Evaluasi hasil, masih menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi Rukminto, evaluasi hasil adalah diarahkan pada evaluasi keseluruhan implikasi ( overall impcat ) dari suatu program terhadap penerimaan layanan ( recipients ). Evaluasi ini juga digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna bagi administrator dalam menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.9

Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya metodologi penelitian dakwah, bahwa macam-macam evaluasi yaitu:

9

Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar pada


(31)

a. Ditinjau dari tujuannya apabila tujuan evaluasinya ingin memperbaiki program, maka evaluasi yang tepat digunakan adalah evaluasi proses atau evaluasi input. Pada evaluasi input peneliti dapat mengecek persiapan-persiapan yang ada. Pada evaluasi proses dapat melihat bagaiman rencana-rencana program tersebut dilaksanakan

b. Ditinjau dari tujuan evaluasi berkaitan dengan keputusan program tersebut berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah evaluasi hasil. Dengan evaluasi hasil dapat dilihat efektifitas, atau hasilnya ( output ), atau manfaatnya ( outcomest), atau dampaknya. c. Apabila tujuan evaluasinya agar dapat meramalkan program tersebut

masa mendatang, sehingga hasilnya dapat membantu dalam membuat strategi baru, maka evaluasinya menggunakan teknik SWOT ( strength, weekness, opurtunity, treath). Dengan teknik SWOT dapat meliahat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu program.10Namun dalam pembahasan skripsi ini penulis tidak akan

membahas melalui analisis SWOT karena hal ini lebih kepada pengambilan keputusan strategi sementara yang menjadi titik tekan dalam dalalm pembahasan ini adalah evaluasi berdasarkan pengertian-pengertian diatas.

10

Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah. 2006. Jakarta : UIN Jakarta Press. Cet. 1. h. 124


(32)

B. Program

1. Pengertian Program

Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha ( dalam ketatanegaraan, perekonomian dan sebagainya ) yang akan dijalankan.11 Suharsimi Arikinto mengemukakan

program sebagai berikut, program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai suatu program.12

Program merupakan pernyataan tertulis tentang sesuatu yang harus dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan mengapa hal ituperlu dilaksanakan. Program dapat digambarkan berupa sesuatau pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, masala-masalh yang hendak dipecahkan, dan cara pemecahannya.13

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu.

Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja dan jadwal kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan

11

Departement Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1997) cet. Ke-9, h. 414

12

Suharsimi Arikunto, PenilaianPprogram Pendidikan , (Yogyakarta : Bina Aksara, 1998) h.34

13

I Gede Suyatno, Program Pengabdian pada Masyarakat Bentuk, Jenis, dan Sifatnya dalam Metodologi PPM, ( Lampung : Universitas Lampung, 1986) h.88


(33)

tertuang didalam rencana kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana melakukannya, siapa pelakunya, siapa khalayak sasarannya, dimana akan dilakukan dan kapan dilaksanakan. Bila perlu dapat pula dicakup sarana-sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanya, termasuk dana yang diperlukan kemudian rencanak kerja dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.14

2. Tujuan program

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh elavator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.

Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”Tujuan umum dan tujuan khusus (

obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 15

3. Aspek-Aspek Program

Aspek-aspek program, yaitu ditinjau dari:

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain

14

Ibid, h. 88

15

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan ,(Yogyakarta : Bina Aksara, 1998), h. 35


(34)

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel

e. Pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar, program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh orang banyak

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.16

Dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang direncanakan haruslah sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas yaitu tujuan program yang direncanakan bertujuan mencari keuntungan, atau bertujuan sukarela. Jika bertujuan mencari keuntungan maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. Jenis program yang direncanakan

16


(35)

program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan. Kemudian dapat ditinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Dan sifat program yang akan dilaksanakan yaitu program penting atau program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. Suharsimi Arikinto menegaskan dalam bukunya penilaian program pendidikan bahwa macam-macam program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.17

Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program akan siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari lembaga tersebut dapat tercapai.

C. Potensi

1. Pengertian Potensi

Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang berarti kuat atau keras.18 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi

adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.19

Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan

17

Ibid, h. 2

18

John M Echol, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama,2006) h. 440

19

Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka 2007) edisi ke-3. h. 890


(36)

menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.20 Seseorang yang memiliki potensi tinggi adalah orang berbakat

dan unggul yang membuat mereka mampu berbuat sesuatu dengan tinggat tertinggi (pada bidang tertentu seperti seni, kreativitas, kepemimpinan, ilmu sastra).21 Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, perwujudan dari potensi

biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk memanfaatkan kemampuannya.22

2.Macam-Macam Potensi Diri

Macam-macam Potensi yang terdapat pada diri manusia dapat dilihat dari tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dimilki.23 Adapun

macam-macam potensi diri sebagai berikut :

a. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.

20

Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat & Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua, (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1

21

Ibrahim Muhammad Al Maghazi, Menumbuhkan Krativitas Anak (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2005) h. 74-75

22

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis. 2003 (Jakarta : PT. Rineka Cipta. Cet. 2) h.106

23

S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah


(37)

c. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kanan ). Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kempuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi : mengendalikan dorongan hati dan menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Seseorang memerlukan kecakapan emosional untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Cenderung seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimum karena tidak dapat menjaga kecakapan emosinya.24

d. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )

kecerdasan spiritual sangat beragam. Jika yang menjadi obyek kecerdasan ini adalah alam semesta dan fenomena yang terjadi padanya, hasil dari kecerdasan ini berupa karya-karya kreatif, seperti penemuan hukum-hukum, rumus-rumus dan penjelasan baru, yang membantu memudahkan umat manusia dalam memanfaatkan potensi-potensi alam semesta, kecerdasan ini merupakan aktualisasi, fitrah itu sendiri25

3. Peningkatan Potensi Diri

Ketika membicarakan tentang potensi, kita membicarakan semua aspek peningkatan potensi seseorang. Jadi, potensi ini meliputi semua

24

Hamzah B. Uno, Mpd, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta : Bumi

Asara. 2008)h.68-69

25


(38)

yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dapat meningkat, yaitu sebagai berikut:26

a. Aspek kognisi, aspek kepercayaan, ilmu pengetahuan, tradisi, budaya, lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup. Semua itu merupakan faktor yang menentukan meningkatnya potensi diri seseorang.

b. Aspek emosi merupakan faktor penentu perilaku atau kepribadian seseorang (behavior). Menentukan bagaimana seseorang mengambil atau menentukan suatu rencana tindakan. Pola pikir akan menentukan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam diri (inner world) maupun lingkungan sosial dan lingkungan alamnya. Pola pikir setiap individu dipengaruhi oleh tingkat kesadarannya. Tingkat kesadaran ditentukan oleh pengalaman pribadi, lingkup pergaulan, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan, mitologi, dan kebudayaan.

c. Aspek sosial adalah faktor yang menentukan tata cara berinteraksi, bertindak, berbuat atau penentu perbuatan terhadap dunia luar, lingkungannya, atau segala sesuatu peristiwa di dalam diri maupun lingkungan sosialnya.27

Secara pribadi bahwa setiap manusia itu perlu meningkatkan potensi diri yaitu dengan cara terus memupuk keyakinan, begitu pula biasakanlah berfikir positif, berlapang dada, tidak membiarkan diri terjerat dalam

26

Lusi Nuryani, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 55-56

27


(39)

masalah yang sepele, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, selalu berusaha melakukan latihan untuk menguasai seni mengatur keuangan dan lain-lain. Keberhasilan meningkatkan dan menggali potensi diri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan misalnya membiasakan berfikir tentang hal-hal yang memberikan wawasan luas, tidak sebaliknya berfikir tentang kegagalan. Selanjutnya juga harus membiasakan berfikir bahwa sesungguhnya saya adalah seseorang yang mampu meraih cita-cita dan kesuksesan, karena pada hakikatnya adalah bahwa orang yang sukses adalah mereka yang mempunyai keyakinaan dan cita-cita.28

Jelas dari paparan diatas bahwa potensi diri adalah sesuatu kemampuan yang ada di diri manusia tapi belum tersalurkan, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi, kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, dan setiap orang memilikinya.

28

La Rose, Menggali Potensi Diri, Citra Pribadi Berkualitas, ( Jakarta : Pustaka Kartini. 1996 ) h. 20-21


(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN

A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin

Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) adalah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta kesejateraan sosial bagi tunanetra muslim. Yayasan ini dulu sempat berdiri di Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa kali pindah tempat, awalnya yayasan ini adalah majelis taklim pengajian tunanetra, dan hanya beberapa orang saja yang mengikuti pengajian tersebut karena pengajian pada saat itu adalah pengajian keliling tidak menetap disuatu tempat. Karena pada saat itu belum adanya lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan pendidikan keagamaan, bermula dari majelis taklim kemudian memiliki suatu ide agar lebih dilegalkan.

Hingga tahun 1983 di Jakarta diusulkan untuk pengajian menetap di Pulogadung yaitu dikediaman Bapak Halim Sholeh yang mendirikan yayasan ini.1Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Nopember 1983 di Jakarta. Tetapi

sempat berpindah tempat lagi yaitu di JL. Raya Bekasi km. 17 RT. 007 RW 03 Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan akte Notaris No. 142 yang ditanda tangani oleh Notaris H. Zawir Simon, SH. Pada saat itu tidak memadainya sumber daya dan dana serta nama mengakibatkan terseok-seoknya yayasan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dalam kondisi

1

Ade Ismail. Pengurus dan peserta yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,

Tangerang, 4 April 2011


(41)

sedemikian rupa yayasan masih mampu melaksanakan program-programnya walaupun tidak prima.

Ternyata kehadiran yayasan ini disambut hangat oleh rekan-rekan tunanetra terbukti semakin meningkatnya jumlah kelayan (client) beberap tahun setelah pendiriannya. Setiap perlombaan yang diselenggarakan oleh yayasan memperoleh tanggapan positif. Yang lebih membesarkan hati cukup banyak peserta didik yang berhasil menjuarai perlombaan-perlombaan keagamaan tingkat propinsi seperti MTQ, yang dapat dilihat pada lampiran. Semangat kami terpacu setelah Menteri Agama RI. Memberikan dukungannya dengan mengibahkan gedung seluas 418 m pada tahun 1992 , sesuai dengan berita acara serah terima gedung dan ijin penggunaan tanah Departemen Agama RI. Sertifikta No. 2 tahun 1985 No. MA/231 A/1992 pada tanggal 28 November 1992 diserahkan sebuah gedung di JL. Pemda/Kertamukti No. 70 Pisangan Ciputat di atas tanah seluas 700 m dari Menteri Agama RI. Pada waktu itu H. Munawir Syadzali, MA. Dengan berbagai hambatan YARFIN Alhamdulillah tetap bertahan, dan sejak tanggal 28 Agustus 2009 resmi berdomisili di daerah Tangerang selatan tepatnya di JL. Raya Puspitek Gg. Rais, Kp Jati Rt. 02/05 Kel. Buaran Kec. Serpong Kota Tengerang Selatan. Perlu diketahui bahwa kepindahan YARFIN ke Tangerang Selatan tersebut atas bantuan pihak UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah. Yayasan ini diresmikan oleh Prof. Drs. Komarudin Hidayat, serta wakaf tanah dari Bapak Marjuki Usman.2

2


(42)

Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi lokasinya dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan. Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan. Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 (lima) orang normal hanya 1 (satu) Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang sangat minim.3 Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah :

1. Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu pengetahuan

2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan ( media rehabilitasi mental ) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.

3

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,


(43)

3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian masyarakat

4. Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.4

Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra, Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.5

B.Visi , Misi dan Tujuan Yayasan Rudlatul Makfufin

4

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin

5

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,


(44)

Visi yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Misi yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

a. menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah. b. menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman

dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional. c. menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.

d. mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.6

Tujuan yayasan Raudlatul Makfufin adalah :

Dengan diberikannya pendidikan agama disamping kegiatan keterampilan yayasan memiliki tujuan, yaitu :

a. Pendidikan agama itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah satunya adalah sebagai saran, terapi saran kejiwaan bagi para penyandang cacat dan penyandang cacat pada umumnya dengan diajarkan pemahaman pada agamanya. Maka dia akan menyadari bahwa musibah atau ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita bukan merupakan akhir.

b. Harapan yayasan ini supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan masyarakat tapi dengan satu catatan bahwa ketika interaksi dengan masyarakat, masyarakat memberikan apresiasinya bukan karena kasihan tapi karena kapebel, kemampuan, dan kompetennya.

6


(45)

c. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi, saingannya adalah orang awas.7

C. Program-Program Yayasan Raudlatul Makfufin

1. Program Pesantren Tunanetra

Tujuan dari program pesantren tunanetra adalah untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra.

a. Kegiatan pesantren mingguan :

Sasaran : Tunanetra muda, dewasa dan usia lanjut yang tergabung dalam IKJAR

Waktu : Setiap Ahad, pkl 09.00-12.00 WIB

Materi : Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih ( ibadah dan muamalah), Akhlaq.

b. Pengadaan Al-Qur’an Braille dan Entry data buku-buku agama islam dalam huruf Braille

Sarana dan layanan dalam bentuk pembuatan Alqur’an Braille dan buku-buku sumber agama dalam huruf Braille untuk tunanetra muslim. Buku Braille ini dibuat dengan system komputerisasi dengan pertimbangan keuntungan sebagai berikut :

a. Dapat digandakan dalam jumlah yang relatif tidak terbatas

7

Drs. Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011


(46)

b. Menyediakan penggandaan berupa kertas yang murah dan mudah didapat

c. Upaya pengeditan atau revisi mudah dan dapat dilakukan

Mengenai Al Qur’an Braille, yayasan Raudlatul Makfufin telah

menerbitkan AlQuran Braille beserta terjemahnya untuk pertama kalinya pada tahun 1999, Al-Qur’an Braille beserta terjemahnya ( 30 juz ) terbitan Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapat sertifikasi tashih dari DEPAG RI. Saat ini, data tersebut tersimpan dalam disk komputer tunanetra muslim.8yang memiliki hak paten terhadap percetakan huruf

Braille adalah Yayasan, DEPAG RI tidak punya percetakan. Yang memiliki percetakan di Indonesia ada 3, yaitu : di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta, di Jakarta adalah Yayasan Raudlatul Makfufin. Percetakan

Al-Qur’an masih berjalan sesuai orderan.9 Entry data buku-buku agama islam dalam huruf Braille

Untuk melengkapi khazanah keilmuan dan bahasa baca braille, Yayasan Raudlatul Makfufin melakukan upaya entry data buku-buku lainnya, seperti hadits, fiqih, dan lain-lain, baik sifatnya umum maupun buku sekolah. Untuk program ini, dibutuhkan dukungan dana untuk petugas entry data dan pencetakannya.10

2. Program yang dicanangkan Yayasan Raudlatul Makfufin a. Training Leadership

8

Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin

9

Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,

Tangerang, 21 Maret 2011

10


(47)

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas SDM tunanetra dengan keterampilan berbasis pendidikan

b. Program perpustakaaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra Tujuan adanya program ini berkaitan dengan kegiatan

pengadaan Al Qur’an Braille dan entry data buku-buku sumber agama bagi tunanetra, dengan harapan sebagai pusat sumber buku-buku agama bagi tunanetra, terciptanya pesantren yan inklusi ( dengan adanya pengadaan sarana belajar berupa buku Braille tentang agama bagi santri tunanetra di pesantren.

D. Struktur Organisasi dan Personalia Yayasan Raudlatul Makfufin

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah lembaga atau organisasi, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas dan tenggung jawab para personil yang terlibat dan selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas program yang dihasilkan.

Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Pembina setelah Pembina kemudian Ketua Umum, Ketua Umum memiliki Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Sekretaris Umum memiliki Sekretaris I dan Bendahara Umum memiliki bendahara I. Ketua I yaitu Bidang Pendidikan dan Dakwah, pada Bidang Pendidikan dan Dakwah memiliki seksi Dakwah dan seksi Pendidikan. Ketua II yaitu Bidang Kesejahteraan Umat dengan seksi Bantuan Sosial dan seksi Kesehatan. Kemudian terakhir adalah


(48)

ketua III Bidang Sumber Daya Organisasi, dengan seksi Pengembangan

Alqur’an dan buku Braille dan seksi Kerumah Tanggan. Untuk lebih lengkap

gambar struktur terdapat pada lampiran 15. Susunan personalia Yayasan Raudlatul Makfufin Masa Bakti 2011-2015

Pembina

1. drg. Hj. Oktini Watti Hatta Radjasa 2. Drs. Bambang Basuki

Ketua Umum : Drs. Nur Kholiq, SQ.

Sekertaris Umum : Ahmad Joni W.

Sekertaris 1 : Drs. Triyanto, M. Pd.

Bendahara Umum : Drs. Ngatidjo Atmosiswoyo.

Bendahara 1 : Ilma Khazanah, S. Ag

Ketua 1

Bidang pendidikan dan dakwah : Drs. Muhyi Chairuddin.

- Seksi Dakwah : Sapto Wibowo

- Seksi Pendidikan : Mudzakir Ketua II

Bidang kesejahteraan Umat : Heriyadi.

- Seksi Bantuan Sosial : H. Abas Sukadi, BA. - Seksi Kesehatan : Drs. Abdul Wahab. Ketua III


(49)

Seksi Pengembangan Al-Qur’an : Ade Ismail Dan Buku Braille

- Seksi Kerumah Tanggaan : Surya B. Diparaharja11

11


(50)

37 BAB IV

ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN

POTENSI KAUM TUNANETRA

A. Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra.

Pada analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra, maka penulis akan menganalisis program berdasarkan model teori evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi output(hasil).

1. Evaluasi input dapat diuraiakan dan di jelaskan pada tiga unsur yaitu : klien, staf, dan program.

a. Karakteristik klien

Sebagaimana model teori evaluasi input yang telah dijelaskan pada bab dua bahwa salah satu unsur (variabel) utamanya yaitu klien, yang menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien. Maka dibawah ini akan menjelaskan klien sebagai salah satu variable. Adapun untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik klien (peserta) yayasan Raudlatul Makfufin dengan tujuan program meningkatkan potensi kaum tunanetra. Maka penulis terlebih dahulu akan menguraikan karakteristik-karakteristik klien dan menyimpulkan hasil kajian mengenai ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik klien


(51)

dengan tujuan program dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra tersebut. Untuk mempermudah pengkajian, sengaja penulis sajikan dalam bentuk tabel-tabel.

1). Latar belakang klien (peserta) pesantren mingguan

Pada latar belakang klien yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi diri, penulis memfokuskan pada tiga aspek, yaitu : status, usia, dan tingkat pendidikannya. Aspek pada tingkat pendidikan adalah hal yang amat sangat signifikan sekali dalam kehidupan manusia, karena hal ini adalah salah satu faktor yang dapat membentuk kepribadian dan pola pikir manusia dalam menjalani kehidupan. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menjadikan sumber daya manusia yang berpotensi. Oleh karena itu, dalam hal upaya apapun manusia tidak terlepas dari pendidikan.

Pendidikan merupakan keterkaitan dengan status peserta yang masih mahasiswa atau pelajar, dengan alasan relatif mahasiswa atau pelajar itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan memberikan keterampilan agar nantinya dapat mencari penghidupan. Begitupula dengan tempat tanggal lahir merupakan pernyataan mengenai daerah asal mereka, sehingga dapat diartikan bahwa program ini sangat dibutuhkan oleh seluruh kaum tunanetra di Indonesia.

Tabel.1

NAMA-NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN


(52)

No NAMA TEMPAT TANGGAL

LAHIR

STATUS LEMBAGA

PENDIDIKAN

01 Abdurahman Jakarta, 18 Maret 1986

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 02 Diah

Rahmawati

Jakarta, 2 April 1985 Mahasiswa UHAMKA 03 Wijaya Jakarta, 8 Maret

1990

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah 04 Nur Isnaini Palu, 22Juli 1993 Pelajar SLB A Pembina

Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

05 Juanda Lampung, 19 Januari 1992

Pelajar Darul Ma’arif 06 Angga Saputra Jakarta, 16 Maret

1989

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

07 Arif Faisal Pekalongan, 28 Juli 1993

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

08 Indar Yono Bengkulau, 04 Maret 1986

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

09 Nurul Hakim Tasikmalaya, 26 Maret 1997

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

10 M. Noval Anif Jakarta, 25 Januari 1997

Pelajar SLB A Pembina Tingkat

Nasional, Lebak Bulus

11 A. Mustahim Jakarta, 06 Februari 1988

Mahasiswa UNINDAR Sumber : Hasil Wawancara

Alasan mereka mengikuti program pesantren tunanetra pada kegiatan pesantren mingguan adalah untuk membekali mereka

mengenai ke agamaan, yaitu membaca Al Qu’ran Braille karena yayasan Raudlatul Makfufin adalah pesantren tunanetra yang


(53)

memfokuskan mengenai keagamaan untuk tunanetra. Bagi mereka dengan adanya komunitas ini mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman lain yang mengalami ketunanetraan juga. Pada program pesantren tunanetra bagi mereka sudah mewakili sebagian dari potensi diri mereka. Yaitu sebagian potensi pada bidang keagamaan, seperti

memperdalam membaca Al Qur’an dan memperlancar membaca Al

Qur’an agar dapat menjadi Qori’ dan tidak hanya mendalami Al

Qur’an saja tetapi potensi lain pun dapat di salurkan seperti potensi

bernyanyi. Yayasan merupakan wadah bagi mereka dalam meyalurkan potensi-potensi yang mereka miliki. Yayasan Raudlatul Makfufin merupakan wadah satu-satunya di Jakarta yang memiliki program untuk tunanetra khususnya pada segi keagamaan.1

Mereka sangat antusias dan sangat menyambut baik program pesantren tunanetra dalam kegiatan pesantren mingguan, mereka dapat bersosialisasi dan mempererat tali silahturahmi. Disamping mendalami dan mempelancar membaca Al Qur’an dan tidak hanya tergelumit pada mendalami Al Qur’an saja tetapi potensi mereka pada seni bermusik dapat pula tersalurkan tentunya tetap pada koridor keagamaan.

2). Latar belakang klien Program Training Leadership

Klien pada program ini adalah klien yang memiliki dasar pengetahuan tentang arab Braille, dan wakil tunanetra dari setiap wilayah kabupaten/kotamadya di Indonesia. Klien yang diharapkan

1


(54)

berasal dari wilayah Tangerang Selatan (Provinsi Banten), Jabodetabek, dan daerah lain (seperti Kalimantan timur dan Sulawesi Selatan. Kedua daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan tunanetra yang cukup dinamis).

3). Latar belakang klien perpustakaan Braille

Klien perpustakaan Braille adalah para tunanetra yang mencari referensi buku-buku keagamaan, mereka dapat mencarinya di yayasan Raudlatul Makfufin.

b. Karakteristik staf yayasan Raudlatul Makfufin

Kualifikasi staf yang dianalisis dalam evalusi input terdiri dari yaitu 1). Latar belakang staf program pesantren Tunanetra pada kegiatan

pesantren mingguan. Dapat dilihat pada 2 (dua) aspek yaitu, jabatan, dan pendidikan terakhir. Jabatan merupakan hal yang menyatakan kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan program yang dijalankan. Begitupula dengan pendidikan yang menyatakan bahwa jabatan diberikan karena kemampuan yang dimiliki sesuai dengan pendidikan yang disandangnya.

TABEL. 2

NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN

TERAKHIR

1 Ade Ismail Seksi pengembangan

Alqur’an dan buku

braille

Sarjana pendidikan UNJ (S.Pd)

2 Sapto Wibowo Seksi Da’wah Sarjana Pendididkan Islam UIN Syarif


(55)

Hidayatullah, Jakarta (S.Pd.I)

Sumber : Hasil Wawancara dan Dokumentasi

Menjadi staf pada kegiatan pesantren mingguan memang diperlukan alasan yang konkrit, karena berbagai cara seseorang dapat mengekspresikan pengalaman yang didapat untuk mengelolah kegiatan yang diadakan tersebut seperti staf pesantren mingguan ini yang sebelumnya adalah peserta yang akhirnya sekarang adalah staf atau pengajar. Alasan menjadi staf karena sebagian dari tujuan pesantren tunanetra yaitu untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan dan membantu mengajar merupakan hal yang mulia sehingga ini merupakan alasan menjadi staf karena kemampuan

dalam membaca Al Qur’an dapat dikatakan mahir.2

Menjadi staf pesantren mingguan karena rasa saling membantu, karena membagi ilmu adalah sifat yang mulia dan karena bagian dari tujuan pesantren tunanera.

2). Latar belakang staf kegiatan pengadaan Al Quran Braille dan entry data buku-buku sumber ke Islaman, berdasarkan usia, jabatan dan pendidikan terakhir. Usia merupakan faktor produktifitasnya seseorang dalam menjalani suatu program. Sedangkan jabatan adalah suatu

2


(56)

kedudukan yang disandang atau didapat karena sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Staf program pengadaan Al Quran Braille dan entry data sumber ke Islaman terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu dapat dilihat pada tabel.

TABEL. 3

DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE DAN

ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN

NO NAMA USIA JABATAN PENDIDIKAN

TERAKHIR

1 Ade Ismail 28 Tahun

Seksi

Pengembangan Al

Qur’an Braille

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

2 A. Wahyudi 25 Tahun

Pengurus Amd. Manajemen Informatika Sumber : Hasil Wawancara

Staf pada pengadaan Al Quran Braille dan data buku-buku sumber ke Islaman, mereka staf yang memilik kualitas dan pendidikan yang sesuai

dengan bidangnya. Pada kualifikasi staf pengadaan Al Qur’an Braille serta

entry bukuk-buku sumber ke Islaman. Memiliki pendidikan terakhir yang tertera diatas merupakan aspek yang sesuai dengan program yang dijalankan, dapat dilihat bahwa staf pada program kegiatan pengadaan Al

Qur’an Braille merupakan staf yang berkualitas dan memiliki potensi

sesuai dengan bidangnya.

Staf pada pengadaan Al Qur’an Braille serta entry buku-buku sumber ke Islaman. Karena Al Qur’an Braille dengan system komputerisasi hanya yayasan Raudlatul Makfufin yang memiliki hak


(57)

paten, sesungguhnya pengerjaan Braille ini tidaklah sulit karena yayasan menggunakan system komputerisasi modern memang sesuai bidang yang mereka miliki sedangkan kesulitan terletak pada teman-teman tunanetra yang baru belajar, kesulitan terletak pada perabaan.3

Alasan mereka tentunya terletak pada potensi yang dimiliki karena, sesuai yang tertera pada tabel latar belakang staf yaitu pendidikan terakhir merupakan kemudahan mereka untuk menjalani program pengadaan Al

Qur’an Braille ini yang sesuai dengan bidang mereka sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam pengerjaan Al Qur’an Braille ini. Sedangkan kesulitan terletaak pada tunanetra yang baru belajar untuk pencetakan Braille.

Berikut ini adalah tabel daftar buku-buku Braille siap cetak. Yang

dihasilkan oleh kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry sumber buku-buku ke Islaman.

TABEL . 4

DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP CETAK

No Nama Buku Halaman

1 Al Qur'an Braille 2996

2 Risalah Tuntunan Sholat 216

3 Fiqh Islam 1680

4 Kitab Nahwu Jurumiyah 178

5 Kamus Mahmud Yunus 1536

6 Hadist Arbain an Nawawiyah 82

7 Rawy lengkap 262

3


(58)

8 Do'a-do'a Pilihan 162

9 150 Hadist Pilihan 136

10 Tajwid 60

11 Iqra Braille 62

Sub total Halaman 7370

Sumber : Dokumentasi 3). Latar belakang staf program Training Leadership

Staf untuk program ini adalah orang-orang yang terkait pada program ini yaitu para donatur (pemda masing masing daerah atau donatur yang tidak tetap), lembaga ketunanetraan di wilayah masing-masing dan Pemda setempat dan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu pengurus yayasan Raudlatul Makfufin.

4). Latar belakang staf program Perpustakaan Braille

Pada program ini dibagi dalam 2 (dua) tahap, tahap pertama yaitu rekruitmen tenaga pembraillean (staf pembraillean) untuk buku-buku agama Islam yang memuat tulisan arab Braille. Karena relative sulitnya bahan pembraillean, maka reikrutmen staf pembraillean harus memenuhi kualifikasi, yaitu memiliki pengetahuan dasar tata bahasa Arab dan kaidah penulisan Arab Imla’I, memiliki pengetahuan dasar pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin.

Tahap ke 2(dua) yaitu entry data bahwa target untuk hasil dari pembraille buku itu dapat dicapai 5 buku perbulan dengan jumlah halaman per buku kurang lebih 400 lembar dan dikerjakan oleh 5 orang staf entry data. dan program ini lebih mempermudah lagi dengan adanya KEBIL (Komunitas Elektronik Braille Indonesia) ketika tunanetra membutuhkan buku-buku bacaan tinggal klik saja, ada softwarenya ada


(59)

hardwarenya. Sehingga tunanetra diluar daerah Jakarta ketika membutuhkan buku-buku ke Islaman tidak perlu berkunjung ke yayasan cukup hanya tinggal copy saja, dan print outnya tentu huruf Braille. c. Tujuan Program

Program pesantren tunanetra adalah program yang memiliki

kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry

data sumber buku-buku ke Agamaan. Kedua kegiatan ini memiliki tujuan meningkatkan kemampuan tunanetra dalam menjalani kehidupannya, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra. Disamping memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tetapi

diberikan juga keterampilan dalam mencetak Alqur’an dan buku-buku

sumber ke agamaan Braille, sehingga pengadaan Alqur’an Braille ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan tujuan dari program yang dicanangkan adalah menciptakan kader-kader tunanetra yang berkualitas dengan potensi yang dimilikinya.

Bentuk program yayasan pesantren tunanetra dengan kegiatan pesantren mingguan dan program-program yang dicanangkan adalah bentuk meningkatkan potensi diri kaum tunanetra. Karena untuk meningkatkan suatu potensi diri harus didukung oleh lingkungan pergaulan dan sosial sehingga terbentuklah prilaku yang dapat meningkatnya potensi diri seseorang, sehingga dengan potensi yang di


(60)

salurkan itu dapat menjadikan kaum tunanetra tidak lagi dipandang sebelah mata karena kekurang fisiknya, tetapi dibalik kekurangan fisik terdapat kelebihan yang sama dengan orang normal lainnya. Dan masyarakat memberikan apresiasi kepada kaum tunanetra karena potensi yang dimiliki. Program ini sebuah wadah yang dibentuk oleh yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi yang ada pada kaum tunanetra

2. Evaluasi proses

Pada evaluasi proses ini penulis memfokuskan diri pada aktifitas yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan program.

Program yayasan Raudlatul Makfufin memiliki program pesantren tunanetra dengan kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data sumber buku ke Islaman, dan program yang dicanangkan yaitu Training Leadership dan Perpustakaan Braille. Program pesantren tunanetra dengan Kegiatan pesantren mingguan berjalan sesuai dengan jadwalnya yaitu setiap hari minggu pada pukul 09.00 s/d 12.00, dengan materi Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih (ibadah dan muamalah), Akhlaq. Sesungguhnya program pesantren tunanetra diprioritaskan untuk mahasiswa atau pelajar tetapi untuk kegiatan pesantren mingguan di buka untuk umum, tidak hanya pelajar atau mahasiswa. Kegaiatan pesantren mingguan dilaksanakan di masjid Al-Ikhlas Cireunde,


(61)

Pondok Cabe Karena tempat yang strategi untuk tunanetra berkegiatan disana.

Pada kegiatan pengadaan Al-Qur’an Braille serta entry data buku sumber Ke Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille dan jika adanya pembiayaan (donatur) untuk melakukan pembraillean buku-buku sumber ke Islaman. Sedangkan program yang dicanangkan adalah perpustakaan Braille dan Training Leadership program ini merupakan pengembangan kegiatan yayasan yang sudah berjalan yaitu pesantren mingguan dan pengadaan Al-Qur’an braille.

Perpustakaan Braille dilaksanakan di yayasan, karena saran prasana untuk menjalankan program ini sudah mendukung seperti mesin ketik manual maupun modern, dengan komputerisasi tersedia,beserta print khusus huruf Braille dan gedung yang sangat layak untuk dijadikannya sebuah perpustakaan yang nyaman. Sehingga, tentunya kegiatan ini dilakukan di yayasan.

Program ini dibutuhkan rekruitmen tenaga (staf) dan entry data, pada rekruitmen staf pembraille buku agama adalah untuk pembuatan buku-buku agama Islam (yang memuat tulisan Arab Braille). Sehingga rekruitmen calon staf harus memenuhi kualifikasi yaitu, memiliki pengetahuan dasar tata bahasa

arab dan kaidah penulisan Arab imla’I, memiliki pengetahuan dasar

pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin. Sedangkan untuk entry data targetnya adalah 5 (lima) buku perbulan dengan jumlah halaman per buku kurang lebih 400 lembar yang dikerjakan oleh 5 orang staf entry data. Program perpustakaan Braille ini tentunya sangat diperlukan oleh kaum


(62)

tunanetra dalam mencari referensi buku-buku ke Islaman. Untuk pendanaan, yayasan mengundang berbagai pihak untuk ikut berpartisipasi dalam terselenggaranya program ini, mengingat rata-rata tunanetra hidup dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Sedangkan pada program Training Leadership ini sasaran atau kliennya adalah tunanetra yang memliki dasar pengetahuan tentang Arab Braille, wakil tunananetra dari setiap wilayah Kabupaten/Kotamadya di Indonesia. Pada tahap awal jumlah peserta adalah 20 orang yang diharapkan berasal dari wilayah Tangerang Selatan (provinsi Banten), Jabodetabek, (Kalimantan Timur) dan Sulawesi Selatan. Karena daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan tunanetra yang cukup dinamis. Program ini dilaksanakan dengan jangka waktu 1(satu) tahun, yang dibagi dalam 2(dua)

tahap, yaitu teori dan praktek. Dengan materi yaitu baca tulis Al Qur’an

Braille (tajwid dan fashohah), pendalam agama, kepemimpinan dan manajerial, Bahasa Inggris dan komputer bicara. Tujuan program ini menjadikan motivator dan innovator di kalangan tunanetra khususnya dan masyarakat luas pada umumnya di daerah masing-masing, mengembangkan

kemampuan dalam baca tulis Al Qur’an Braille pengetahuan agama di daerah

asalnya, sehingga pemerintah daerah setempat tidak perlu mencari SDM dari luar daerah karena sudah memiliki SDM berkualitas yang sudah terlatih di yayasan. Untuk perekrutan peserta program Training Leadrship ini yaitu bekerja sama dengan lembaga ketunanetraan di wilayah masing-masing dan


(63)

Pemda setempat. Untuk pendanaan diharapkan berasal dari Pemda masing-masing daerah dan donatur lain yang bersifat tidak mengikat.

Dalam setiap kegiatannya, yayasan Raudlatul Makfufin selalu mementingkan adanya partisipasi masyarakat agar mereka mempunyai rasa memiliki terhadap program yang dijalankan. Namun, dalam rangka upaya meningkatkan potensi diri kaum tunanetra adalah merupakan agenda besar yayasan yang tidak bisa ditunda dan merupakan visi dan tujuan yayasan. Maka kata kunci meningkatkan potensi kaum tunanetra adalah menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan, menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman dan penyiapan tenaga pelaksana yang professional, menyelenggarakan kursus keterampilan usaha, dan mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan. Dimana dengan pola ini menjadi formula yayasan Raudlatul Makfufin dalam upaya menjadikan kemampuan kaum tunanetra dapat diterima di msayarakat.

3. Evaluasi output

Evaluasi output merupakan suatu cara untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan, bahwa evaluasi hasil diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overall input) dari suatu program terhadap penerima layanan (recipients), sehingga penulis menganalisis melalui :


(64)

a. Pencapaian hasil program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra

Program pesantren tunanetra merupakan program yang pencapaiannya dapat dikatakan berhasil karena dari program itu terdapat dua kegiatan yaitu pesantren mingguan yang selalu diadakan pada hari mingguan, kegiatan ini tidak diadakan di Yayasan Raudlatul Makfufin tetapi diadakan dimasjid Al-Ikhlas Cireunde, Pondok Cabe. Sehingga memudahkan tunanetra untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan lokasi yang strategis.

Kegiatan kedua yang berhasil hingga sekarang yaitu kegiatan

kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data buku sumber Ke

Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille dan jika adanya pembiayaan (donatur) untuk melakukan pembraillean buku-buku sumber ke Islaman. Pada pencapaian program yang dicananangkan oleh yayasan Raudlatul Makfufin yatiu program Training Leadership dan perpustakan Braille, hinggga saat ini pencapaian hasil program tersebut belum dapat terealisasikan oleh para peserta pesantren yayasan Raudlatul Makfufin.

b. Keberlanjutan program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra

Pada program pesantren tunanetra yaitu kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille akan tetap dilaksanakan oleh yayasan Karena kegiatan ini merupakan wadah tunanetra dalam


(1)

Nama : M. Noval Anif

TTL : Jakarta, 25 Januari 1997

Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus) Jabatan : peserta pesantren mingguan

Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011

P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini? J : Sama dengan Nurul, Cuma ikut-ikutan aja baru bulan ini mulai ikut P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program

yayasan?

J : Gak ada kendala kalo kegiatan mingguan, tapi kalau yayasan saya belum tahu

P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda miliki?

J : Sesuai, Karena saya pengen mendalami membaca Al Qur’an apa lagi bisa di lagu-laguin gitu bacanya.

P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?

J : Saya, tidak penerima Braille, karena sudah punya P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan? J : Biar program-programnya lebih menarik lagi.

Tangerang, 26 Mei 2011

Penulis Peserta YARFIN

Siti Novita Sari M. Noval Anif

LAMPIRAN 14

Transkip Wawancara Nama : A. Mustahim


(2)

Status : Mahasiswa (UNINDAR) Jabatan : peserta pesantren mingguan Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011

P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini? J : Sayakan mulai ikut tahun 2009, terus ingin belajar Al Qur’an terus

menjalin silahturahmi, bersosialisasi banyak teman

P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program yayasan?

J : Kendala ditransportasi menuju ke yayasan , akses yang jauh tapi kalau kegiatan pesantren mingguan tidak ada kendala

P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda miliki?

J : Program yayasan merupakan penyaluran potensi yang saya miliki yaitu Qori, saya ingin dapat lebih mengasah potensi saya agar benar-benar dapat menjadi Qori

P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?

J : Saya memang tidak mengajukan menjadi penerima Al Qur’an Braille waulupun saya sudah lama menjadi peserta karena saya sudah memiliki Al Qur’an Braille dari sekolah, ya pikir saya tidak mengajukan, lebih baik diberikan kepada teman-teman yang belum dapat

P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?

J : harapan saya agar program lebih dikembangkan dan ditingkatkan, berupaya untuk menarik tunanetra biar lebih semangat.

Tangerang, 26 Mei 2011

Penulis Peserta YARFIN

Siti Novita Sari A. Mustahim

LAMPIRAN 15


(3)

Ketua Umum Yayasan Raudlatul Makfufin

Drs. Nur Kholiq, SQ.

PEMBINA KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM BENDAHARA UMUM SEKRETARIS I BENDAHARA I KABID.SUMBER DAYA ORGANISASI KABID. KESEJAHTERAAN UMAT KABID. PENDIDIKAN DAN DAKWAH SEKSI KESEHATAN SEKSI BANTUAN SOSIAL SEKSI KERUMAH TANGGAN SEKSI PENGEMBANGAN ALQUR’AN BRAILLE SEKSI DAKWAH SEKSI PENDIDIKAN


(4)

(5)

LAMPIRAN 24

PRINTER BRAILLE DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI

1 SET AL QUR’AN BRAILLE TERBITAN YAYASAN RAUDLATUL

MAKFUFIN


(6)

LAMPIRAN 25

PERLOMBAAN MARAWIS