Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin
Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini
didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi
lokasinya dengan
kampus UIN
Syarif Hidayatullah,
Universitas Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik
yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa
anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan. Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan.
Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya
transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 lima orang normal
hanya 1 satu Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang
sangat minim.
3
Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah : 1.
Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu pengetahuan
2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan media rehabilitasi
mental yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.
3
Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21 Maret 2011
3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian
masyarakat 4.
Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama
yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.
4
Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar
selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni
yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan
bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para
penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra,
Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa
itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.
5