Penggolongan Morfem Landasan Teoretis

6. Cerpen

Cerpen merupakan kependekan dari cerita pendek. Cerpen merupakan bentuk prosa rekaan yang pendek. Pendek di sini masih mempersyaratkan adanya keutuhan cerita, bukan asal sedikit halaman. 33 Cerpen masih bisa dibagi lagi menjadi cerpen yang panjang cerpenpan dan cerpen yang pendek, biasa disebut cerita mini misalnya “Cermin” di majalah Gadis. Cerpen yang panjang bisa kita temui, antara lain, dalam karya Budi Dharma yang berjudul “Foto” 42 halaman dan “Kritikus Adinan” 56 halaman. Cerita mini biasanya terdiri atas satu halam atau kurang dari itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996: 186, cerpen diartikan sebagai kisahan pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi pada suatu ketika. 34

7. Unsur-unsur Cerpen

Dalam karya sastra seperti cerpen, tentu tak lepas dari unsur intrinsik dan ektrinsik. Unsur intrinsik intrinsic adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. 35 Unsur ekstrinsik extrinsic adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. 36 Berikut ini adalah unsur intriksik yang ada di dalam cerita : a. Tema Tema theme, menurut Stanton dan Kenny adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita 37 b. Plot Menurut Stanton, plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab aklibat, 33 Wahyudi siswanto, Pengantar Teori Sastra, Malang: Grasindo, 2008, hlm. 141. 34 Ibid. hlm. 142 35 Burhan Nurgiantoro. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Dadjah Mada University Press, 2005, hlm.23, cet, ke-5 36 Ibid. hlm. 23 37 Ibid, hlm. 67 peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peritiwa yang lain. 38 c. Tokoh Penokohan Tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan sering disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. 39 d. Latar Menurut Abrams, Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan. 40 e. Sudut Pandang Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakkan gagasan dan ceitanya. 41 f. Bahasa Bahasa dalam seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan unsure bahan, alat, dan sarana, yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang mengandung “nilai lebih” daripada sekedar bahannya itu sendiri. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. 42

8. Ciri-ciri Cerpen

Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut 43 a. Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel 38 Burhan Nurgiantoro. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Dadjah Mada University Press, 2005, hlm.113, cet, ke-5 39 Ibid. hlm.165, cet, ke-5 40 Ibid. hlm.. 216, cet, ke-5 41 Ibid. hlm. 248 42 Ibid. hlm. 272 43 http:koffieenco.blogspot.com201302pengertian-dan-ciri-ciri-cerpen.html. sabtu, 22 Maret 2014. 10.56 WIB b. Kurang dari 10.0000 kata c. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain. d. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakuknya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja. e. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya saja. f. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya. g. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat. h. Sanggup meninggalkan kesan mendalam dan mampu meninggalkan efek pada perasaan pembaca. i. Beralur tunggal dan lurus. j. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai morfologi pernah dilakukan oleh Suyatno dengan judul, “Proses Morfologis Morfem Dasar Terikat Bahasa Indonesia ” dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro 2009. Dalam penelitiannya, Proses afiksasi memunculkan gejala yang disebut morfofonemik, yaitu perubahan fonem pada awal morfem akibat pertemuan dengan morfem lain. Kaidah morfofonemik reduplikasi yang berkombinasi dengan afiksasi terdapat tiga kaidah, yaitu: kaidah peluluhan fonem, kaidah pemunculan fonem, dan kaidah pergeseran fonem. Selain itu jenis morfem dasar terikat bahasa Indonesia ternyata sangat produktif dan terus mengalami perkembangan. Hal ini tentu saja semakin memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Penelitian mengenai morfologi juga pernah dilakukan oleh Oleh Nurmalia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Dengan judul Analisis Kesalahan Morfologi di Majalah Hai Edisi Juli

Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Peluan Siswa Kelas XI IPA 5 Dan 6 SMAN 2 JEMBER Tahun Ajaran 2006/2007

0 4 72

Analisis Kesalahan Kala dan Tonda Baca dalam Surat Lamaran Pekerjaan Siswa Kelas I Semester 1 SMK Trunojoya Tahun Ajaran 2000/2001

0 21 58

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan dengan Penerapan Metode Permainan Susun Gambar Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tangerang Selatan

0 8 93

Analisis Kesalahan Morfologi Dalam Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas Vii Semester 2 Di Mtsn Tangerang Ii Pamulang Tahun Ajaran 2012/2013

0 8 253

Perbandingan Kemampuan Menulis Puisi Antara Siswa Boarding School Dan Siswa Sekolah Umum (Studi Kasus Di Kelas Vii Smp Khadijah Islamic School Jakarta Selatan Dan Siswa Kelas Vii Mts Cendekia Muslim Bogor) Tahun Pelajaran 2013-2014

2 9 89

Implementasi Program Kelas Peminatan Di Mts Negeri Tangerang Ii Pamulang

4 53 126

Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013

15 124 136

Analisis Kesalahan Penggunaan Kosakata Pada Karangan Narasi Siswa Yang Berlatar Belakang Bahasa Betawi Kelas Vii Mts Negeri Parung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

0 8 114

Pengaruh Metode Menulis Berantai terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014

4 14 159

Analisis Kesalahan Penerapan Tanda Baca dalam Cerpen Siswa Kelas VIII SMP Dua Mei Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

4 15 103