kontruksi frasa berunsur kata benda dan kata kerja, ia mempunyai dua kemungkinan fungsi, yaitu fungsi predikat dan fungsi atribut.
Fungsi predikat di sini yang bisa disisipi akan, telah, sedang sedangkan fungsi atribut yang bisa disisipi bentuk yang atau tidak.
Konstruksi meja makan akan terdengar aneh jika disisipi bentuk- bentuk yang menyatakan aspek akantelahsedang, begitu juga
bentuk yang dan tidak. Konstruksi Nia makan adalah bentuk frasa, karena bisa disisipi kata akantelahsedang. Sedangkan konstruksi
meja makan adalah bentuk majemuk. Dari pemaparan proses morfologis di atas sudah jelas, bahwa
proses itu meliputi proses Afiks afiksasi, proses pengulangan reduplikasi, dan proses penajemukan komposisi. Namun, dalam
penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada proses afiks afiksasi.
4. Penggolongan Morfem
Menurut Sutarna, Morfem lebih menunjuk pada ciri bentuk dan arti yang dimiliki oleh satuan gramatik terkecil.
19
Menurut Kridalaksana, morfem sebagai satuan lingual satuan bahasa terkecil yang maknanya
relative stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
20
Dan menurut Masnur Muslich, morfem adalah bentuk- bentuk berulang yang paling kecil beserta artinya.
21
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa morfem adalah kajian
Morfologi yang menitikberatkan pada bentuk gramatik terkecil yang memiliki makna dan berulang. Jika dilihat dari cirinya morfem sering
muncul berulang-ulang seperti kata di-, ke, kata dasar, dll.
19
Sutarna, Morfologi Bahasa Indonesia, Jartata: Universitas terbuka, 2007, hlm. 1.35
20
Sutarna, dkk, Morfologi Bahasa Indonesia, Jartata: Universitas terbuka, 1999, hlm.1.27
21
Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Angkasa, hlm. 3
Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria. Antara lain berdasarkan kebebasannya,
keutuhannya, dan maknanya.
22
a. Morfem bebas dan morfem terikat
Morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam ujaran. Misalnya bawa,
simpan, maju, dll. Morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam
ujaran. Semua imbuhan afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat.
23
b. Morfem utuh dan morfem terbagi
Klasifikasi morfem atas morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem tersebut,
yaitu apakah merupakan satu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi, karena
disisipi morfem lain.
24
Contoh morfem utuh ialah kata laut, meja, dan morfem terikat, sedangkan morfem terbagi adalah
sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian yang terpisah, satu di awal dan satu di belakang.
25
misalnya ke--an, per--an, dll.
c. Morfem segmental dan suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem lari, kah, kali,
dan ter. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah
morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental.
26
22
Alek, linguistik Umum, Jakarta: FITK Press UIN Jakarta, 2009, hlm. 60
23
Ibid.hlm. 60-61
24
Ibid. hlm. 62
25
Ibid. hlm. 62
26
Ibid. hlm . 62-63
Dalam bahasa Babah misalnya ada kata botar tekanan pada suku pertama, artinya “putih” di samping bentuk botar
tekanan pada suku kedua artinya “darah. Di sini unsur
segmental kedua bentuk itu sama yaitu b, o, t, a, r sedang unsur suprasegmentalnya adalah tekanan.
5. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang sesudah menguasai keterampilan
menyimak, berbicara, dan membaca.
27
Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan
dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
28
Definisi lain mengatakan, Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat tulis atau medianya.
29
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
30
Selain itu menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
31
Alek mengatakan, menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan aksara.
32
Jadi, menulis adalah kegiatan berkomunikasi yang dilakukan secara tertulis untuk menyampaikan suatu pesan.
27
Kundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Teori dan Aplikasi, Bandung: Karya Putra Darwati, 2012, hlm. 96
28
Nurudin, Dasar-Dasar Penulisan, Malang: UMM press,2010, hlm. 4
29
Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, hlm. 1.3
30
Sabarti Alkhadiah,dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas terbuka, 2007, hlm. 1.3
31
Henry Guntur tarigan, Menulis, Bandung: Angkasa, 2008, hlm. 3
32
Alek dan Achmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, Jakarta: FITK press, hlm.66.